Seorang mafia terkenal seantero negeri Leo Sukma Atmaja, harus mendekam di jeruji besi untuk tindakan yang sama sekali tidak dirinya perbuat.
Leo dan Sky harus mendekam di sel karena seseorang telah menuduh Leo sebagai pelaku pembunuh pria kelahiran Kanada, yang bernama Steven.
"Kau adalah mafia terkenal, sedangkan aku anak dari bos mafia, lalu kenapa kita berdua harus mendekam di penjara seperti ini? Entah kapan kita akan bebas?" gerutu Sky, yang duduk tepat di samping Leo.
"Bukankah koneksimu banyak. Mengapa kau tidak menghubungi semua koneksi yang kau punya di negara ini, agar kita bisa terbebas dari penjara ini," imbuhnya menambahkan.
Leo masih diam dengan gaya khasnya.
"Bicaralah Leo. Kau ini pelit sekali dalam hal berkata. Bagaimana bisa kau tetap diam, sedangkan kita terjebak dalam masalah besar seperti ini, semuanya gara-gara pramugari itu," katanya kembali.
Jika Sky yang banyak protes dan mengeluh, lain halnya dengan Leo yang tetap diam dengan pelit berkata, seperti yang Sky katakan.
"Lagi pula bagaimana bisa, seseorang menjadi tertuduh hanya karena dia masuk ke dalam kamar kecil? Pramugari itu apa tidak melihat gaya kita yang keren ini? Wajah-wajah tampan seperti ini apa pantas disebut sebagai penjahat?"
Kata-katanya semakin menjadi. Leo sampai pusing mendengar setiap celotehan dadi Sky yang panjang seperti jalur kereta.
"Dan aku …."
"Cukup Sky!" potongnya.
"Aku tidak ingin mendengar lagi perkataanmu yang hanya bisa mengeluh saja. Sebaiknya kau simpan kata-katamu itu untuk nanti," kata Leo menahan Sky agar tidak lagi mengoceh.
Sky pun diam. Tidak ada keluhan apa-apa darinya. Leo sendiri sudah paham betul bagaimana sifat Sky tersebut.
"Tapi, Leo masih ada hal yang tidak aku mengerti sampai sekarang?" kembali Sky berkata.
"Apa?" singkat Leo.
"Siapa pelaku sebenarnya?" ulang lagi Sky.
"Kemungkinan salah satu penumpang pesawat itu juga."
"Bagaimana bisa kau bisa berpikir bahwa pelaku sebenarnya adalah orang yang berada satu pesawat dengan kita? Bisa saja kan pramugari atau petugas lainnya. Atau memang kau adalah pelakunya, Leo?" baliknya menuduh.
Sky juga masih mencurigai Leo, meskipun Leo sudah menjelaskan bahwa dirinya tidak bersalah. Namun, bukti yang kuat belum memberatkan Leo tidak bersalah.
"Kau pikir aku orang yang serendah itu? Membunuh seseorang tanpa sebab!"
"Mungkin saja. Sebab aku perhatikan dirimu tenang-tenang saja. Setahuku kau bukan orang yang tenang."
Mereka sudah saling mengenal sejak lama. Entah dari kapan, yang pasti baik Leo maupun Sky sudah sama-sama saling mengenal satu sama lain.
"Terserah kau ingin percaya atau tidak, yang pasti pembunuhnya adalah orang lain. Karena bukan tidak mungkin pria itu sudah diawasi sejak awal."
Leo bertutur ada orang dalam yang sengaja mengincar nyawa Steven. Sky yang tersentak dan ingin tahu lebih dalam.
"Apa maksudmu? Jadi selama di dalam pesawat pria itu sudah diawasi?"
"Ya, bukan tidak mungkin pria itu telah diawasi bahkan sebelum naik ke dalam pesawat," jelas Leo menerangkan.
Praduganya tidak pernah salah. Sky pun tahu dengan jelas Leo orang yang seperti apa. IQ-nya di atas rata-rata orang biasa.
"Jelaskan kepadaku apa yang diketahui? Sejak awal aku sudah menanti penjelasanmu ini," ungkap Leo.
"Kau saja yang tidak tahu. Sejak awal aku sudah memiliki firasat buruk ketika bertabrakan dengan orang itu," beber Leo.
Membuat penasaran. Sky menyimak setiap inci kata dari temannya tersebut.
Layaknya seorang detective, Leo memang bukan manusia biasa. Dia akan dengan mudah menemukan hal-hal yang terkecil sekalipun.
"Pertama aku berpapasan dengan seorang pria berjaket hitam sebelum masuk pesawat," jelas Leo.
