Gara membelokan setirnya masuk ke dalam halaman indomaret. Arga keluar sembari menutup pintu mobil. Sementara, Gara menunggunya di dalam. Katanya mau mampir sebentar beli susu kotak.
Arga mendorong pintu dan ternyata berpas-pasan dengan Salsa.
"Selamat datang di indomaret, selamat berbelanja"Ucap sang kasir.
Salsa nanap menatap arga, jantungnya berdegup kencang.
"A-arga"Kata salsa pelan, suaranya terdengar gemetar. Sepertinya salsa sangat gugup.
Arga hanya membalasnya dengan senyuman,"Mau beli apa?"Tanya salsa yang masih berdiri di depan pintu masuk.
"Susu kotak, lu sendiri?"Tanya arga balik.
Salsa tersenyum lebar, ia mengikuti langkah arga dari belakang yang sedang memilih minuman di barisan susu kotak.
"Beli tisu"Jawabnya, Arga beroria.
"Baru pulang?"Tanya Salsa.
"Menurut lo"Salsa tersenyum tipis," mungkin aku salah ngomong" Batin salsa.
"Lo sendiri kenapa belum pulang?"
"aaa tadi salsa udah urusan"Jawabnya gugup.
"Hm, cuma beli susu kotak aja?"Tanya salsa lagi.
"Iya"
Arga mengambil 5 susu rasa coklat sama vanila. Ia membawanya ke tempat kasir untuk melakukan pembayaran.
"Uangnya 100.000 ya Ucap mba kasir sambil memberikan senyumnya.
Arga mengangguk, ia memberikan uang seratus lembar kepada mba kasir."Ini aja atau ada tambahan lagi?"Tanya mba kasir sekali lagi.
"Nggak ada"
"Mau sekalian pulsa nya kak? Lagi ada promo!"Arga menggeleng, ini sudah sangat sering di pertanyakan.
"Terimakasih, selamat datang kembali" arga memasukkan susu yang ia beli ke dalam tas sekolahnya. karena, memang arga lagi tak membawa kantong plastik atau tas belanja.
Saat arga keluar dari indomaret, salsa juga ikut keluar. Bahkan salsa mengikuti arga sampai tiba di tempat mobilnya terpakir.
"Lo ngapain sih ngikutin gue!"Kata arga yang mulai risih.
"Anu,"
"Salsa"Panggil seseorang membuat mereka berdua sama-sama menoleh ke arah suara itu.
"Kak gara " Kata salsa sambil menebar senyum ke arahnya.
"Belum pulang?"Tanya gara yang melihat salsa masih mengenakan seragamnya.
Salsa melihat dirinya dan kembali beralih menatap gara,"Be-belum"Jawabnya.
"Yaudah, masuk aja. Mampir dulu ke rumah nanti di antar"Ucap gara menyuruh salsa untuk ikut bersamanya. Lagi pula salsa adalah anak tante naya, anak sahabat mamanya.
Dengan senang hati salsa mengangguk cepat, sebelum kesempatannya hilang.
"Ngerepotin banget sih! Kan bisa pakek gojek" Omel Arga, arga duduk di belakang, di kursi penumpang. Di suruh sama gara katanya yang di depan untuk salsa.
"Arga!!" Panggil gara, arga langsung terdiam saat mendengar suara gara.
Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai di rumah Arga. Arga menekan tombol rumah sambil menunggu pintunya di buka.
Arga berdecak,"Mama mana sih? Lama banget"Keluh Arga sembari berkacak pinggang.
"Sabar"Kata gara.
"Udah 10 menit bang, kurang sabar apalagi?"
Baru saja arga selesai mengomel, pintu rumah terbuka. Ternyata sila pantas saja lama.
"Lah, elo? Pantes lama"Arga membuang nafas kasar, dengan selonong arga masuk ke dalam rumah. Ia menabrak bahu sila dengan sengaja saking kesalnya.
"Brengsek!!"Umpat sila.
"Lo nyari ribut?!" Teriak Sila emosi.
Arga berlari memperbesar langkahnya, untuk mencari jalur aman. Arga masih mendengar suara makian sila yang terdengar sampai lantai dua. Sila berada di bawah tangga, dan berniat untuk mengejar arga tetapi, niatnya berhasil di hentikan oleh gara.
"Sil, Lo nggak malu? Ada salsa!"Kata gara.
Sila menoleh,"Sorry, sal jadi nggak enak gue." ucapnya pada salsa.
"Nggak papa sil"Jawab salsa.
"Awas luuu!!"Ancam Sila mengepal tangan nya ke arah Arga.
Sila menghelas nafas pelan, ia beralih pada salsa yang masih berdiri melihat mereka berantem.
