"Laris manis"Ucap Arga mengibas-ngibas uang lima ratus ribuan.
"Emang ya, kalau rejeki anak sholeh tu nggak bakalan kemana"Ucapnya lagi merasa senang.
Setelah kepergian Jems beberapa saat kemudian terlihat segerombolan cewek-cewek cantik yang datang menemui Arga. Salah satunya adalah teman sekelas arga, si Ayuna salah satu penggemar gara.
"Argaa"Panggil ayuna
Arga membulat, "Mati gue"Arga menepuk keningnya pelan dan berencana ingin kabur dari ayuna.Tetapi, langkahnya terhenti karena ayuna memegang lengannya.
"Janji lo mana??"Katanya ayuna menagih janji yang pernah Arga janjikan.
"Anu, belum ay"Jawab Arga sembari memalingkan wajahnya.
"Udah semingguan gue nunggu"
"Besok deh gimana??" Ucap Arga meminta waktu sehari lagi.
"Ish gue udah bayar"Ayuna merasa kecewa karena sudah lama ia menunggu foto Abs milik gara.
"Gue nggak ada waktu buat ngepotoin abang gue, kalau besok mungkin bisa"
"Janji ya"Arga mengangguk
"Harus keliatan kotak-kotak pokoknya"Kata Ayuna.
"Beres deh lo tenang aja, absnya abang gue lebih sexoy dari Chanyeol EXO"Arga mengacungkan jempol seakan semua bisa ia lakukan.
"Yaudah deh. Oh iya, ini temen-temen gue dari kelas sebelah katanya mau beli fotonya Gara"Ucap Ayuna membuat arga menjadi semangat empat lima.
Mata arga berbinar sempurna sembari menghitung jumlah total pendapatan dari penjualan foto Abangnya. Mulai dari harga 100-300 ribu terus kalau di kalikan sama sepuluh orang, lumayan banget nggak tuh uangnya.
"Bisa kaya mendadak gue"Batin Arga.
"Serius mereka mau beli??"Tanya arga memastikan.
"Serius lah!! Penggemar barunya gara"
"Wahh, karena lo udah bawa mereka jadi gue kasih diskon 50% khusus buat lo"Ayuna lonjak kegirangan lumayan kan dari harga 200 jadi diskon 50%,"Serius nih??"Tanya ayuna lagi.
Arga mengangguk dan beralih menatap cewek-cewek yang sedari tadi menunggu perbincangannya dengan ayuna.
"Siapa aja yang mau beli photocardnya abang gue??"Tanya arga menyuruh mereka angkat tangan.
Dari semua cewek yang datang sudah pasti mereka semua. Arga tersenyum penuh kemenangan dan mulai mencatat semua nama-nama orang yang lagi order sama arga.
"Kalian mau beli yang mana??"Arga menunjukkan kertas berisikan daftar list harga serta apa saja yang di dapat nantinya, intinya harga sesuai sama kualitas.
[Daftar list]
•Foto cute : 150.000
•Foto Gym : 300.000
•Vidio Gym : 350.000
•Foto keseharian : 100.000
•Vidio keseharian: 150.000
•Foto Abs : 200.000
• Request Foto : 250.000
• Tambahan Gif : 100.000
Di atas adalah gambaran daftar harga yang Arga jual kepada teman sebayanya. Semua itu hasil kerja keras arga yang di dapat dari penyeludupan rahasia kamar Gara.
Sebenarnya ponsel arga lebih banyak di isi sama Foto dan vidio Kakaknya, yang ia ambil secara diam-diam. Dari sila yang habis mandi cuma pakai handuk kimono, terus arga yang habis push-up biar kelihatan Absnya. Entah bagaimana caranya sampai sekarang mereka belum mengetahui bahwa adik bungsu yang paling ngeselin diam-diam telah menjual foto vulgar kakak kembarnya. Apalagi, Gara lelaki pendiam di sekolahan. di nilai terlalu dingin dan kolot, sampai-sampai tidak punya sosial media kecuali whatsApp itu pun kontaknya hanya keluarga saja.
