Arga keluar dari kamarnya dan hendak mengunci pintu kamar. Suara milik seorang gadis yang sangat Arga kenal meneriakinya dari bawah. Nggak perlu lihat juga arga tau itu siapa, teh sila yang doyan banget pagi-pagi ribut dan cari masalah.
"Kebisaan banget sih lelet kalau berangkat sekolah"Teriaknya dari bawah sambil berkacak pinggang.
"Berisik lo! Kalau mau siaran tuh di masjid bukan di rumah. Gue pakek mobil sendiri berangkatnya"Kata arga berjalan santai di anak tangga.
"Oh yaudah, tumben. Biasanya lu males kalau di suruh nyetir"
"Ini semua demi spp"Ucapnya membuat sila mengkerutkan keningnya,"Spp?"
"Ho-oh"
"Mama mana?"Tanya Arga menatap ruang makan yang hanya ada Papa dan bang gara.
"lagi ambil sop di dapur "Sila menarik kursi dan duduk di samping gara.
"Pagi pah, pagi bang gara, pagi nenek sihir"Sapa Arga dengan senyum pagi dan semangat pagi. Kata arga ini adalah perjuangan penuh ekstra buat luluhin hati si angel biar nanti di kasih cuan.
"Pagi udang"Jawab sila dengan senyum manisnya.
"Apa maksud lo manggil gue udang??"Tanya Arga dengan wajah marah dan menantang.
"Kan otak lo kayak udang"Ledek sila.
"Lo ngatain gue udang berati lo juga ngehina Mama"
"Ya nggak lah. Mama sama lo itu beda, beda jauh malah"
Perdebatan antara Sila dan Arga selalu hadir di setiap mereka mau sarapan, terkadang basan hanya bisa diam saja dan cukup menggelengkan kepalanya. Melihat anak-anaknya yang selalu meributkan hal-hal spele.
Lina berjalan ke arah mereka sembari membawa sop ayam.
"Pusing mama denger kalian brantem terus setiap pagi"Lina duduk di samping Basan.
"Lagian arga duluan mah yang bikin teteh kesel"
"Nggak nyadar"Ketus Arga.
"Sil ini masih pagi, bisa nggak sih lo ngalah sama arga. Lo tau sendiri sikap arga gimana, susah di atur jadi mending lo diam aja"Tegur Gara.
"Iya,iya"
Akhirnya perdebatan selesai dan mereka semua sarapan dengan tenang. Arga mengambil roti selai kacang dan susu rasa vanila yang di buat sama lina terkhusus untuk Arga. Biasanya arga kalau pagi itu jarang sarapan sama nasi, ia lebih ke makan Roti atau minum susu.
Arga bangkit berdiri, "Mah pah arga berangkat duluan ya"Kata Arga sembari mengambil sepotong roti di atas piring lalu mengigitnya.
Arga menyalimi tangan basan dan juga lina.
"Loh, nggak bareng Kakak kamu?" Tanya Lina.
"Nggak mah ada urusan sama temen soalnya"
"Palingan juga mau jemput angel"Tukas Sila.
"Bilang aja lo iri"Balas Arga.
Arga berlari sambil berteriak,"Teh ada kecoak di belakang lo"Katanya dan sontak membuat Sila yang lagi menikmati sarapan itu berteriak heboh sampai-sampai berdiri di atas kursi.
"Huwaaaa mana mana?"
"Hahaha, Canda"Kata arga meledek.
Sila turun dari kursi ia menghentakkan kakinya berkali-kali sambil memandang Arga kesal yang sudah keluar dari rumah.
Semuanya yang ada di ruang makan tertawa pelan sedikit tertahan. Apalagi, gara yang memandang sila hanya menggeleng-geleng saja.
"Mamah!"Rengek Sila, matanya sudah memerah ingin menangis. Setakut itu sila sama kecoak.
"Udah, udah nanti mama jewer si arga. ayo Habisin sarapan kamu, nanti telat sekolahnya"Ucap Lina lembut.
"Iya ma"
"Udah tau arga begitu masih aja lo percaya"Sila menoleh sinis ke arah Gara dan kembali melanjutkan sarapannya.
***
Arga membawa mobil sedan kesayangannya, kali ini ia mau menjemput angel untuk pergi ke sekolah bersama. mobilnya sudah terpakir di depan rumah halaman angel, seperti biasa arga turun dari mobil dan menunggunya di depan teras rumah angel.