Sila menggandeng lengan salsa,"ayo duduk dulu." Ajak Sila ke ruang tamu dan menyuruhnya untuk duduk di sofa.
"Mau minum apa?"Tanya Sila.
"Terserah aja nggak papa"Jawabnya, Sila mengangguk." Tumben kesini?"
"Tadi di ajak sama kak gara"
"Oh, kirain"Sila beroria.
"Kirain kenapa?"Sila menggeleng.
"Tante sama om kemana?" Tanya sila yang memang tidak melihat mereka berdua.
"Lagi ada urusan kerja"Jawab sila.
Sila baru menyadari kalau seragam Salsa sama dengannya. Sejak kapan salsa sekolah di academic Fransesco.
"Lo pindah sekolah sal?"Tanya Sila, salsa mengangguk,"Iya. baru hari ini"Jawabnya.
"Yaudah, ke kamar yuk. Si gara juga masih mandi, entar lu kelamaan kalau nunggu dia"Ajak Sila.
"Emangnya nggak papa?"
"Nggak papa lah, siapa yang ngelarang"
***
Arga keluar dari kamar mandi, ia memakai handuknya setengah badan. Lalu mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil.
Selepas mandi arga berencana mau pergi ke rumah trisal sesuai janji. Tapi, ia juga harus menempati syarat-syaratnya.
"Kayaknya masih gue simpen deh vidionya" Gumam Arga. Arga memilih duduk di sofa berukuran sedang yang berada di kamarnya.
Arga mengambil laptopnya,"Aku simpen dimana ya?"Arga tampak mencari sisa-sisa file yang belum ia hapus sebelumnya.
"Semoga masih ada"Gumamnya lagi.
Tok tok
Suara ketukan pintu kamar terdengar dan membuat arga menoleh, Arga menutup kembali laptopnya. Ia beranjak hendak membuka pintu.
"Kenapa teh?"Tanya Arga heran.
"Makan dulu sana! Entar, lu sakit nyusahin gue lagi"Ucapnya sambil bersidekap.
"Iya teh"Jawabnya,"Yaudah, nanti nasi gorengnya gue taruh di meja"Kata Sila dan sebuah anggukan dari arga.
Arga melihat punggung kepergian sila sebelum menutup pintu kamarnya. Tiba-tiba saja arga teringat tentang Minggu lalu, saat weekend mereka menghabiskan waktunya bersama untuk nge-gym dan kalau tidak salah Sila sempat vidio dirinya sendiri dan menyimpannya di laptop.
Arga berniat masuk secara diam-diam ke dalam kamar Sila untuk mengambil vidionya yang tersimpan di laptop. Tetapi, saat arga sudah sampai di depan pintu kamar sila, kamarnya terkunci.
Arga berdecih pelah,"Cih, di kunci lagi."
Arga melirik dan melihat sila dari lantai dua, ia melihat mereka sedang makan bersama.
"Teh silaa, Pinjem flashdisk dongg!!" Teriak Arga dari atas.
"Hah??"
"P i n j e m Flashdisk Tuli!!" Teriak Arga sekali lagi.
"Buat apaan?" Sila beranjak dan menghampiri Arga yang berdiri di atas tangga.
"Anu b-buat, b-buat copy salin makalah"Ucapnya terbata-bata, "semoga aja teh sila oon, biar nggak curiga" Kata arga dalam hati sambil berdoa.
" lu kan punya, nggak mau ah.Awas ajaaa!!" Ancam Sila.
"Ish bentar aja ya teh, yahh..."Rayu Arga
"Nggak"
"Bangg—"
"Ngadu aja terus, ngadu."Sila menghentakkan kakinya kesal.
"Makanya pinjem"
"Yaudah, sono. Tapi, jangan lama"Kata sila,"Siap"Jawab arga merasa senang.
"Mana kunci?"Arga menjulurkan tanganya.
Sila melemparkan kunci kamar, ke arah arga sebelum kembali ke ruang makan.
"YESSS!!!"Teriak arga sebelum sila tersadar.
"Dapat duit, dapat duit"Ujar arga girang ketika sudah sampai di depan kamar kakaknya.
Sebenarnya arga cuma mau memindahin filenya ke Flashdisk milik Arga. Biar leluasa aja arga nyarinya.
Beberapa menit setelah berkutik di depan layar laptop akhirnya selesai juga. Arga menutup kembali laptop dan menyimpannya di tempat semula.
"Loh sudah?"Tanya sila, tiba-tiba saja sudah berdiri di depan pintu. Arga terkejut bukan kepalang, kalau telat beberapa detik saja mungkin aksinya sudah ketahuan.
"Iya teh sudah"Jawab arga.
