Chereads / Miss Ceo VS Cowok tengil [On going] / Chapter 4 - Lupa ada tugas

Chapter 4 - Lupa ada tugas

Di Academic Fransesco...

Tringgggggg

Arga melempar jam becker menggunakan Bantal kesayanganya. Suara yang paling malas arga dengar saat pagi hari adalah deringan Jam becker yang sangat menggangu orang lagi tidur apalagi pas enak-enaknya mimpi tapi ke bangun gara -gara jam.

Tapi, kalau bukan karena jam becker pasti arga sudah telat. Arga masih bergulat manja di atas ranjang kasurnya rasanya enggan untuk beranjak, arga masih meringkuk badan di dalam kamar walapun tau jam sudah mengarah pukul 06:30.

Pintu kamar Arga terdengar di ketuk beberapa kali dan Arga yang masih memejam itu mengeluh terusik karena suara di pintu yang terdengar semakin berutal.

Arga menutup telinganya menggunakan bantal agar ia bisa tertidur tenang. Tapi setelahnya suara ketukan di pintu berhenti dan sejenak di gantikan oleh suara deringan ponsel yang bergetar di samping Arga. Pertanda ada pesan masuk, pesan itu dari Sila Kakak Arga. Semuanya bertuliskan huruf kapital dengan kalimat yang mengerikan.

"BANGUN ANAK ANJING"

"BANGUN ATAU GUE DOBRAK NIH!"

"BANGUN ATAU LO MATI!"

Arga menggusar wajahnya kesal dan beranjak dari atas kasur. Ia menghampiri pintu kamar dan membukanya.

"Lama banget sih bukanya, cepetan udah di tungguin sama Gara di bawah"Ucap Sila menatap sinis.

"Hmm"Sahut arga dan kembali menutup pintu.

Arga menguap kala keluar dari kamarnya dan mengunci pintu. Sebenarnya Arga paling malas kalau sudah bangun pagi terus datang ke sekolah tapi, kalau arga ijin sakit terus yang ada nanti Mama sama papanya curiga kalau Arga cuma pura-pura sakit.

Mobil yang di kenderai Gara kini sudah melesat jauh meninggalkan perkarangan rumahnya. Gara sedikit melaju karena waktu yang kurang dari 15 menit dan sebentar lagi bell masuk kelas.

"Bang entar pulang sekolah duluan aja soalnya gue mau ada urusan bisnis" Kata Arga dengan suara melemah.

"Bisnis apaan lo?! Palingan juga mau tawuran"Tuduh sila sambil mengetap bedak tabur di wajahnya.

"Bisnis yang bisa ngasilin gue duitlah"

"Gue ada les fisika, bareng aja nanti pulangnya"Jawab gara.

"Eh bang, kenapa semua buku yang ada di perpus itu nggak lo rebus aja, terus airnya lo minum entar biar pinter kayak Presiden Habbie" Ledek Arga karena memang hari-harinya Gara ya belajar. Kalau arga mungkin satu soal aja sudah nyerah.

"Gue nggak nyalahin sih kalau lo juara dua dari belakang" Ucap sila tersenyum remeh

"Percuma pinter kalau nggak bisa ngasilin duit" Sahut arga tak mau kalah.

Gara membelokan mobil masuk ke dalam sekolahan. Gara memakirkan mobilnya di tempat parkiran guru.

Sila dan gara itu satu kelas sama-sama berada di kelas 12 IPA 1. Sementara Arga dia berada di kelas 11 IPS 3, jurusan yang memang sengaja Arga incar dari dulu karena dia nggak perlu lagi mikir hitung sana hitung sini walapun ya... Kalau memang ada jalan satu-satunya adalah mencontek.

Arga sudah lebih dulu keluar dari dalam mobil sementara Sila baru saja membuka pintu sudah mendapatkan Tatapan sinis dari beberapa kaum hawa.

Sahabat sila datang menemuinya ketika berjalan masuk ke dalam lingkungan sekolah.

"Tumben lo telat"Kata Yayan sambil memakan es krim rasa strowbery kesukaanya.

"Biasalah"

Saat mereka berdua berjalan di lorong kelas mata Sila bertemu dengan Bella di depan kelas 11 IPA 2. Sila yang tadinya berwajah datar kini merubahkan eskpresinya ia langsung bersidekap dengan congkak.

Bella adalah Gadis cantik yang tak kalah populer dengan Sila tetapi, semenjak datangnya sila yang menjadi anak baru di Academic Fransesco itu membuat popularitasnya kini anjlok dan jatuh ke tangan sila.

Yang berarti kini sila adalah saingan beratnya dan bella sangat membenci Sila saat mereka masih kelas 10 semester dua awal.

walapun sebenarnya sila juga tidak terlalu perduli. Tapi, kadang kesel juga kalau nggak di ladenin.

"Cabe sekarang harganya murah-murah ya" Kata bella kepada lala temannya.

