"Ya, semangat kerjanya," aku melirik ke arah Yunki lalu memberikan senyuman untuknya.
"Ya!" Yunki sedikit tersenyum.
Setelah itu, Yunki melangkah pergi bekerja, dan aku masih sibuk di dapur.
30 menit kemudian, aku selesai di dapur.
"Lelah juga," ucap aku lalu duduk di sofa ruang tengah.
"Ternyata begini jadi seorang istri dan ibu rumah tangga," gumam aku.
Lalu aku mengambil ponsel dan.
Ting ...
Pesan masuk di ponselku lalu aku membuka pesan itu.
(pesan)
Jimi:
Hari ini sibuk tidak? ayo makan di cafe biasa!
"Mau ngapain lagi sih," gumam aku agak sedikit kesal.
Dan aku tidak membalas pesan itu lalu aku memejamkan ke dua mataku.
"Sekali-kali ajak Yunki ke restoran korea BBQ dan Yunki suka banget kesana," ucap Yura sambil mengusap kepalaku.
"Jangan mudah lelah jadi seorang istri," ucap Yura.
"Jadi istri itu indah, apa lagi di saat suami lelah dan kita bisa menghiburnya. Lalu menghilangkan rasa lelah itu dan itu sangat indah Yuna," lanjut Yura. "Jadi hibur Yunki kalau dia lelah," sambung Yura.
"Kenapa harus aku kak? kakak aja! dia juga masih mengharapkan kakak," ucap aku.
"Tidak, dia mengharapkan kamu namun dia belum bisa lupakan aku. Tapi dia mencintaimu Yuna, percayalah padaku!"
"Tidak, dia hanya mencintai kak Yura saja!" teriak aku.
"Sekali-kali ajak Yunki makan di luar," ucap Yura sambil mengusap kepalaku dan tiba-tiba pergi.
"KAK YURA! KAK YURA!" teriak aku.
Seketika aku terbangun.
"Astaga! mimpi apa itu," ucap aku sambil mengatur nafas.
"Kak Yura!" Tiba-tiba aja, aku meneteskan air mata.
"Jadi seorang istri itu indah," batin aku yang mengingat ucapan kak Yura di dalam mimpi tadi.
Lalu aku melangkah menuju kamar kembar sambil membawa dua botol susu.
"Halo anak-anak aku, pasti mau susu ya?" tanya aku sambil menatap kembar.
Kembar hanya tersenyum lalu aku mengusap kepalanya dan memberikan botol susu pada kembar.
"Ayo cepat besar, ibu mohon," batinku.
"Pasti indah kalau aku ke restoran sama ayah Yunki dan bersama anak-anak," batin aku sambil memikirkan itu.
"Sangat indah pastinya," batin aku lagi.
Sepuluh menit kemudian.
Aku selesai memberikan susu pada kembar lalu aku langsung memandikan kembar satu persatu, karna tidak bisa bersamaan, aku di rumah hanya sendiri.
"Ayo kita mandi," ucap aku.
Sejam kemudian.
Aku selesai memandikan kembar dan udah pakai pakaian rapih, lalu menaruh kembar di stroller. Aku ingin mengajak kembar jalan-jalan di sekitar rumah.
"Pagi yang indah," batin aku.
"Apa anak-anak ibu senang?" tanya aku sambil menatap kembar di dalam stroller dan kembar hanya membalas senyuman.
"Oke, sepertinya anak-anak ibu senang!"
"Mulai besok ibu akan ajak kalian jalan-jalan begini," ucap aku yang masih menatap kembar.
"Sekalian aku joging juga hehe menurunkan beberapa lemak di dalam tubuh hehe."
Aku terus-menerus bicara sendiri sambil mendorong stroller di sekitar rumah.
"Halo," sapa seorang wanita lalu membungkuk padaku.
"Ya, halo," sapa aku lalu membalas membungkuk padanya.
"Apa ini istrinya Yunki Pratama?" tanya wanita itu.
"Iya," jawabku
"Maaf ini siapa?" tanya aku pada wanita itu.
"Maaf, saya hanya tetangga aja dan di sini setiap bulan kita selalu ada acara kumpul untuk arisan gitu," jawab wanita itu.
"Oh gitu," aku agak sedikit bingung.
"Kalau boleh apa nyonya Pratama bisa ikut gabung?"
