James masih berdiri dibalik sandaran kursi. Pria itu masih mencoba mengendalikan tonjolan dibalik celananya yang hingga kini tidak mau mereda. Bahkan saat bibi Cambrige pamit undur diri dirinya masih tetap berada dibalik kursi tersebut untuk menyembunyikan hasratnya pada Lady Helena Matson.
"Jadi selama ini aku punya pengagum rahasia ?". Tanya James dengan intonasi penuh godaan.
Helena mencoba memalingkan wajahnya. Ia menyembunyikan segala rona kemerahan yang menjalar di seluruh pipinya.
"Your grace , ijinkan saya memandu anda berkeliling di Matson Hall". Helena mencoba memecahkan suasana yang tidak nyaman diantara James dan dirinya.
"Sesuai permintaan anda, My Lady". Ucap James penuh semangat.
Helena memimpin berjalan duluan diikuti dengan James yang berjalan menyusul perempuan tersebut. Matson Hall di bangun puluhan tahun silam bahkan sejak kakek buyut Helena masih hidup. Para Earl Matson terdahulu sama gilanya dengan ayah Lady Helena. Mereka semua merupakan kolektor barang antik. Hal ini terlihat dari ornamen yang terpasang di sepanjang lorong Matson Hall.
Disamping kanan maupun kiri lorong terdapat beberapa ruangan yang pintunya tertutup rapat. Helena dan James terus berjalan sembari Helena menjelaskan beberapa lukisan yang juga terpajang di dinding lorong tersebut. "Ini sang earl ?". Tanya James yang seketika berhenti disebuah lukisan potret seorang pria.
Helena mengentikan langkahnya lalu berbalik menghampiri James. " Itu adalah lukisan Earl Matson yang pertama".
"Lalu dimana potret lukisan ayahmu ?". Sahut James dengan tatapan penuh harap pada Helena.
James menyukai seorang wanita yang memiki selera berpakaian cukup bagus sedangkan Helena kali ini terbungkus dengan gaun besar dengan terlalu banyak renda bahkan menutupi hampir seluruh lekuk tubuh wanita itu. Tetapi James merasa ada suatu daya tarik dari wanita tersebut. Bahkan saat dirinya mabuk dia tetap dapat merasakan bahwa wanita ini memiliki sesuatu yang spesial. Hati James terus berkata untuk tetap berada disituasi yang sulit ini.
James bukan merupakan seorang pria yang suka dengan hal rumit. Ia akan mengambil jalan praktis sesegera mungkin jika dirinya bisa. Namun dengan Helena dia dapat mengontrol segala emosi dan egonya untuk tetap menetap di Matson Hall sementara waktu.
"Silahkan lewat sini your grace !"
" Lukisan ayah saya ada di ujung lorong dekat dengan sebuah kamar antik ". ucap Helena.
Mereka berdua melanjutkan perjalanan untuk menyusuri lorong. Sepanjang perjalanan James terus memandagi wanita yang berada di sampingnya. Ia terus tertuju pada bibir sang lady yang sejak tadi menjelaskan tentang apa saja yang ada di Matson Hall.
"Your grace , saya persembahkan ini lukisan potret dari ayah saya". Ucap Lady Helena.
Disebelah dari lukisan itu terdapat sebuah ruangan yang pintunya tidak tertutup dengan rapat. "Jika diijinkan apakah saya boleh melihat bagian dalam ruangan ini ?". James tertarik untuk melihat kedalam ruangan yang terlihat banyak ornamen unik didalamnya.
Helena nampak ragu menjawab pertanyaan James . Namun pria itu justru melangkahkan kakinya untuk langsung masuk kedalam ruangan. "Ahh your grace , sebaiknya kita tidak berada disini". Ucap Helena dengan nada penuh kekhawatiran.
Ruangan yang dimasuki oleh James merupakan "Kamar Antik". Kamar tersebut berisi banyak ornamen eksotis serta cukup sensual. Banyak patung-patung yang menampilkan berbagai posisi bercinta pria dan wanita. Bahkan ada beberapa lukisan vulgar yang dipajang disana.
Kamar tersebut dipenuhi oleh bantal-bantal besar. Ada juga sebuah kasur yang cukup rendah tingginya dilengkapi dengan 4 pilar dan kelambu. "Sepertinya nyonya Janskien lupa mengunci pintu ruangan ini setelah di bersihkan". Kata Lady Helena yang sekarang nampak malu karena semua hal yang ada dikamar itu sangat vulgar.