"Oh, kok cepet banget?"
"I-iya cuma beberapa aja sih"Kata arga sambil memalingkan wajahnya.
"Hmm"Salsa mengangguk.
"Salsa udah pulang?"Tanya Arga mengalihkan pembicaraan.
"Udah barusan di antar sama gara. Kenapa? Tumben, nanyain salsa. Biasanya juga ogah-ogahan"
"Ya nggak papa" Jawab arga,"Hmm anu– yaudah teh g-gue keluar dulu. Flashdisknya udah gue taruh di lemari kecil"Kata arga pengen cepet-cepet pergi supaya sila tidak terlalu menaruh curiga.
"Hmm"
Arga keluar dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar arga bernafas lega, dan kembali melihat flashdisk di tangannya. ia menarik senyum lebar-lebar.
"Untung aja"Ucapnya pelan.
Arga tengah bersiap-siap mau ke rumah trisal. Ia juga sudah membawa semua syarat-syarat yang di minta oleh trisal.
"Kalau bukan karena informasi penting, gue juga ogah "Cicit arga di balik cermin.
***
"Kamar lo jorok banget sih!"Ucap Arga menutup hidungnya saat masuk ke dalam kamar trisal yang penuh dengan sampah minuman.
Trisal terkekeh,"Lupa bersihin"Jawabnya tanpa bersalah.
"Lo bersihin dulu deh, gue tunggu di luar"Kata Arga.
Setelah semuanya bersih Arga membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk.
"Sal, gimana?"Tanya Arga sembari memandang langit-langit kamar.
"Entar, nunggu Pandu"
"Sampe lumutan gue nunggu"Kata arga mulai kesal.
"Lagian lu sumbernya dari mana sih?"Tanya arga menoleh ke arah Trisal yang lagi asik memainkan ps.
"Dari pandu, kakak sepupunya pandu begitu. Berhubung gue juga pelanggannya"Jawab Trisal,"Ah, anjirrr kalah"Trisal membanting remotnya dengan geram.
Trisal beralih menatap arga dan ikut duduk di sana.
"Nama website nya Onlyfans"Ucap Trisal.
"Onlyfans?"Trisal mengangguk,"Iya beb, di sana lu bisa di bayar dollar"Jawab trisal.
Mendengar nama Dollar arga langsung terbangun.
"Serius?" tanya arga.
"Iyalah masa gue bohong. Selanjutnya bareng pandu, soalnya gue nggak terlalu paham sama yang begituan" Katanya sambil cengengesan
"Yahh... gimana sih lo . Jadi, yang tau tentang website itu si pandu?"Trisal mengangguk.
"Yaudah deh tinggal nunggu pandu"
"Eh iy, gimana sama foto Kak sila?" Tanya Trisal mengganti topik pembahasan.
"Tenang aja, gue bawa"
"Anjayyy!! Liat dongg"Kata Trisal girang dan buru-buru mendekati arga.
"Gileeee si sila seksay banget, keliatan ya body goals banget tubuhnya kalau lagi nge-gym!" Ucap Trisal heboh dan merampas ponsel Arga.
"Biasa aja dong, gausah nafsu gitu"
"Lo midioinnya pas kapan ga?" Tanya trisal tanpa beralih dan masih melihat vidionya sila.
"Pas teteh gue lagi ke kamar mandi, terus di depannya gue kasih kamera"
"Anjir niat banget lo dagangin kak sila"Trisal mengeleng,"Dosa lo begitu sama kakak sendiri" Katanya.
"Eleh munafik lo, lo juga demen kan liatnya"Kata arga sembari melempar kulit kacang ke arahnya.
"Langsung seger mata gue liat yang beginian"Arga tersenyum smirk,"seharusnya lo bersyukur karena gratisan"Ucapnya.
"Tapi, gue pernah hampir keciduk sama teh sila"
"kapan?"Tanya Trisal
"Pas teteh gue mau ganti baju, terus dia liat kamera. Yaudah, gue bilang aja kalau itu kemeranya lagi rusak. Terus dia percaya begok banget kan. Tapi, gitu-gitu bisa bikin gue kaya"Arga tertawa jahat karena senang.
"Parah-parah. Tapi, lo ngeliatin ginian nggak nafsu ga?" Tanya trisal dengan wajah bersungguh-sungguh.
Arga menjitak kepala trisal,"Gila ya lo, kayaknya otak lo perlu di encerin dulu pakek logam panas biar berfungsi."Ucap arga kesal," Sila itu teteh gue, mana bisa nafsu gue sama orang kayak dia"Sambungnya lagi.
"Hahaha, anjim biasa aja dong" Trisal tertawa
"