Setelah semuanya clear, arga meminta mereka untuk memberikan uang di muka. Katanya sih biar semangat kerjanya. Iya, kerja diam-diam ngikutin Kakaknya.
"Gue minta uang di muka ya 50.000, biar kalian enak juga nggak lama nunggunya"Ujar Arga pada mereka semua.
Tanpa ada penolakan atau komentar mereka semua mengiyakan. Karena memang gara semenggoda itu, tapi sayangnya anaknya super dingin dan susah banget di deketin. Jadi, mereka nggak punya pilihan lain selain beli Foto gara diam-diam.
"Kak arga, gue plus gifnya!"
"Jangan lupa vidio absnya."
"Kak sama request foto dong! Fotoin kak gara lagi makan."
"Kalau sama photocardnya berapa?"
"Oke, oke. Kalau photocard 400 rebu gimana?"Tanya arga yang memang sengaja di buat mahal biar makin untung.
"Hmm... yaudah deh nggak papa"Jawab salah satu siswi anak kelas 10 MIPA 2.
"Besok pengambilan di kelas 11 IPS 3"Ucap arga pada mereka, arga kembali ke kelas sembari menghitung pendapatan hari ini dari hasil uang di muka.
"Satu,"
"Dua,"
"Tiga,"
"Sebelas,"
"Dua belas,"
"Wih, mantap cuma jual begini aja gue udah dapat 1.500.000, kalau kayak gini terus nggak perlu kerja gue udah kaya"Gumamnya sambil cengingiran.
Arga memasukan semua uangnya ke dalam dompet berwarna hitam.
***
Bell pulang sudah berbunyi sejak dua jam yang lalu. Anak-anak siswa dan siswi sebagian sudah ada yang pulang dan sebagian masih ada yang Ikut esktrakulikuler.
Geng simalakama yang terdiri dari lima orang, belum ada yang beranjak dari mereka semua. Mereka masih duduk santai di kantin bu iem. Biasanya mereka hanya nongkrong selepas sekolah usai atau bolos pelajaran dengan pergi ke kantin. Kadang juga gosipin anak perempuan, gosipin pacar sendiri, dan yang paling sering adalah main Game.
Arga menghisap rokoknya, di hembuskan ke udara. Ia tidak perduli kalau masih berada di dekat lingkungan sekolah, yang penting abang gara sama teh sila nggak tau hidupnya sudah aman. Arga bukan tergolong anak nakal apalagi suka tawuran, arga lebih ke ikut-ikutan dan mencari kesempatan siapa tau dapat uang. Di otak arga cuma ada uang kalau nggak uang ya game.
"Bu, Trisal mie goreng campur telur satu ya!"
Bu iem menoleh, mengancungkan jempolnya." Siap!"
"Davin sama angga, nggak pakek telur bu."
"Pandu mie kuah aja."
"Oke" Jawab bu iem dan beralih melihat arga,"Nak arga pesen apa?"Tanyanya.
"Nggak, arga udah kenyang bu"Jawabnya dan sebuah anggukan dari bu iem
"Ga, gua denger-denger banyak yang beli foto kakak lu ya?!"Tanya Trisal masih berdiri di ambang pintu.
"Iyalah! Kenapa, lo mau beli juga?"Tanya arga balik.
"Mau sih, tapi gue nggak punya duit"Jawabnya sembari memanyunkan bibirnya.
"Makanya kerja"Ledek Arga.
"Tapi gue pengen"Kata trisal lagi.
"Yaudah belilah anjir susah banget, gue punya foto terbarunya loh!!"Jawab arga supaya trisal mau beli.
"Faedahnya lo jual begitu apa sih ga?!"Tanya davin yang juga ikut nongkrong di sana biasanya mah ogah-ogahan.
Arga menoleh, "Mas davin kudet banget nggak tau bisnis" balasnya. Awalnya cuma arga yang manggil davin dengan sebuatan mas, katanya cocok sama wajah davin yang ke jawi-jawian. Selain bersikap dingin, davin juga memiliki sikap positif dan dewasa.
"Nggak. Tapi, selagi nggak ketahuan ya nggak papa"Ucap Davin dan mendapat sorakkan meriah dari teman-temannya.
"Hiyaaa!!"