[Arga] : Aku di luar
Setelah pesan arga terkirim beberapa saat kemudian angel keluar.
"Maaf ya sayang aku lama"Kata angel sambil menutup pintu.
Arga menggeleng sembari tersenyum, ia mengelus rambut angel dengan lembut.
"nggak papa kok cantik"Balas arga membuat pipi Angel merona
"Kamu hari ini cantik banget sih"Arga menoel pelan pipi angel,"Jadi suka"Katanya lagi.
"Arga juga ganteng banget"Balas Angel menatap lekat wajah arga.
"Kalau bukan karena spp, ogah gue begini"Batin Arga pelan memberikan senyum palsunya.
"Yaudah, berangkat yuk sayang nanti telat."
Arga menggengam lengan angel, kemudian membukakan pintu mobil untuknya. Arga sudah seperti layaknya seorang pangeran.
"Makasih ya sayang"Arga mengangguk mempersilahkan angel masuk dalam mobil," Lama banget sih! Tinggal masuk aja ribet"Batin Arga.
Arga langsung berlari ke samping dan membuka pintu mobilnya. Mobil arga meluncur meninggalkan kompleks rumah Angel.
Di dalam mobil hanya keheningan yang tercipta tidak ada yang membuka suara dari Arga maupun angel. Arga hanya fokus menyetir dan menatap lurus jalan raya sementara angel sedari tadi hanya asik memainkan ponsel di sosial medianya.
Arga menoleh ke arah Angel, ia masih memikirkan tentang bagaimana caranya dia mengatakan pada angel bahwa sekarang sedang lagi daruratnya. Arga lagi butuh uang buat bayar spp kalau sampai nungga pasti mama sama papa bakalan nanyain tentang kemana uang spp selama ini yang mereka kasih sama Arga. Nggak mungkin kan dia jawab udah habis buat beli PS terbaru.
"Sayang"Panggil Arga pelan.
"Hm"Sahutnya sembaru menoleh ke arah arga,"Kenapa sayang?"Tanyanya.
"Kamu sudah bayar spp bulan ini?Tanya arga yang hampir saja mendekati poin utamanya.
"Sudah, emangnya kenapa?"Arga menggeleng sambil terkekeh,"Hehe, nggak papa"Jawab arga cepat dan kembali fokus menyetir
"Kalau kamu sendiri gimana?"Tanya Angel balik.
"Be-belum"Jawab arga gugup.
"Kamu belum bayar spp?" Tanyanya lagi,"Iya sayang"Jawab Arga.
"Loh,kenapa?"
"Belum di kasih uang sama mama papa? Atau gimana?"Tanyanya lagi.
"Aduh, gue harus ngomong apa??secara dia tau kalau gue anak orang punya, kan nggak lucu kalau misalnya mama kagak ngasih gue duit"Batin arga.
"Sayang"Panggil Angel saat melihat Arga yang hanya diam saja.
"A-aah i-iyaa sayang kenapa? Oh iya, aku di rampok pas lagi bawa uang spp"Jawab Arga cepat tapi ngasal.
"Di rampok?" Arga mengangguk,"Aduh! Nanya mulu ah, udah tau jawabanya tinggal iyain aja ngapa sih. Pakek di tanya ulang"Gumam Arga geram.
"Mau aku bayarin dulu?" Arga berkelebat ketika mendengar sebuah jawaban yang sangat-sangat arga tunggu.
"Mau dong"Jawab arga antusias dan senang. Namun, ketika sadar eskpresi wajah Arga berubah menjadi datar.
Angel menarik bibir tipisnya hingga terlihat senyumnya yang manis, tangan angel tampak bergerak mengarah pada pipi Arga dan menariknya dengan kuat," Kamu lucu banget ih kalau lagi kayak gini"Katanya sambil mencubit pipi Arga gemas.
"Aduh sakit sayang pelan-pelan dong"Jawab Arga manja,"Puas-puas deh lo ya nyubit gue. Nggak papa arga cuma hari ini, apes-apes"Batin arga sembari mengehela nafas pelan.
***
Di sepanjang koridor kelas arga terlihat sangat bahagia. Arga berjalan sambil bernyanyi lagu kesukaanya yaitu lagu"Gemilang hatiku" Tapi di ganti liriknya, ia melangkahkan kakinya lebar masuk ke dalam kelas 11 IPS 3 sambil berputar sana kemari.
