"Diberitahukan kepada seluruh penumpang dengan nomor tujuan Amerika dimohon untuk segera bersiap, dikarenakan pesawat akan lepas landas dalam beberapa saat lagi. Terima kasih."
Pesan pengumuman pun telah diperdengarkan. Leo dan Sky yang memang akan pergi ke Amerika, mulai bergerak menuju tempat pemeriksaan barang bawaan.
Sky dan Leo tampak tenang ketika mereka melewati gerbang pemeriksaan sinar X. Di sinilah para penumpang akan diperiksa dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Barang-barang bawaan tidak luput dari pemeriksaan para petugas.
"Silahkan tuan. Kalian aman," ujar salah seorang petugas bandara kepada Sky dan Leo.
"Terima kasih," kata keduanya dan melenggang pergi.
Tidak ada yang perlu mereka cemaskan, sebab tidak ada benda berbahaya yang masuk ke dalam koper mereka.
Keduanya segera pergi menuju lorong keberangkatan pesawat.
Bruk ….
Tanpa sengaja Leo menabrak seorang pria bertubuh gempal dengan memakai topi serta jaket kulit. Dan aroma parfum-nya pula sangat menyengat.
"Maaf tuan," kata pria itu kepada Leo. Namun, setelahnya dia pergi dengan menyembunyikan wajahnya agar tidak ada yang melihatnya.
Leo memperhatikan pria tersebut. Dirinya menaruh rasa curiga kepada orang tersebut.
"Mengapa dia berjalan berlawanan arah?" tanyanya yang bingung.
"Leo!" tegur Sky yang menepuk bahu Leo.
"Ya," singkatnya membalas.
"Kau sedang memperhatikan siapa? Siapa yang sedang kau cari?" tebak Sky membaca gerak-gerik Leo.
"Bukan apa-apa. Sudah lupakan saja. Kita harus cepat," tutur Leo mengajak Sky untuk pergi.
Meskipun demikian Leo masih melihat ke arah belakang. Entah kenapa dia merasa mengenal pria itu? Namun, di mana dia pernah melihat pria itu tidak tahu?
Mungkin hanya kebetulan. Pekiknya dan segera pergi.
Leo memutuskan untuk melupakannya. Lagi pula tugasnya bukan mencari tahu identitas pria itu. Sekarang menjadi tugasnya adalah ke Amerika.
15 menit kemudian. Akhirnya pesawat pun lepas landas juga.
Sky dan Leo telah berada di kelas ekonomi. Dengan beberapa penumpang lainnya.
Mereka duduk santai seraya menikmati kedamaian hidup yang telah lama mereka tidak dapat. Teruntuk Leo, yang selama satu bulan terakhir ini tidak pernah berlibur.
Dua jam sudah pesawat mengudara. Sampai detik ini masih terpantau aman. Para Pramugari pun sesekali menghampiri Leo dan Sky untuk menawarkan kepada mereka makanan dan minuman.
"Terima kasih." Sky mengambil minuman kaleng. Sedangkan Leo hanya diam dan menutupi wajahnya dengan saputangan.
"Ingin tidak?" tanya Sky menawarkan minuman kepada Leo.
"Hm, tidak, terima kasih," gumamnya yang tidak mau membuka penutup wajahnya.
"Baik terima kasih," ujar sopan Sky pada pramugari tersebut.
Pramugari cantik itu pergi ke kursi yang lain juga. Ketika dirinya dengan mendatangi salah satu kursi di belakang mendadak.
Bruk …..
Seseorang menabraknya.
"Hati-hati. Kau ingin membuatku terluka! Apa kau tidak memiliki mata?! Jika punya mata dipakai. Jangan hanya didiamkan saja!" ketus orang itu. Membentak dan memarahi pramugari yang memiliki nama Stevi itu.
Dia terlihat kesal, marah dan tidak menyukai pelayanan dari pramugari tersebut.
"Maafkan saya tuan. Saya tidak bermaksud untuk menabrak tuan," katanya menyesal.
Dirinya sangat menyesal karena sudah membuat salah satu penumpangnya marah. Tidak ada yang dirinya dapat lakukan kecuali tertunduk dan menerima semua caci maki pria tersebut.
"Sudah pergi sana!" bentak pria itu dan dia berjalan meninggalkan kursinya.
Namun, ada hal yang pria itu lupakan setelah dia bertabrakan dengan pramugari tersebut.
Leo melihat salah satu barang pria yang tadi marah-marah itu yang tercecer di lantai.