"Your grace , sebaiknya saya harus mengajak anda keluar dari tempat ini dan maafkan saya atas ketidaksopanan ini". Ucap sang Lady yang menghentikan langkah James dengan cara menghadangnya untuk melangkah maju.
James tersenyum melihat rona wajah Helena yang nampak merah padam. Hal itu membuat Helena semakin salah tingkah dan tidak memperhatikan langkah kakinya sendiri. Gaunnya yang cukup besar dan banyaknya bantal diruangan tersebut membuatnya kehilangan keseimbangan. Helena tak mampu menahan tubuhnya lagi untuk tetap berdiri lalu terhuyung kearah kanan.
Sebagai seorang pria , James tidak tinggal diam melihat kejadian tersebut. Ia mencoba menangkap tubuh Helena dengan melingkarkan tangan kanannya kepinggang wanita itu namun karena tidak cukup cepat akhirnya mereka berdua terjatuh keatas tumpukkan bantal dengan posisi yang tidak jauh berbeda dengan kejadian di pekarangan Matson Hall yang membuat James menjadi seorang tunangan dari Lady Helena Matson secara tiba-tiba.
Helena berada dibawah dan James berada diatasnya. Kali ini posisi mereka lebih sensual dari pada yang telah mereka pertontonkan dipekarangan.
James kembali menatap mata almonds milik Helena. Seketika itu pula hasratnya mulai kembali memuncak. Tonjolan dibalik celananya juga kembali mengeras. Kali ini James tak mampu menahan hasratnya. Ia menyapukan jemari tangannya ke pipi Helena. Ia terus menyelusurinya hingga turun kerah tulang rahang Helena. "Lady, anda memiliki kulit yang indah". Helena membeku mendengar perkataan James. Sementara itu James terus memainkan Jemarinya kearah bibir Helena. James terus intens dalam menyapukan tanganya terhadap Helena. James juga sesekali memberi perhatian lebih pada bibir sang lady. Desakan hasrat didalam tubuh James terus memuncak hingga mendorong tangannya untuk menyentuh tekuk leher Helena.
Tangan James yang kekar dengan beberapa urat nadi yang terlihat mulai menyelusuri leher hingga bagian diatas buah dada Helena. James lagi-lagi terus intens menyentuhnya hingga membuat nafas Helena kini terdengar tidak beraturan. "Lady , mengapa anda menutupi keindahan ini dengan gaun dari kain kumal". Ucap James yang kagum dengan keindahan tubuh Helena.
Sang Lady tidak dapat berbuat banyak hal karena sepertinya dirinya juga merasakan hasrat yang sama pada Duke Alvord. Helena masih terpaku pada James sembari terus mencoba mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Helena bahkan tidak mencoba melawan saat tangan James bergerak untuk membuka gaunnya.
"Anda benar-benar menakjubkan lady , jika saja saya tidak berhenti ditaman mungkin saya tidak akan bertemu berlian yang tersembunyi ini". Ucap James sesaat sebelum dirinya mulai mencium leher Helena.
James terus intens mengeluarkan seluruh hasratnya pada Helena. Bahkan tanganya kini sudah mencapai korset sang lady. Ia tidak sepenuhnya membuka korset tersebut hanya melonggarkannya sehingga buah dada Helena dapat terlihat dengan jelas. James masih terus sibuk mencium leher Helena dengan tanganya yang lain mencoba meraih buah dada Helena.
Nafas Helena semakin tidak beraturan. Ia juga tidak dapat mencegah hasratnya pada James yang sangat kuat. Sementara itu tangan James terus memijat buah dada Helena dan kini ciuman James terus turun hingga mendekati dada dari sang lady.
Tubuh Helena seakan terdorong untuk terus menerima bahkan menantikan setiap setuhan yang diberikan James. Helena sedikit kesulitan mengimbangi James karena sang Duke terus intens menyentuh Helena bahkan tidak memberikan jeda pada setiap sentuhannya. Sang Lady tidak melawannya hanya saja itu membuat dirinya mencengkram dengan kuat lengan James saat ini.
"Ya tuhan , anda harus menyingkirkan gaun yang buruk ini karena ini semua menutupi kecantikan anda, Lady". Ucap James tepat sesaat sebelum dirinya mencium buah dada Helena.