Chereads / UNTOUCHABLE LADY / Chapter 7 - Kau Adalah Diriku

Chapter 7 - Kau Adalah Diriku

6 Oktober 2021

"Helena yang sekarang terlahir berbeda ". Ucap Helena dengan memegang segelas wine kepada beberapa wanita yang berada disekelilingnya. Ia juga tertawa setelahnya bersama wanita-waita tersebut.

*Kring... kring*

Suara alarm membangunkan Helena Spencer . "Ahh Tuhan... ternyata itu hanya mimpi !". Ia terduduk di atas kasurnya sembari memijat pelipis kepalanya. Gadis itu juga mengingat mimpi apa yang baru saja dirinya alami. Mimpi itu terasa sangat nyata karena ia merasa apa yang dirinya ucapkan terasa begitu nyata. Bahkan ia juga merasa sempat menengguk wine yang ia bawa. "Ahh kepalaku pusing rasanya mimpi itu sangat nyata , Sial !".

Helena segera bersiap untuk pergi ke kantor hari ini. Ia memiliki pekerjaan yang harus ia selesaikan yaitu mendata setiap benda yang berada di koper tua dan cermin ribuan tahun yang kemarin baru saja datang. Seperti biasanya Helena membutuhkan waktu kurang lebih satu jam sebelum akhirnya menyetir mobilnya menuju ke kantor.

Tepat pukul 7 pagi saat ini . Helena sudah berada di dalam mobilnya untuk segera pergi ke kantor. "Ya tuhan bagaiamana jalanan bisa sangat padat seperti ini !". Ucap Helena sebelum membunyikan klakson mobilnya.

Hari ini hujan turun cukup deras sehingga banyak orang yang memilih menggunakan mobil pribadinya daripada menggunakan transportasi umum. Kemacetan tidak bisa terhidarkan karena hal tersebut . Bahkan Helena hanya dapat menyetir mobilnya satu meter kedepan sebelum akhirnya harus berhenti lagi akibat kemacetan. Kebosanan terus melanda Helena hingga pada akhirnya gadis itu memutuskan untuk menyalakan radio yang ada di mobilnya. Sebuah lagu karya Andrea Bocelli dengan judul Cantique de Noel sedang diputar saat itu.

"En cette nuit qui lui donne un Sauveur

Peuple a genoux, attend ta deliverance

Noel! Noel! Voici le Redempteur

Noel! Noel! Voici le Redempteur"

Dan saat lagu itu mencapai bagian reff terdengar suara seorang wanita dari kursi penumpang disamping Helena yang saat itu sedang menyetir mobil sendirian. "Mungkin itu bukan mimpi tetapi ingatanmu tentang apa yang pernah kamu lakukan ratusan tahun lalu." Ucap wanita tersebut dengan suara lembut.

Betapa terkejutnya Helena karena melihat wanita yang duduk disampingnya memiliki wajah yang sangat mirip dengannya hanya saja menggunakan gaun khas abad ke 19 dengan tatanan rambut yang ditata sangat rapi. Helena tidak dapat mengatakan apapun selain memberikan ekspresi terkejut. Mulutnya tidak dapat mengeluarkan sepatah kata apapun hingga wanita itu menghilang bagaikan sebuah asap tepat didepan matanya.

"Astaga tuhan apa yang baru saja terjadi !". Helena menarik nafas dalam dan panjang.

***

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam lamanya , akhirnya Helena Spencer sampai di kantornya. Gadis itu datang dengan wajah yang pucat bahkan tangannya juga gemetar. Ia berjalan menuju mejanya seperti zombie.

"Hei , Helen hari ini kita kedatangan ketua tim baru dan aku juga mendapatkan promosi berupa kenaikan jabatan !". Ucap Ben dengan membawa secangkir kopi untuk Helena.

"Ohh"

"Kamu sakit ?"

"Tidak , aku perlu waktu untuk menceritakan kejadian yang baru saja terjadi jadi tinggalkan aku sendirian, Ben !". Ucap Helena yang masih syok dengan apa yang baru saja dirinya alami.

"Oke, ini kopimu". Ben segera meletakkan secangkir kopi dimeja Helena

"Terima kasih , Ben bisa tolong ambilkan koper beserta cermin yang kemarin baru saja kita buka bungkusnya ?"