[Hati ini terbius candu kekayaanmu,Dompetmu melintang di hatiku, Hartamu gemintang di hatiku,] Arga bersenandung riang sambil menutup mata dan menari seolah lagi di atas panggung.
[kebodohanmu Oh kasih hiasi bingkai keberuntunganku,Kau menjadi Pilar di hatiku,Hartamu gemintang di hatiku, Hoo nananana... nanana..nana] Setelah selesai bernyanyi arga menundukan kepalanya memberi penghormatan terkahir dan tanda terimakasih.
Seluruh murid yang ada di kelas Arga bertepuk tangan, keadaan kelas kini menjadi sangat ricuh ketika melihat arga bernyanyi dengan di ganti liriknya. Menurut mereka itu sangat pas walapun sedikit aneh.
"Makasih,makasih,makasih yang udah dukung gue. Makasih, jangan lupa kirim sms ke 7777 buat dukung gue terus di indonesia pencari bakat"Kata arga dan masih belum menyadari kalau ternyata ibu quuen sudah datang dan berdiri di ambang pintu kelas 11 IPS 3.
"Ga, lo nggak lagi sakit kan?"Tanya Trisal.
"Kagak lah mata lu rabun kalau liat gua sakit. Lu kagak liat kalau gua bahgia semangat 45"Jawab arga memperlihatkan otot tanganya.
"Keliatannya lo lagi bahagia banget ya"Ucap salah satu siswi berambut panjang tapi di kuncir dua.
"Jelas lah nggak usah di raguin, apalagi kalau soal uang gue jagonya. Tugas dari bu kingkong juga bisa gue beli pake uang"Kata arga dan membuat ibu queen matanya membulat lebar.
"Siapa yang kamu bilang kingkong?" Suara tegas dari ibu Queen membuat arga terkesiap. Arga berbalik badan, ia melirik ke arah ibu quuen yang sudah berdiri di belakangnya sejak tadi.
"Eh, ibu kingkong kok di sini? Kan belum mapelnya bu?!"Tanya Arga dengan wajah polosnya dan semakin membuat ibu queen geram.
"Kamu ngatain saya kingkong?"
"Lah, kan nama ibu emang quuenkong. Atau emang udah berganti nama jadi Khong guan?" Ucapan arga membuat seluruh siswa yang di kelas tidak bisa menahan tawanya. Tawa mereka seketika pecah memenuhi ruangan.
"Yahaha khong guan, entar khong guannya jadi rasa coklat atau original"
"Begonya arga kebangetan sumpah"Kata Trisal.
Sementara davin hanya tersenyum tipis dah tidak heran lagi dengan kelakuan Arga.
"Hahaha anjir ngakak sumpah begok, begok"
"DIAM SEMUANYA!!" Pekik ibu queen sembari menggebrak papan tulis dengan sangat keras. Kali ini ibu queen sepertinya benar-benar marah. Ibu queen itu terkenal guru killernya di sepanjang masa tapi, ternyata ada seseorang yang lebih berani siapa lagi kalau bukan arga.
Mereka semua menunduk ketakutan, takut jika nilai tugasnya di kasih nilai di bawah kkm. Ibu queen beralih menatap arga yang masih berdiri di depan kelas.
"Kamu keluar sekarang juga"Usir bu quuen menunjuk ke arah arga tanpa pengecualian.
"Tugas kamu kerjakan di luar, SEKARANG!"
"YESS" Ucap arga riang dan langsung keluar kelas begitu saja.
Bibir ibu queen sedikit mengatup, ia menatap tidak percaya ke arah Arga. anak murid yang baru pertama kali melakukan hal itu padanya. Wajar sih bu queen baru tau kelakuan Arga karena memang beberapa hari ini ia baru mengajar untuk di kelas 11 karena sebelumnya hanya khusus kelas 12.
Arga meninggalkan jam pelajaran pertama dan berjalan-jalan di kantin. Di kantin semua tampak sepi hanya beberapa siswa saja yang rajanya bolos.
Oh iya, Arga beda kelas sama pandu dan juga Angga. Mereka berdua ada di kelas 11 IPS 1, sedangkan arga, trisal dan Davin ada di kelas 11 IPS 3. Tapi, kalau mereka lagi ngumpul ya semuanya di kelas nya Arga.