"Katanya sih cabe murah karena kualitasnya yang nggak bermutu" Timpal Lala sambil menyindir Sila.

"Biasanya kalau cabe murah itu banyak yang beli, Tarif harganya jadi ikut murah dong" Balas bella sambil cekikkan.

"Banyak di minta sana sini sih"Balas Lala.

Sila memiringkan kepalanya sambil tersenyum," Denger-denger anjing sekarang lagi seneng-senengnya nyindirin orang ya"

Setelah mengatakan kalimat itu sila menabrak bahu Bella dan Lala bersamaan.

"Brengsek lo cabe murah" Teriak Bella menggebu di sepanjang koridor kelas.

Sila membawa tangan yayan untuk pergi dari sana.

Sila menoleh ke belakang," Lo cabe busuk" Timpal sila sambil menjulurkan lidahnya.

***

Arga menghempaskan tubuhnya di atas kursi tempat duduk. Di dalam kelas hampir sebagian siswa sudah pada ada yang datang.

Trisal sahabat Arga lari tergopoh-gopoh masuk ke dalam kelas. Ia berjalan dan berdiri di depan kelas.

"Woii!!! Tugas bu nining di kumpul hari ini, gue itung sampai tiga kalau nggak ada yang ngumpul gue tinggal" Teriak Trisal yang berdiri dekat meja guru.

"Satu"

"Dua"

Semua murid berlari dan langsung cepat-cepat berlomba mengumpulkan tugas yang di berikan seminggu lalu oleh bu nining. Arga yang terkejut dan sedikit deg-degkan karena baru saja dia masuk sekolah tetapi sudah mendengar berita pahit dan menyakitkan.

"Anjirr! Sal tugas apaan?" Tanya Arga mengerutkan keningnya.

"Ekonomi, lo belum?" Arga menggeleng dan tiba-tiba saja langsung teringat tentang tugas yang sama sekali tidak tersentuh oleh tangan.

"Mampus! Bu nining bentar lagi datang"Ujar Trisal.

"Kenapa lo nggak bilang anjir" Arga menggusar wajahnya dan berjalan mendekati davin yang duduk di sampingnya.

"Mas davinnn"Panggil Arga dengan suara lembut dan sangat jijik di dengar.

Davin bergidik dan sudah paham betul dengan Arga. Kalau sudah begini pasti dia lihat jawaban tugasnya.

"Liat tugas lo"Ucap arga memasang wajah puppy face.

"Ogah"Tolak Davin.

"Ish dikit doang"

"Yah... yah entar kalau gue di hukum gimana" Ucapnya lagi memohon.

"Ya, itu urusan lo bukan urusan gue"Jawab davin nggak mau tau. Lagian tugasnya sudah dari seminggu yang lalu kalau cuma beberapa hari aja davin mau kasih jawaban.

"Mas davin mahh"Arga memanyunkan bibirnya. Davin semakin jijik dengan tingkah manis arga kalau lagi ada maunya.

"Ish buru anjing!! Bu nining datang"Katanya memaksa Davin.

Davin menghela nafas kemudian memberikan buku tugasnya kepada Arga. Tapi, saat arga mau mengambil Davin menjauhkannya,"Jangan di samain"Katanya baru di kasih lagi ke arga.

"Iya beb, sini buru ah lama"Arga langsung merebut buku tugas davin.

Selagi masih ada waktu arga menyalin semua jawaban Davin walaupun sebagiannya arga enggan untuk mengganti jawaban. Sekarang tinggal Arga yang belum mengumpul dan trisal melihat arga yang sedang buru-buru menyalin tugas ia menghampiri arga.

"Makanya jangan ngocok aja kerjaaan di di rumah, tugas jadi di lupain"Ledek Trisal.

"Sialan"Umpat Arga.

"Cepetan ar" Kata trisal yang mau ngerebut buku tugasnya.

"Bentar dikit lagi."

"Dikit-dikit setengah jam" Omel Trisal.

Arga tinggal menulis satu jawaban lagi tapi sudah di ambil alih sama Trisal karena memang kalau telat sedikit saja tugas sudah nggak di terima sama bu nining.

"Anjing, belum bangsat!!" Kata arga yang sudah mengumpat kata-kata kotor.

Trisal nggak perduli ia sudah pergi ke luar kelas dan mengumpulkan tugasnya di ruang bu nining.

***

Suara dari beberapa murid yang sedang bersahutan yang mendominasi keadaan kantin siang ini. Arga duduk bersama keempat sahabatnya yang duduk di bangku tengah-tengah kantin.

Beberapa dari pengunjung kantin menatap kagum ke arah Arga. Biasanya kalau cowok di lihatin itu tidak terlalu perduli karena menurut mereka itu tidak penting. Tapi, beda lagi kalau arga. Semua cewek yang suka dan kagum sama arga dia ladenin katanya sih buat jaga-jaga kalau ladang duitnya sudah nggak bisa kasih dia uang lagi.

