Chereads / Miss Ceo VS Cowok tengil [On going] / Chapter 3 - Malam minggu

Chapter 3 - Malam minggu

Selain cantik sila juga termasuk most wanted girl di Academic Fransesco. Sila juga salah satu selebgram yang memiliki banyak followers dan sangat famous di kalangan anak remaja.

Tak kalah dengan Arga adik bungsunya yang juga seorang selebgram.Tetapi, yang membedakan mereka adalah sila tidak pernah tertarik dengan Endorse yang selalu membanjiri room Chatnya di instagram.

Nah, kalau Arga beda lagi jangan di tanya!jangankan 10 endorse, orang iseng yang endorse sepatu bekas aja Arga ladenin demi uang. Kalau topik utamanya sudah uang apapun deh Arga lakukan meski harus membuang jauh-jauh urat malunya yang sudah putus.

Saat Arga keluar ia berpas-pasan dengan Gara abangnya yang baru saja masuk karena tadi dia memang ada urusan sebentar.

Arga berhenti sejenak, dan gara melihat Arga dengan tatapan heran, bukannya acaranya belum selesai ya? Tapi kok Arga sudah keluar aja.

"kemana?" Tanya Gara.

"Ke mobil bang"Jawabnya dan langsung merintas melewati Gara.

Sebenarnya Gara juga nggak heran dengan sikap Arga yang memang malas kalau lagi kumpul-kumpul bareng, Gara juga memaklumi hal itu. Dan juga Arga tuh sukanya sama ketenangan, dia nggak mau kalau ada yang ganggu apalagi kalau dia lagi badmood.

Biasanya kalau lagi badmood gini Arga lebih sering meluangkan waktunya main game. Katanya ada kesenangan sendiri gitu sih.

Arga masuk ke dalam dan duduk di dalam mobil sambil melanjutkan game mobile lagendnya. Ia menyendekan kepalanya di kursi mobil.

Arga terlihat fokus sekali ketika menatap layar ponselnya, jemarinya tampak lihay menekan tombol yang ada di layar dan sambil mendengarkan suara Tim dari balik earphone.

"Lu begok atau gimana sih? Liat di maps anjr emosi gue" Maki Arga kesal yang sudah tidak tahan menahan emosinya.

Beberapa saat arga mendapat pesan dari kawan sepermainnya ketika mereka hampir saja menang. Dan itu dari trisal, trisal memang menjadi kawan setianya kalau sedang main game. Soalnya mobile legend adalah sama-sama game kesukaan mereka berdua.

"Arga lu dimana? Antarin gue ke puskesmas pala gue pusing nih"Bibir arga bergerak pelan membaca pesan dari Trisal.

"Emang di maps ada puskesmas boy?" Ucap arga lewat mic yang sudah ia nyalakan.

Setelah arga mengatakan itu ternyata trisal AFK dari gamenya. Arga berdecak dan langsung membanting ponselnya dengan amarah yang sudah menggebu-gebu.

"Anjir malah AFK, kurang ajar tu anak!" Umpat Arga dan langsung mencari kontak trisal.

Tok tok

Sila mengetuk kaca mobil tapi tidak di perdulikan oleh Arga yang asik memaki-maki Trisal karena AFK.

Sila tampak terlihat kesal ia kembali mengetuk kaca mobil dengan sangat kuat untung saja kacanya tahan banting coba kalau nggak udah pecah mungkin.

Tok tok tok

"Woiii bukaa anjir!!" Teriak Sila dari luar tapi percuma saja Arga nggak bakalan dengar karena suara Sila terlalu kecil jika di dengar dari dalam.

"Cari gara-gara banget sih nih anak, ngapain coba di dalam?!"

"Eh kambing buka!! Woii"Sila mengetuk kaca mobil makin menjadi dan itu membuat Arga menoleh ia langsung menyadari keberadaannya.

Arga mengangkat alisnya dengan tanda bertanya" Apa?" Arga masih duduk dan belum beranjak.

"Buka"Kata sila dengan kode tangan yang ia berikan.

"Apaan?" Setelah arga membuka pintu mobil dan dia langsung mendapatkan serangan kejutan dari sila yang sedari tadi geram karena ulahnya.

"Stress lo"Cerca arga sambil mengelus keningnya

"Lo punya masalah hidup sama gue?" Tanya arga.

"Masalah lo banyak, keluar lo anjir!"Suruh Sila sambil bawa pipa kecil yang ia ambil dari belakang rumah tante naya dan siap untuk memukul Arga lagi.

"Hah?"

"Keluar di suruh papa"Katanya lagi.

"Lo pasti ngerjain gue kan?" Tuding Arga yang memang biasanya sila suka banget usil dan ngerjain adik bungsunya.

"Nggak ada yang ngerjain lo nggak ada untungnya buat gue"

Arga berdecak,"Heh, gue saranin Kalau emang lo nggak punya kerjaan dan suka ngerjain gue, mending lo mulung deh pungut sampah di jalan gue jamin bakalan berkah hidup lo. Itu termasuk ngebantu orang-orang"Saran Arga.

