Alma semula ingin bersikpa tenang bagaikan Puteri Solo yang anggun nan cantik. Halah! Memang dia ini boneka, sehingga dia bisa berperan begitu manis? Dia bukan orang bloon yang bisa ditipu segitu mudahnya!
Dengan tangan terkepal dan kemarahan yang begitu besar dalam dadanya, gadis itu pun mendekat kepada Mas Lazuardi dan Mbak Geisha. Tangannya bersedekap. "Jadi kalian sudah berani ya untuk menampakkan diri bahkan di kantor?!"
"Alma..." Tatapan Mas Lazuardi jelas kaget. Lelaki itu bahkan seolah melihat setan. Hello! Dia ada di kantor. Otomatis dia bisa mengetahui kalau Mbak Geisha ini datang menemui Mas Lazuardi. Setidaknya kalau selingkuh itu sembunyi-sembunyi kek. Malah terang-terangan!
Dan big thanks for Mbak Andini yang sudah melaporkan keberadaan Mas Lazuardi tadi, tanpa Mbak Andini, mungkin Alma tidak tahu tindak tanduk suaminya yang begitu menjijikkan.
"Mas, aku sudah bilang padamu untuk bercerai! Kamu sendiri yang nggak mau dan keberatan untuk bercerai! Tapi kalau begini caranya, aku sudah nggak mungkin lagi untuk bersama denganmu!"
"Alma, aku bisa menjelaskan semuanya..."
"Menjelaskan? Apa yang perlu dijelaskan? Kamu menjemput Mbak Geisha, selingkuhanmu sendiri! Aku sekantor dengan dia, MAS!"
Pada saat itu, Alma pun menggertak. "Aku akan menggugat cerai dirimu, Mas. Tunggu saja."
Gadis itu pergi dari mereka berdua. Rasa jengkel yang begitu besar sudah meletup dalam diri Alma. Sudah tidak ada kata maaf lagi bagi Alma untuk Mas Lazuardi.
Ia pun masuk kembali ke kantor. Tetapi, hatinya sudah hancur lebur. Rasanya tak mungkin kalau dia kembali mengerjakan tugas kantor. Revisi-revisi naskah beritanya.
"Aku ke rooftop saja." Ia pergi ke lift dan naik ke rooftop. Begitu sampai di rooftop, bersyukur karena tidak ada satu pun orang di sana.
Ia lantas menengok ke arah senja. Sialnya, senja hari itu sangat tidak kompromi. Dia bahkan memberikan cahaya jingga yang alami dan begitu menawan. Bertolak belakang dengan perasaan Alma.
Gadis itu pun berjongkok di balik tembok, lalu tanpa sadar, ia menangis.
'Aku mungkin terlihat kuat di luar. Tapi bagaimana mungkin hatiku bisa baik-baik saja melihat suamiku yang berselingkuh di belakangku?'
'Dia bahkan sudah berani untuk menjemput Mbak Geisha di sini. Bukankah dia sangat keterlaluan?'
'Kenapa juga hatiku ini sangat bodoh karena masih mencintainya?'
Ribuan pertanyaan pun masuk ke dalam otak Alma. Hingga mendadak, kornea mata Alma melihat cahaya senja yang begitu silau di mata. Gadis itu mendapati cahaya yang begitu luar biasa menyilaukan.
Tatkala ia menutupi bayangan itu dengan tangannya, sesosok lelaki mendadak muncul dari sana.
Alma mengalihkan tangannya, melihat bayangan yang menutupi cahaya senja yang merebak masuk ke matanya. Ia mendongak dari posisi jongkoknya, melihat seksama lelaki yang ada di depannya.
Ternyata... Itu adalah Pak Calvaro. Lelaki itu pun turut jongkok sembari menyeringai. "Aku pikir, aku dengar suara kodok terpencet. Ada isak tangis yang sangat kecil."
"Ternyata, seekor kelinci yang sedang bersedih dan bersembunyi."
Lelaki itu pun meraih pipi Alma, lalu menghapuskan air mata yang meluruh. "Aku bukanlah orang yang pandai dalam hal beragama, tetapi aku juga bukan berengsek yang sembarangan tidur dengan perempuan."
"Daripada kamu menangis, maukah kau membaginya denganku?"
Alma terkesiap beberapa detik. Wajah tampan Pak Calvaro, matanya yang berwarna almond, hidungnya yang mancung, dan rahangnya yang tegas. Belum lagi dengan tatanan rambutnya yang begitu memukau di mata Alma.
Tidak. Gadis itu mundur.
Ini tidak boleh. Pak Calvaro adalah atasannya sendiri.
Tidak.
Gadis itu bangkit tiba-tiba. Kabur dari rooftop. Berlari secepatnya. Masuk lagi ke dalam lift dengan debaran di dadanya.
Pipinya mendadak memerah menyadari kondisi yang terjadi. Apa yang terjadi? Kenapa.. Pak Calvaro mendadak mengatakan hal itu?
* * *