Banyak cewek-cewek yang mencuri-curi pandang dan alhasil di balas oleh arga dan itu semakin membuat para kaum hawa menjerit kesenangan.

"Lo udah punya angel masih aja jelalatan"Ujar Pandu mengunyah pentol bakso.

"Pusat itu penting tapi cabang juga perlu bro"Balas arga yang tatapanya tak lepas dari nadia, ia juga tersenyum genit ke arahnya siswa kelas 10 yang terkenal cantik dan hitam manis.

"Kayaknya di otak lo tuh cuma ada duit ya ar"

"Kalau nggak ada uang lo nggak bisa hidup. Bener kan?"Kata arga lagi.

"Iya sih, tapi nggak juga lo nyakitin cewek terus lo manfaatin mereka. Harga diri lo dimana anjir" Timpal Pandu.

"Selagi itu menguntungkan gue kenapa nggak"Balas arga yang selalu menang kalau soal debat.

Kalau Angga sama trisal lagi asik main game jadi nggak ikut makan bareng mereka cuma sama- sama ikut nongkrong di kantin.

"Eh, liat deh!"

Angga dan Trisal yang sedang bermain game seraya mengobrol, sontak menoleh ke Pandu.

"Ada cewek yang ngeliatin ke sini mulu" Ucap Pandu santai sembari menunjuk ke arah gadis yang duduk terhalang beberapa meja dari tempat mereka duduk.

"Liatin gue kali ya? Wajar sih gue kan gantengnya ngalahin Brigth" Kata Pandu percaya diri dan yang di maksud pandu adalah artis Thailand yang ganteng banget dan lebih lagi dia sering main di serial bl. Wah, jangan-jangan Pandu juga suka nonton Serial bl.

Davin mengernyit,"Najis pede lo kebangetan pan!"

Pandu hanya cengengesan.

"Bright saha?" Tanya trisal yang memang nggak tau dia siapa.

"Artis thailand beb gitu aja nggak tau, kudet banget!!"

"Saha?"

"Artis yang main film gay"Sambung davin.

Mereka semua mendadak ngeri menatap Davin takut," Lo gay?"Tanya Arga pelan.

Davin menepuk kepala arga dengan sendok,"Enak aja kalau ngomong"Katanya.

"Lagian kok lo bisa-bisanya tau film begituan vin?!"Tanya Trisal.

"Tau bukan berati gay anjir"Timpal pandu yang membalas jawaban trisal.

"Bener tuh" Sambung davin.

"Eh, yang mana sih cewenya?"Arga bertanya pada topik pembicaraan awal. Ia menoleh dan melihat kesana kemari yang tadi di tunjuk sama Pandu.

"Yee, Kalau soal cewek aja lo cepet" Ucap angga

"Yang pakek bando pink?"Tanya Arga.

"Bukan"Jawab pandu menggeleng.

Pandu menunjuk ke arah Gadis berambut panjang yang memiliki lesung di kedua pipinya.

"Noh yang itu"Tunjuk Pandu lagi.

Arga dan yang lainnya melihat ke arah yang di tunjuk pandu. Tatapan mereka saling bertemu dan membuat gadis itu mati kutu karena terciduk telah diam-diam melihat mereka.

Deg

Arga sedikit terkejut karena arga sangat mengenal gadis itu. Nggak salah lagi itu adalah salsa anak Tante naya sama om alan. Baru kemaren mereka ketemu tapi, sepertinya arga belum pernah liat Salsa sekolah di Academic fransesco.

"Gilaaa cantik banget boyy!!"Seru trisal

"Mana ada dia liatin lo pan, dia ngeliatin gue kali secara gue kan yang paling cakep di geng ini" Trisal menyigar rambutnya di depan gadis yang masih melihat mereka.

Mereka semua menoleh dan memandang Trisal dengan tatapan seolah trisal adalah orang yang paling menjijikan, sementara Arga masih terdiam melihat Salsa yang tersenyum ke arahnya.

"Ngapain dia di sini?"Batin arga.

"Anjir-anjir dia nyamperin ke sini,"Ujar trisal sama pandu heboh dan langsung berdiri.

Arga tersentak mendengar seruan trisal dan juga pandu. Sebenarnya di geng simalakama begitulah namanya, kalau Trisal sama pandu itu sama-sama pecicilan,Menyebalkan, dan amat percaya diri. Kalau angga masih terlihat sedikit jaim, sedikit. Kalau mas davin panggilan yang sering di ucapkan oleh Arga terkhusus untuk davin. Sifat davin ini dingin, cuek, dan nggak perduli, tapi kalau sudah bersama sahabatnya akan berbeda. Yang lebih parah itu arga ngelebihin Trisal sama pandu dan di otaknya cuma ada uang, uang dan uang.

"Ha... hai Arga" Sapaan siswi itu yang membuat arga mengalihkan pandanganya. Arga hany menatap datar dan juga sudah tau siapa dia, dia adalah salsa.