"Apasih! Buruan keluar atau gue pukul nih"Ancam Sila.

Arga keluar dari dalam mobil,"Kenapa sih?" Tanya arga sambil bersidekap.

"Pamitan sama Tante naya juga Om Alan"

Arga menurut dari pada perdebatanya menjadi panjang kembali. Ia melangkah masuk dan segera masuk ke dalam dan menemui Mama papanya yang sudah berdiri di depan teras.

"Udah mau pulang aja lin?"Tanya Naya memasang wajah sedihnya.

"Hehe iya nih, kapan-kapan lagi kita ketemu yah"Jawabnya sambil cepika-cepiki dan memeluk Naya.

"Lan,aku sama sekeluarga pulang dulu ya, Ra, dir duluan"Ucap basan.

"Iya hati-hati kalian semua"Jawab mereka bersamaan.

Sila, gara menyalami sahabat-sahabat Lina begitu juga dengan Arga. Setelah selesai Lina merangkul bahu sila dan juga Arga yang berjalan mengarah mobil.

"Lain kali kalau mau berantem tau tempat dan waktu ya,jangan bikin malu mama sama papa. Kasihan Papa sama gara"Nasihat Sila pelan.

"Hm, iya ma" Sahut mereka.

Lina tersenyum tipis sebelum masuk ke dalam mobil. Arga membuka pintu mobil dan langsung menyendenkan kepalanya.

Mobil Basan meluncur setelah membunyikan klakson dan di ikuti Mobil gara di belakangnya.

"Papa pusing ma lihat sikap anak-anak kita apalagi Arga yang susah sekali di kasih tau"Ujar basan saat sedang menyetir.

Lina menoleh ia tersenyum dan mengelus pundak Basan pelan.

"Kalau mama lihat sifat yang mirip sama papa itu Sila. Nah, kalau Gara itu–"

"Mirip kayak mama"Sambung basan sambil terkekeh pelan.

Lina tersipu malu dan itu benar dulu sikap Lina itu Cuek, dingin dan malas bicara kalau bukan sama orang-orang terdekat. Tapi, setelah basan datang dalam kehidupannya semua berubah dan begitu juga mengubah sikap kepribadian Lina yang mulai mencair.

"Kalau Arga kayaknya udah ngelebihin kamu pah"Mereka sama-sama tertawa kecil.

Basan membelokan mobilnya,"Yah walapun begitu mereka tetap anak-anak kita mah, papa sayang banget sama mereka apalagi sama mama"Ucap basan menoel pelan pipi lina. Udah tua juga basan masih aja goda Lina terkadang mereka bersikap romantis di depan anak-anaknya dan adegan yang paling males Arga lihat kadang juga sih arga suka ngejek papa mamanya. Biasa si arga mungkin iri.

"Ih papah"

"Lucu banget sih mama masih aja malu-malu"Kata basan sambil menoleh ke arah istrinya.

Lina hanya tersenyum sambil melihat jalanan yang ada di kaca mobil. Sementara di mobil satunya Arga sudah tidur dari tadi menutup wajahnya dengan hoddie kalau sila

Biasa asik nonton Drama korea. Terus kalau gara ia tidak meluarkan suara apapun dan hanya fokus menyetir.

***

Malam minggu malam yang di tunggu darah muda. Malam yang di tunggu selama seminggu, malam yang di habiskan bersama sang pujaan. Apalagi makan romantis di temani lilin dan alunan musik yang menenangkan di tambah tangisan para jomblo yang melihat mantan sudah dapat gebetan baru.

Terlihat dari pantulan cermin Arga tengah bersiap-siap untuk bertemu sang pujaan. Arga hanya mengenakan kaos putih dan celana pendek tapi tetap saja membuat kesan coolnya dan semakin terlihat tampan.

Arga mengacak-acak rambutnya katanya biar keren.

Telfon arga berdering di atas kasur sudah pasti dari Angel pacar Arga yang selama setahun ini mereka menjalin hubungan. Kalau di tanya Arga sayang enggak sama Angel? Jawabannya sayang. Tapi, tetap saja sifat playboynya yang nggak bisa hilang dan Angel harus ekstra sabar menghadapi sikap Arga yang matanya selalu jelalatan kemana-mana apalagi kalau linat cewek cantik dan sexy.

Kadang harus nahan emosi dan cemburu tapi kalau arga sudah bersikap manis Angel luluh lagi dan nggak jadi marah. Arga emang paling bisa buat Angel makin suka dan jatuh cinta lagi, lagi dan lagi Angel memang sudah semakin jauh, dan semakin jatuh ke dalam pelukan Arga.

Arga mengambil ponselnya di atas kasur dan segera menjawab,"Hallo?" Sapa Arga yang masih membenarkan rambutnya.

"Sayang nggak jadi ya?" Tanya Angel.