Leo mengambil benda yang seperti korek api gas tersebut.
"Ada apa denganmu?" tanya Sky yang curiga dengan gerak-gerik Leo.
"Aku menemukan ini. Benda ini adalah milik pria yang tadi," kata Leo menjelaskan.
"Yang benar saja. Ah, tidak mungkin."
Sky boleh saja mengelak dan tidak mempercayai hal tersebut, akan tetapi lain dengan Leo.
Dia mencoba menyalakan korek api tersebut. Ketika dicoba tidak mau menyala.
Leo dan Sky dibuat bingung dengan korek gas yang tidak kunjung mau menyala juga.
"Bagaimana kita membukanya saja?" usul Leo dengan sangat baik.
Jika bagian luarnya terbuka, bukan tampan tidak mungkin akan terlihat isi dalamnya. Dibulah bagian penutupnya.
Jeng, jeng, jeng.
Kedua raut wajah mereka berubah drastis, "Ini barang haram," sebut Sky yang ingin mengeluarkan suara besar.
"Pelankan suaramu!" perintah Leo.
Sky segera menutup mulutnya. Dengan suaranya yang tinggi kemungkinan orang-orang sekitar akan mendengarnya.
"Apakah ini benar barang haram?" tanya Sky.
Leo sedang menganalisa. Dari bentuk, rupa dan baunya ini memang barang haram (Narkoba dan semacamnya) akan tetapi, Leo belum bisa memastikan jenis dari benda tersebut.
"Apa ini milik pria yang tadi itu?" tebak Sky.
"Ya," balas Leo tanpa ragu.
Leo pun memilih untuk pergi, "Ingin kemana kau?" Sky bertanya dengan segera.
"Ada yang harus aku selesaikan," singkat Leo tanpa berbalik ke belakang.
"Astaga, apa yang akan anak itu lakukan?" terka Sky. Dia pastinya tahu apa yang akan Leo perbuat.
****
Toilet pesawat. Pria yang sebelumnya bercekcok dengan salah satu pramugari itu tengah berada di dalam sana.
Dia sedang membasuh wajahnya dan bercermin. Dan saat bersamaan.
Krek ….
Pintunya terbuka. Dia terkejut ketika ada seseorang yang masuk ke dalam sana. Orang itu bukan lain adalah Leo.
"Siapa kau? Bagaimana bisa kau masuk ke dalam?" tanya heran pria itu.
"Oh, maaf tuan. Diriku tidak tahu jika tuan sedang ada di dalam," balas Leo menyesal.
Namun, pria itu tidak mempercayai perkataan Leo. Dia menaruh curiga kepada pemuda yang main masuk ke dalam toilet tanpa izin.
Tangannya mencoba meraba sesuatu di saku celananya. Leo memperhatikan gerakan tangan tersebut.
"Siapa kau?"
SET ….
Pria itu menodongkan pistol di kepala Leo. Sedangkan pemuda itu tidak mau kalah juga.
Leo menarik tangan pria tersebut. Dengan bersamaan dia memutar tangan pria itu sampai ke belakang dan menguncinya bersama dengan pistol yang ada di tangannya.
"Siapa kau?" Pria itu mencoba melawan, namun dirinya tidak bisa melakukan perlawanan terhadap Leo.
"Benda ini apakah milik tuan?"
Leo menunjukan penemuannya di depan pria itu. Pria tersebut tertegun. Benda itu memang benar miliknya, hanya saja dia tidak mau mengakuinya.
"Baik, jika tuan tidak ingin mengakuinya." Leo melepaskan perlawanannya dan melenggang pergi tanpa berbasa-basi.
Meskipun dia sudah pergi, tetap benda itu masih di tangannya.
"Sungguh kuat tenaga pemuda itu," keluhnya dengan menggosok-gosok lehernya yang terasa sakit.
Leo pun melupakan semua yang terjadi di toilet. Sedangkan barang haram tadi dirinya simpan di saku celananya.
Sementara itu. Setelah Leo keluar dari toilet, pria lain pun masuk ke dalam sana. Meskipun sudah terkunci, tetap saja pria bertopi hitam itu dapat masuk ke sana.
Seseorang yang masih di dalamnya seketika terkejut.
"K-a-u."
Tubuhnya bergetar seketika itu juga. Dia gugup ketika ada yang masuk ke dalam sana.
"Jangan."
"Jangan."
"Jangan."
Beberapa kali dia memohon. Meminta di bawah tekanan.
Kemungkinan apa yang terjadi?
Penasaran?
****