Hari ini ada apacara. Alice dan teman-temannya berkumpul di sekolah, di halaman untuk upacara. Panas matahari yang cukup terik membuat kepala alice sakit. Tiba-tiba saja alice mimisan dan pingsan.
"Alice."
Teman-teman alice berteriak kaget melihat alice pingsan. Guru berdatangan melihat keadaan alice. Salah satu guru membopong alice ke ruang uks. Baby sister alice masih diluar. Diluar gerbang. Dia menunggu alice sampai masuk ke kelas tapi ternyata.
"Non alice."
Baby sister alice yang melihat dari luar gerbang sampai memaksa masuk, dia meminta izin kepada satpamnya.
"Pak tolong ya. Itu nona saya yang pingsan." kata baby sister alie memohon pada satpam sekolah.
"Oh iya silakan."
Satpam pun memberi izin. Baby sister alice langsung masuk ke sekolah dan mengikuti guru alice yang membawanya. Dia masuk ke uks.
Ada dokter yang bertugas di uks. Alice tak sadarkan diri. Darah yang keluar dari hidung alice bahkan sudah dibersihkan oleh dokternya.
"Bu dokter. Bagaimana dengan nona saya? Kenapa dia tak juga bangun?" baby sister alice sangat khawatir.
Setelah di cek keningnya panas sekali. "Apa adiknya gak bilang, mengeluh badannya tidak enak atau apa?" tanya dokter kepada baby sister alice.
"Enggak dok. Dari pagi, berangkat gak ngeluh apa-apa."
"Dibawa ke rumah sakit saja lebih baik. Biar sekalian diperiksa kenapa sampai mimisan apa dalam keadaan baik atau bagaimananya." kata sang dokter.
"Iya dok."
Guru yang tadi membantu menggendong alice lagi masuk kedalam mobil. Alice dipangkuan baby sisternya didepan dengan badan alice yang dibaringkan di kursi mobil. Kepalanya bantalan dengan paha baby sister alice.
Ada guru yang tak lain adalah wali kelas alice yang ikut mengantar alice ke rumah sakit. Baby sistet itu mencoba menelfon kenan.
***
Kenan dan bayu sudah sampai di rumah sakit. Mereka berlari ke ruangan alice. Baby sister dan guru alice masih ada didepan ruangan alice. Alice didalam sedang diperiksa oleh dokter anak. Tak kama dokter itu keluar dari ruangan alice.
"Bagaimana dok keadaan anak saya?" tanya kenan sangat khawatir pada alice.
"Anak tuan hanya kelelahan. Drop sedikit. Tolong lebiu diperhatikan lagi, jika memang tidak terlalu perlu jangan melakukan aktifitas yang berlebihan." kata sang dokter kepada kenan.
Dokter sudah memberikan obat penurun panasnya. Kenan takut satu hal, mamanya juga sering mimisan dan punya penyakit yang mematikan setelah didiagnosa seperti itu.
"Dokter, mamanya punya leukimia? Apa mungkin alice juga mengalami pertanda yang sama?" tanya kenan menahan dokter yang akan pergi dengan pertanyaannya.
Mama alice meninggal karena memaksakan tubuhnya kuat mengandung sampai melahirkan alice. Lalu penyakit itu semakin merebak kedalam tubuhnya. Menyerang imun dan dia tiada.
"Nanti setelah siuman dan lebih baik, kita bisa melakukan pemeriksaan lengkapnya tuan." kata sang dokter kepada kenan.
"Baik dokter. Terimkasih."
Dokter kembali ke ruangannya. Kenan dan bayu masuk ke ruangan alice.
"Saya minta maaf karena ini terjadi di sekolah. Saya akan lebih memperhatikan alice lagi." kata guru alice yang merasa bertanggung jawab.
"Tidak apa-apa ibu. Terimakasih sudah ikut mengantar alice ke rumah sakit."
"Sama-sama pak. Saya permisi harus kembali ke sekolah untuk mengajar.".
Guru alice pamit kepada kenan, bayu dan baby sister alice. Bayu mengantar guru alice sampai keluar rumah sakit. Bayu meminta supir kenan untuk mengantar guru alice kembali ke sekolah. Lalu dia kembali ke ruangan alice.