"Maaf 'kan aku tuan," ujar pria itu ketika tidak sengaja berpapasan dengan Leo.
Dia pergi begitu saja tanpa berkata apa-apa lagi. Sejak itu juga Leo langsung mencurigai orang tersebut.
"Lalu, apakah dia benar-benar pembunuhnya?" tanya Sky kembali, yang menyambung kisahnya.
"Aku tidak tahu dengan jelas, tetapi bisa saja dia yang memang membunuh Steven di kamar kecil. Dirinya masuk setelah aku pergi dari kamar kecil tersebut," duga Leo.
Kisahnya semakin menarik untuk dikupas. Sky menanti ini sejak awal. Dirinya sudah memancing Leo sejak tadi, namun tetap saja temannya itu tidak mau menangkap umpannya.
"Lalu, apa alasanmu pergi ke kamar kecil itu?"
"Alasanku satu, yaitu untuk memastikan bahwa barang haram itu adalah milik orang Kanada itu."
"Sebab bukan tidak mungkin dia dibunuh oleh teman, atau seseorang yang satu profesi dengannya," tebak Leo kembali.
"Kemungkinan seperti itu," tutup Leo menyudahi kisahnya.
Leo sudah menutup analisanya, dengan demikian Sky barulah percaya bahwa temannya memang bukan seorang pembunuh.
"Jujur saja, masih ada yang mengganjal di pikiranku. Mengapa pria itu dibunuh, dan apa penyebab dirinya dibunuh?" ungkap Sky penasaran.
"Entah," singkat Leo tak ingin banyak bicara lagi.
Jika demikian seperti itu, maka pelakunya saat ini masih berkeliaran bebas di luaran sana.
Dirinya yang melakukan kejahatan, tetapi orang lain yang harus menerima hukuman atas perbuatannya.
Leo dan Sky hanya bisa duduk dan menunggu. Mereka tidak dapat berbuat apa-apa, karena polisi masih memeriksa kepemilikan barang haram tersebut.
****
Satu jam kemudian. Salah seorang petugas mendatangi Leo dan Sky.
"Silahkan tuan-tuan keluar," kata petugas tersebut.
Leo dan Sky tampak senang karena hasil yang mereka nanti sudah keluar.
"Silahkan!" ajak polisi tersebut, setelah jeruji besi yang membelenggu Sky dan Leo terbuka.
Mereka berdua mengikuti arahan dari petugas tersebut.
Entah ini kebetulan atau memang disengaja. Di sana sudah ada salah satu teman dari Leo.
"Tuan Leo," kata pria itu memberi hormat kepada Leo.
Namanya adalah Naga. Dia salah satu mafia yang memang bertugas di Amerika.
"Bagaimana bisa kau ada di tempat ini?" tanya Leo.
Dia menyunggingkan bibirnya. Tatapannya pula tidak seperti kebanyakan orang ketika bertemu dengan temannya.
"Siapa dia?" tanya Sky yang memang pertama kali bertemu dengan Naga.
"Dia Naga. Namanya adalah Indragana Prayoga."
Leo mengenalkannya kepada Sky, dan Naga pun memberi hormat pula kepada Sky.
"Tuan Sky," katanya.
Sky terkejut. Rupanya Naga mengenal dirinya, sedangkan dia sama sekali tidak mengenal orang yang bernama Naga tersebut.
"Bagaimana kau mengetahui namaku? Apa kau seorang mata-mata? Apakah Leo yang sudah memberitahukan namaku?"
Dia mendadak kesal ketika orang lain mengetahui namanya.
"Dasar bodoh. Dia adalah anak buah ayahmu. Jadi wajar saja dia mengenalmu. Payah," ejek Leo.
Sky pun berpikir, "Kau benar juga. Mengapa aku tidak berpikir kesana."
Naga pun tertawa dan begitu juga dengan Leo. Bukan bermaksud ingin mengejek, tetapi Leo memang payah di setiap kesempatannya.
Mereka berbincang, dan bertutur sapa bersama. Namun, orang-orang sekitar tidak ada yang memahami perbincangan mereka. Sebab mereka memakai bahasa Indonesia. Sedangkan yang disini memakai bahasa Inggris.
"Apa yang kau lakukan di kantor polisi ini?" Leo melemparkan pertanyaan kepada Naga, sebab dirinya tidak paham mengapa Naga mendadak hadir di kantor polisi
Lalu, apa tujuan Naga datang ke kepolisian?
Alibi apa yang akan membuat Leo terbebas dari jerat kasusnya?
Penasaran?
JANGAN LUPA BACA BAB SELANJUTNYA!