"Hah? saya? entah, saya tanya suami dulu," aku sambil menggaruk kepalaku karena sangat bingung mau balas apa.
"Iya tanyakan aja biar kita makin kenal satu sama lain."
"Iya benar, maaf kalau boleh tau namamu siapa?" tanya aku sambil menatap wanita itu.
"Perkenalkan saya Rara, istrinya Rio Dewanto."
"Iya, salam kenal nyonya Rara," ucap aku sambil tersenyum.
Aku dan Rara ngobrol-ngobrol di dekat sebuah taman dan bahas kehidupan sehari-hari, mengurus anak, dan lain sebagainya.
Sejam kemudian..
"Ya ampun waktu cepat ya, udah sejam aja kita ngobrol gini," ucap Rara.
"Iya benar, saya pamit duluan ya," aku sedikit membungkuk.
"Iya, see you next time," ucap Rara balas membungkuk.
Aku pergi dengan mendorong stroller dan kembali menuju rumah, karna menurutku udah cukup jalan-jalan hari ini.
"Akhirnya sampai," ucap aku saat masuk ke dalam rumah.
Aku langsung menuju kamar kembar.
"Ya ampun anak ibu tidur," ucap aku sambil menatap kembar yang sudah tidur pulas.
"Ayo cepat besar, ibu mau jalan-jalan sama kalian!"
Setelah itu, aku langsung memindahkan kembar satu persatu dari stroller ke tempat tidurnya.
"Tidur nyenyak anak-anak aku," gumam aku setelah memindahkan kembar ke tempat tidur.
Setelah itu, aku keluar kamar kembar dan menuju kamar Yunki untuk membereskan kamarnya.
Sampai di kamar Yunki.
"Nyaman banget di kamar kak Yunki lalu wanginya khas banget," ucap aku sambil mengendus-endus..
"Oke, waktunya bersihkan kamarnya," ucap aku sambil melirik sekitar.
"Eh, apa yang aku bersihkan? kamarnya udah bersih," gumam aku yang baru menyadari.
"Suami yang rajin," lanjut aku.
Tiba-tiba saja.
Ting.
Pesan masuk di ponselku.
(Pesan)
Jimi:
Kenapa enggak balas pesan aku? Apa aku harus ke rumahmu?
"Apa sih nih orang, ribet banget," batin aku yang sedikit kesal.
Ting.
Pesan masuk lagi.
(Pesan)
Jimi:
Aku tau kalau kamu enggak cinta sama suamimu, dan aku bakal menunggu kamu Yuna!
Aku langsung mematikan ponselku dan melangkah pergi dari kamar Yunki, lalu aku menuju kamarku.
"Kau salah jim, sepertinya aku mencintainya sekarang," batin aku sambil membaringkan tubuh di atas tempat tidur.
***
Yunki selesai meeting langsung kembali ke ruangan.
"Apa Yuna senang kalau aku ajak makan di luar?" batin Yunki sambil duduk di kursi.
"Kira-kira dia suka makan apa?" Yunki sambil berpikir.
"Apa aku harus tanya padanya?" Yunki agak mengerutkan keningnya, lalu. "Ah jangan, mungkin dia juga suka makan Korea BBQ."
"Malam ini aku akan ajak Yuna makan di luar." Yoongi menganggukkan kepalanya dan masih berpikir.
"Kembar di ajak apa titip ke ibu ya?" tanya Yunki sambil berpikir.
"Aku ajak kembar aja lalu kembar pake pakaian hangat!"
Setelah berpikir dan bertanya-tanya sendiri akhirnya Yunki kembali bekerja.
Beberapa menit kemudian.
"Hai sayang," ucap seorang wanita yang tiba-tiba aja masuk ke dalam ruangan Yunki.
Seketika Yunki tersenyum mendengar suara itu dan ia langsung melirik asal suara itu, namun senyum itu kembali jadi rasa kesal setelah tau dia siapa.
"Kau kenapa?" tanya wanita itu lalu menghampiri Yunki.
"Ngapain kau kesini?" tanya Yunki dengan wajah kesal.
"Aku rindu padamu," jawab wanita itu sambil menyentuh pipi Yunki.
"Jaga sikap NARA! ini di kantor!" teriak Yunki dengan menatapnya sinis.
Nara adalah wanita yang benar-benar sering menggoda Yunki, entah kenapa Nara seperti terobsesi dengan Yunki.