"Mama sudah tau keadaan alice?" tanya kenan kepada baby sisternya.
"Belum tuan. Saya belum sempat menelfon nyonya. Saya panik dan langsung telfon tuan kenan." kata baby sistet alice.
"Tolong telfon dan beritahu mama ya mbak." pinta kenan kepada baby sisternya.
"Iya tuan."
Baby sister alice keluar dari ruangan untuk menelfon lilis.
***
Lilis sedang ada di dapur. Meliha bahan makanan yang masih ada dan perlu dibeli. Juga susu kesukaan alice dan cemilan kesukaan alice.
"Bik. Ini nanti beli cemilan kesukaan alice ya. Sama susu stok yang agak banyakan. Beli dua box deh." kata lilis pada sang pembantu.
"Iya nyonya." pembantu lilis mencatat apa saja yang perlu dibeli dan tidak. Sampai ponseln lilis berdering.
"Halo mbak, ada apa?" itu telfon dari baby sisternya alice.
"Nyonya, non alice masuk rumah sakit. Tadi upacara di sekolah dan pingsan."
"APA?" Lilis kaget mendengarnya. Dia bahkan sampai menangis. Khawatit alicr kenapa-napa. "Mbak, kirim alamat rumah sakit sama nomer kamarnya ya. Saya kesana sekarang."
"Iya nyonya."
Lilis buru-buru memanggil supirnya. Tak lama dia mendapatkan pesan alamat rumah sakit dan juga nomer kamarnya.
"Pak ke rumah sakit ya." lilis memberitahukan alamat rumah sakitnya kepada sang supir.
"Baii nyonya."
Lilis tak tenang didalam mobil memikirkan cucunya itu. Lilis juga ingat benar kalau mamanya alice itu suka mimisan. Dia tak menyangak cucunya akan sama, tapi ini baru kali pertama. Sebelum-sebelumnya tidak apa-apa.
***
Sementara di rumah sakit, bayu dan kenan tak henti memandang alice yang juga belum sadarkan diri. Kenan terus menggenggam tangan kecil anaknya itu. Menciumi punggung tangan anaknya itu.
"Alice bangun ya. Alice sehat ya. Maafin papa, papa sibuk. Papa gak tau alice capek. Kalau alice bangun papa janji akan menuruti semua permintaan alice." kata kenan terus mengusap puncak kepala alice dan menciumi tangan alice.
"Papa."
Alice sadar. Dia melihat papanya yang duduk disamping ranjangnya dan menggenggam tangan kecil alice.
"Sayang, papa sama om khawatir banget. Kenapa gak bilang kalau alice sakit, alice capek sekolah?" tanya kenan mencium punggung tangan alice. Mengusap kepala alice dan kening alice.
"Alice sudah bilang. Alice gak mau berangkat sekolah papa."
Kenan baru ingat itu. Dia pikir bukan karena lelah. Tapi malas. Mungkin kalau ada mamanya, akan ada yang lebih perhatian dan mengerti apa yang alice masuk.
"Papa minta maaf karena papa maksa alice sekolah. Nanti lagi kalau capek, bilang ya ke papa, atau ke nenek." pinta kenan kepada alice.
"Ke mama aja papa maunya." ucapan alice membuat kenan makin merasa bersalah. Kenan melirik bayu. Mereka kehilangan jejak abel lagi.
"Iya. Mama. Alice kalau gak sama tante abel gimana? Sama tante yang lain, yang baik ke alice pokoknya. Mau?"
"Kalau alice suka, mau. Tapi pengennya tante abel papa." kata alice lagi. Tetap pada pilihan pertamanya. Kenan hanya mengangguk.
"Papa akan berusaha dengan sangat keras untuk menemuka tante abel. Buat alice. Alice sabar sedikit ya?" tanya kenan kepada alice.
"Om juga aka berusaha keras membantu bos besar, untuk menemukan tante abel buat bosa kecilnya om." kata bayu yang berdiri dibagian bawah ranjang alice. Didekat kaki alice.
"Makasih om. Papa." alice tersenyum kepada keduanya.
Lilis baru sampai di rumah sakit. Dia masuk ke ruangan alice. "Gimana alice. Apa alice sama seperti mamanya?" tanya lilis kepada kenan. Kena