"Jadi aku udah siap-siap ini. Kamu tunggu aja di rumah"

"Yaudah, hati hati ya"

Arga mematikan ponselnya ia mengambil hoddie berwarna hitam di dalam lemari serta kunci mobil di atas nakas.

"Mau kemana?" Tanya lina yang duduk di ruang tamu ketika melihat arga sudah rapi dan wangi pastinya.

"Malming mah biasalah anak muda"Jawab Arga menuruni anak tangga dan menghampiri lina.

Sekeluarga semua ada di ruang tamu biasanya kalau malam minggu mereka menghabiskan waktu bersama.

"Kamu nggak belajar? Besok kan sekolah"Tukas Basan.

Arga menyalimi tangan lina lalu ke basan," udah belajar pah di sekolah, kalau di rumah itu waktunya istirahat dan main. Kalau belajar terus otak arga bisa rusak mikirin pelajaran"jawabnya dan hanya gelengan dari orang tua mereka.

Arga juga menyalimi gara dan sila yang ikut duduk di sana.

"Jangan malam-malam" Nasihat Gara.

"Yaelah bang kayak cewek aja" Jawab Arga.

"Arga kamu jangan begitu sama abang kamu! Itu tandanya Gara sayang sama kamu"Sahut Lina.

"Iya,iya mah"

"Nyengat banget si parfum lo? Sebotol

Lo habisin?!" Ucap Sila menutup hidungnya.

"Kalau nggak gini nggak wangi teh"

"Gila lo ya, Bisa bangkrut mama papa cuma beliin lo parfum"Sambungnya lagi.

"Suka-suka gue parfum-parfum gue"

"Yaudah arga berangkat" Arga keluar rumah dan langsung masuk ke dalam mobil kesayangannya.

Arga meluncurkan mobilnya sudah berada di tengah-tengah jalan raya. Jarak rumah Arga dan juga angel tidak terlalu jauh hanya beberapa meter saja kalau di hitung jam mungkin sekitar 15 menit.

Arga memutar setir masuk ke dalam kompleks perumahan milik Angel. Angel juga termasuk anak golongan orang kaya, salah satu alasan mengapa Arga memilih angel dan pacaran sama dia itu karena angel orangnya royal dan kadang yang keluar uang itu Angel dan arga cuma datang bawa tampang sama kata-kata manis doang buat angel.

Orang bilang sih kalau kayak Arga nih Cowok Matre."Emang masih jaman ya cowok matre? Modal dong"Cacian-cacian yang biasanya Arga dengar tapi cuma ia anggap bagaikan Angin lewat yang hanya membawa aroma bangkai tapi cuma sesaat terus hilang tanpa jejak.

Sambil menunggu arga membuka aplikasi chating grup yang sudah penuh pemberitauan. Arga mendapat 1000 chat dari grup Simalakama. Padahal baru beberapa jam ia nggak buka tapi udah banyak aja. Entah apa yang mereka bahas dalam grup itu.

[GRUP SIMALAKAMA]

Trisal : Habis duit cuma buat jajanin pacar gue tapi tetep aja gue di putusin.

Trisal: nasib-nasib

Pandu: Biasanya kalau begitu ada yang kurang sal

Trisal: kurang apa gue? Semuanya udah gue kasih ke Lidya.

Angga: Muka lo yang kurang perlu di amplas biar licin.

Trisal: Bangsat! Lu ngasih tau atau cuma mau ngehina gue anjir.

Pandu: dua-duanya sama kalik

Davin : Operasi plastik biar mirip lee jong suk.

Angga: anjir haha

Pandu: 2in

Arga: Emang kalau udah jelek mah jelek aja boy nggak perlu sakit hati. Mending kayak gue wajah tampan, punya pacar orang tajir bisa jadi penggangur sukses gue

Trisal : iya tau yang lagi malam minggu

Arga menutup aplikasi chattingnya, dan beranjak dari dalam mobil. Arga sedikit telat sih dan dia tau apa yang harus di lakuin kalau angel lagi ngambek.

Datang bawa setangkai bunga walaupun bunganya nyuri dari tanaman orang lain dan angel sudah menganggap itu hal paling romantis.

"Hai by maaf ya aku telat"Kata Arga pada Angel yang baru saja membuka pintu.

"Kebiasaan kamu" Jawabnya sambil menutup pintu," Bunda angel berangkat"Teriaknya pelan.

"Ish jangan marah dong entar cantiknya ilang" Rayu arga membuat pipi Angel ngeblush.

"Jangan gituin angel sayang angel malu nih"

Arga tersenyum dan merangkul angel dengan lembut.

Dua jam penuh arga menghabiskan waktunya bersama angel. Jalan-jalan kemana pun yang penting udah buat angel Happy, duit bakalan ngalir.

Arga sudah menjadikan angel sebagai ladang duit. Cuma modal kata sayang dan rayuan Angel sudah luluh. Emang paling gampang ngibulin anak orang cuma modal tampang.