Chereads / Mahligai Pengantin Muda / Chapter 33 - Sosok Tampan Pak Calvaro

Chapter 33 - Sosok Tampan Pak Calvaro

Dalam waktu singkat, Alma sudah tiba di titik terdekat lokasi. Ini adalah salah satu gedung pemerintahan. Ia harus membuat berita di portal mengenai kasus naiknya harga minyak yang tidak manusiawi. Banyak sekali mahasiswa yang tengah berdemo di tempat ini.

Keringat Alma menetes. Walaupun situasi sudah panas, gadis itu tetap kukuh untuk mewawancarai berbagai pihak. Mahasiswa, masyarakat, dan kepolisian. Alma cukup kesulitan untuk meminta wawancara pada salah satu aparatur negara. Namun tidak masalah.

Ia sudah mendapatkan banyak data. Setidaknya ini cukup. Kala itu, Alma hendak pulang.

Sialnya, kondisi malah makin chaos. Ada beberapa pihak mahasiswa yang membakar ban. Lalu, mereka juga mendesak pemerintah setempat untuk membukakan pintu gerbang.

Akibat situasi yang makin tak terkendali, mendadak salah satu orang pun berteriak sangat kencang. "AWAS GAS!!!"

Seketika, polisi melemparkan gas yang membuat mata pedih. Alma yang masih berada di sana pun mengucek matanya. Ia bahkan tidak bisa melihat apa pun pada saat itu.

Ia terhenti di tempat, sedangkan situasi sudah semakin parah. Banyak orang yang hilir-mudik berlarian menghindari serangan gas tersebut.

"Sial," Alma mendesis. Gadis itu berusaha keluar dari sana dengan matanya yang begitu perih.

Namun, di tengah hiruk pikuk banyaknya orang yang berada di sana, gadis itu malah disandung kakinya oleh salah satu orang yang berlari tanpa disengaja.

Ia segera oleng, hendak jatuh – "Gawat, kalau aku jatuh, aku bisa mati karena kerumunan ini." kata Alma dalam hati.

Ia berusaha untuk tidak jatuh, tetapi tubuhnya tetap saja sudah tidak seimbang. Maka dari itu ... 'Aku akan jatuh ... Terinjak ... Dan ... mati?' Alma membatin ngeri. Kalau itu yang akan terjadi, sudah lebih baik dia merelakan harga dirinya bersama dengan Mbak Geisha.

Ah, pasti inilah alasan tidak boleh melakukan liputan sendirian. Supaya ada yang menjaganya.

Tetapi, gadis itu sudah tak seimbang. Alma pun menutup matanya, membiarkan dirinya untuk jatuh ke aspal, tetapi mendadak – GREBB!!!

Ada salah satu orang yang menggenggam tangannya. Alma menengok ke salah satu sisi. Ternyata, sosok tampan Pak Calvaro menahan tubuhnya untuk jatuh. Lelaki itu malah mendesis, mengatakan dengan penuh kekesalan. "Apa yang aku katakan kepadamu, turun di jalan memang sangat mengerikan."

Alma malah agak tertawa. Ia dibantu berdiri oleh Pak Calvaro. "Ah, mestinya aku percaya dengan apa yang dikatakan Bapak."

"Berterima kasihlah kepadaku." katanya dengan dingin.

"Terima kasih," ujar Alma begitu ringan. Ia juga sudah terbantu dengan Pak Calvaro.

Namun, lelaki itu mendengus. "Hei, kau pikir aku terima dengan permintaan maafmu yang satu ini? Untuk menyelamatkan nyawamu, terima kasih yang hanya gumaman kata tak berguna."

"Lalu, aku harus apa?"

"Traktir aku makan malam di restoran bintang lima." putusnya final, tanpa memberikan celah untuk mengelak.

Alma membatin dalam hati, 'Ih dasar pemimpin menyebalkan. Harusnya dia bersyukur aku tidak jadi mati. Kalau mati, nanti dia yang harus bertanggungjawab.'

Walau Alma misuh-misuh di pikirannya, perempuan tersebut tetap pergi sesuai bimbingan Pak Calvaro untuk keluar dari tempat ini.

Ia pun mengatakan, "Kamu tadi pakai apa ke sini?"

"Aku naik taksi."

"Kalau begitu, kau kuantar ke rumah sakit dulu, memeriksakan matamu itu. Dan baru kuantar ke rumah." kata Pak Calvaro.

Ia membawa Alma masuk ke dalam mobil abu-abu miliknya. Bahkan Pak Calvaro mengemudikan mobil tersebut dengan serius dan penuh kehati-hatian.

Di tengah rasa perih yang melanda Alma, gadis itu melihat sosok Pak Calvaro dengan mata yang menyipit. Entah mengapa, lelaki itu amat bertanggungjawab. Dan di sana, Alma cukup kagum dengan sisi Pak Calvaro yang tidak menelantarkan pegawainya.

* * *