Davin hanya menggeleng.
"Jadi gimana sal?"Tanya arga lagi.
"Hm, gini deh. Gua tau website yang bisa ngasilin lu duit banyak cuma dari jual foto kakak lu!"
Arga terbelalak, ia membuang sisa puntung rokok ke dalam asbak. Arga menarik kursi dan sedikit memajukan supaya berdekatan dengan Trisal. Ia semakin tertarik dengan topik pembahasan kali ini.
"Serius??"Tanya arga.
"Seriuslah bahkan lu bisa dapat 200 usd dalam sehari"Jawab Trisal semakin membuat arga penasaran.
"Caranya gimana?"Tanya Arga lagi.
"Entar sore lu datang aja ke rumah gue, nanti gue kasih tau cara-caranya. Tapi, ada syaratnya"Ucap trisal yang juga mengambil ke untungan dari informasi penting buat Arga.
Arga berdecak pelan,"Jadi nggak gratis nih?!"Katanya.
"Ya, gue nggak maksa. Tapi, kalau nggak mau ya—"
"Iya,iya gue mau"Arga memotong pembicaraan Trisal,"Tapi, beneran manjur kan?!"Tanyanya lagi.
"Manjur banget! Tanya aja sama pandu"Balas Trisal sembari menunjuk ke arah Pandu yang lagi makan mie kuah.
"Bener pand?"Pandu mengangguk,"Ho-oh kakak sepupu gue riviewnya"Jawabnya.
Angga sama davin sama-sama menoleh satu sama lain. Angga menaikkan satu alisnya seolah bertanya,"Lu ngerti kagak?"Davin menggeleng,"Nggak"Balasnya pakai bahasa hati.
"Eh, lu pada lagi ngomongin apansi?"Tanya angga yang memang sedari tadi hanya menjadi penonton tanpa bayaran yang tidak mengerti apa-apa.
"Nanti lu juga tau"Sahut trisal.
"Yaudah, clear ya! "Trisal mengangguk,"Siap! jangan lupa syaratnya"Katanya mengingatkan.
"Syaratnya apan?"
"Bawa photocard sila sama vidio gym"Jawabnya sambil cengengesan,"Anjim!! untung di lu, rugi di gua"Jawab Arga menolak mentah-mentah karena, memang Memvidiokan sila lagi nge-gym itu susah banget. Kadang nggak nentu makanya Arga jualnya mahal.
"Padahal hasilnya—"
"Iya,iya. Entar gua bawain"Jawab arga langsung menyepakati penukaran informasi.
Trisal tertawa penuh kemenangan,"Hehe."
Wajah arga kini terlihat masam, ia harus merelakan uangnya demi sebuah informasi.
Dering ponsel milik arga berbunyi dari balik saku celananya. Arga mengambil benda pipih tersebut dan menjawab panggilan dari Gara, abangnya.
"Sudah pulang?" tanyanya dari sebrang telfon.
"Belum, masih nongkrong di kantin."
"10 menit lagi gue pulang, lu tunggu aja di mobil" arga berdehem,"Teh sila udah pulang?"
"Pakek gojek tadi"Arga beroria,"Yaudah, bentar lagi ke sana"Jawab arga.
"Oke"
Arga meletakkan ponselnya di atas meja, kemudian berdiri sembari memakai hoddie dan juga masker.
"Gue balik ." Kata arga sambil menyeruput Kopi hitam miliknya.
"Lah ga,nyantai aja dulu." Angga menatap heran.
"Gua udah nyantai dua jam di sini," balasnya
"Biasanya pulang di antar kan sama Pandu"Angga sembari menunjuk ke arah pandu.
"Iya gal, buru-buru amat," timpal Pandu.
"Udah di tunggu sama bang gara."
"Ya udah deh, hati-hati di jalan,"Pesan Davin.
"Cie... Mas davin perhatian, cie."Arga tersenyum jahil karena ya, merasa senang saja.
Davin mengernyit jijik, dan sedikit menjauhkan tubuhnya dari jangkauan arga.
"Ga jangan lupa." Teriak Trisal, arga melembaikan tangannya sembari mengancungkan jempol.