"Siapa kamu?" tanya Galant kembali sambil dia menekan masing-masing giginya menahan amarah yang datang dalam sekejap ke dalam rongga dadanya saat ini.
Mungkin hal yang dia lakukan sekarang adalah bukan keputusan yang tepat dengan bertanya seperti ini pada orang asing yang telah membuat sahabatnya ketakutan. Dia seharusnya lebih dahulu menghantamkan kepala tinjunya pada wajah pria yang tak tahu malu ini, bahwa jelas bahwa orang yang berdiri di depannya sekarang bukanlah orang baik-baik.
Galant langsung dalam sekejap kembali merasakan kemarahannya semakin meningkat dari waktu ke waktu ketika Arghi mencengkram lengannya lewat tangan Arghi yang dingin. Arghi biasanya adalah seseorang yang akan selalu maju lebih dahulu untuk melindungi Galant, tetapi untuk sekarang karena orang inilah yang membuat Arghi bertingkah seperti ini.
"Arghi, apakah kamu masih belum memaafkan aku?" Suara pria ini yang terdengar entah mengapa langsung membuat Galant merasa muak hanya dengan mendengarnya. Galant ingin segera mengusirnya dari halaman rumah, tetapi di lain sisi Galant juga ingin mengetahui siapa pria ini yang membuat Arghi ketakutan.
Benar, pastilah pria yang tengah berdiri di hadapan Galant ini adalah orang yang berada pada masa lalu Arghi yang sampai sekarang tidak Galant ketahui.
"Siapa kamu? Kenapa kamu ke sini?" tanya Galant kembali, tatapannya tajam mengarah ke depan. Tangannya yang lain balik menggenggam tangan Arghi untuk setidaknya membuat Arghi sedikit tenang walau untuk sesaat. Dia juga tanpa sengaja mengendus udara yang melayang di antara dirinya yang kali ini tidak Galant sukai, ini terasa sangat kuat dan juga tajam bercampur dengan milik Arghi yang kali ini menjadi samar.
Pria itu pada akhirnya memfokuskan pandangannya pada Galant sepenuhnya, ekspresi yang sebelumnya menekuk di wajah itu kali ini menjadi lurus seolah tidak terjadi apa-apa sebelum-sebelumnya yang pria ini lakukan pada Arghi. Hingga dia mengangkat suaranya untuk mengatakan sepatah kata pada Galant. "Aku mengerti sekarang."
Hanya itu yang dia katakan, dia tidak mengatakan apapun untuk menjelaskan siapa ataupun tujuannya datang ke mari. Hanya ucapan kosong yang dia lontarkan pada Galant dan kembali mengarahkan pandangannya pada Arghi. Hal itu seketika membuat Galant menjadi semakin tidak senang.
Galant tanpa banyak berkata-kata menarik pelan tangan Arghi untuk membawanya masuk ke dalam rumah meninggalkan orang asing ini di belakangnya. Dia masihlah tidak mengetahui orang macam apa pria ini sehingga membuat Arghi menjadi ketakutan sedemikian rupa, tetapi apapun yang akan terjadi mulai sekarang Galant yang akan berdiri paling depan untuk melindungi dan menjaga sahabatnya dari apapun sama seperti apa yang dilakukan oleh Arghi sebelum dia kehilangan penglihatannya.
Namun sebelum Galant benar-benar meninggalkan pria asing ini dia berbalik untuk langsung berkata dengan nadanya yang tajam dan menusuk, "Apapun yang kamu mengerti, kami tidak peduli itu. Jadi, menyingkirlah."
***
"Galant?"
Galant membuka matanya yang sejak tadi tertutup dengan gelisah ketika pada akhirnya Arghi mulai mengatakan sesuatu padanya setelah sekian lama. Ada jeda panjang kembali saat Arghi belum mengatakan lagi selepas dia menyebut nama Galant.
"Aku tidak bisa mengatakan apapun tentang orang itu padamu. Dia hanya seseorang yang muncul di masa laluku yang buruk."
Galant menganggukkan kepalanya dan menyadari bahwa Arghi tidak akan melihatnya, tetapi dia tahu Arghi pasti mengetahuinya dengan genggaman tangan Galant yang mengerat pada telapak tangan Arghi.
"Tidak masalah jika kamu tidak ingin mengatakannya, tetapi mulai sekarang aku tidak akan membiarkanmu keluar rumah sendirian lagi, Arghi." Galant berkata ketika Arghi menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa berwarna abu di belakangnya sambil memejamkan mata.
"Tidak perlu berlebihan, Galant," kata Arghi yang masih menutup matanya dan Arghi melakukan hal yang sama dengan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, menyadari bahwa tangan Galant masih terhubung pada milik Arghi.
Dengan apa yang terjadi pada Arghi sebelumnya bagaimana mungkin Galant bersikap biasa saja, apa yang dia lakukan tentu saja bukanlah hal yang berlebihan yang seperti Arghi katakan. Arghi adalah satu-satunya orang yang Galant punya di dunia ini bagaimana bisa dia tidak mengkhawatirkan apa yang terjadi pada Arghi. "Aku mengkhawatirkanmu."
"Tunggu, Galant!" Galant terkesiap ketika Arghi cepat bangkit dengan menegakkan punggungnya, dia menghadap Galant dan pegangan tangan Arghi mengerat pada Glant sekarang.
Galant mengangkat alisnya bingung dan bertanya kalau-kalau ada sesuatu yang tengah mengganggu pikiran Arghi sekarang. "Ada apa, Arghi?"
"Mengapa... Mengapa kamu tumbuh begitu cepat?"