"kamu yakin akan langsung bekerja , seperti kamu terlihat tidak sehat , Helen ?."

"Tidak usah khawatir aku baik-baik saja jadi tolong ambilkan barang yang aku minta ".

"baiklah jika itu mau mu !".

Ben segera mengambilkan barang yang diminta oleh Helena. Sedangkan Helena segera menyalakan laptopnya untuk membuka dokumen yang diperlukan untuk mulai memasukan data tentang isi koper serta cermin tua .

"Teman-teman mohon perhatikan sebentar , kita sudah kedangtangan ketua tim baru untuk tim Bravo !." Ucap salah satu rekan kerja yang baru saja memasuki ruangan dengan seorang pria bersamanya.

Helena segera mengalihkan perhatiannya dari layar komputer menuju arah suara. Gadis itu semakin tercengang mana kala dirinya mendengar nama ketua tim Bravo yang baru.

"Hai perkenalkan nama saya James Birmingham, saya mohon bantuannya ." Tegas dan dalam itu adalah kesan yang diberikan dari nada suara James.

James Birmingham merupakan ketua tim baru untuk tim Bravo . Pada awalnya dirinya bertugas disuatu daerah namun karena prestasinya dalam pekerjaan sangat baik akhirnya dirinya mendapatkan kenaikan jabatan serta mutasi perpindahan lokasi bekerja. Akibat kemampuannya yang mumpuni dirinya langsung dipindahkan ke kantor pusat.

"Mulai hari ini ketua tim yang baru akan memimpin jalannya pendataan barang purbakala dan sebagainya di tim ini". Ucap rekan kerja yang memperkenalkan james hari ini.

James merupakan pria yang cukup tinggi dengan tampilan yang dandy . Ia memiliki alis yang agak tebal , sorot mata tegas serta rambut yang tertata dengan rapi. Hari ini dia mengenakan kemeja warna hitam dengan celana kain hitam serta jam tangan di tangan kirinya. "Saya harap kita dapat bekerja sama untuk beberapa tahun kedepan." ucap James pada seluruh tim Bravo yang berada di ruangan tersebut.

Helena semakin pucat saat dirinya melihat wajah James. Ia hampir tidak dapat mempercayai apa yang sedang ia lihat saat ini. Beberapa kali dirinya memastikan dengan melihat foto yang ada di komputernya dan wajah dari ketua timnya yang baru. "Ya tuhan apa yang sebenarnya sedang terjadi !." Gumamnya dalam pelan.

Sebelum cermin dan koper tua tersebut tiba di kantor pusat . Ada guci serta kalung dengan liontin berbentuk hati dimana di dalamnya berisikan sebuah foto seorang pria. Belum di ketahui siapa nama pria dalam liontin tersebut namun wajah dari pria tersebut mirip dengan ketua tim Bravo yang baru.

Gadis itu semakin tercengang mana kala dirinya juga mengingat bahwa nama yang terukir di cermin adalah James & Helena. Semua kebetulan ini semakin membuat Helena pucat . Cermin , liontin , surat serta foto seperti memberi sebuah isyarat pada dirinya. Kejanggalan yang terjadi hari ini tidak dapat dijelaskan secara ilmiah . Bahkan hingga saat ini seakan semua ketidaksengajaan ini tidak dapat di terima oleh logika Helena.

"Baik saya akan perkenalkan pada wakil ketua tim Bravo disini ada Helena Spencer , dia yang mengambil alih pimpinan selama jawaban ketua kosong akibat pengunduran diri pak Alexander yang terbilang mendadak". Ucap salah satu rekan kerja.

Wajah Helena masih sangat pucat bahkan ia tidak dapat berkata apapun dan hanya menatap wajah James. "Halo ? Helena ?". James mencoba menyadarkan Helena . "Helena Spencer ?". Ia juga melambaikan tangannya di depan wajah Helena agar mendapat respon dari gadis itu.

"Ohh , iya pak maaf tadi saya tidak fokus . perkenalkan nama saya Helena Spencer biasa dipanggil Helena dan saya wakil dari ketua dari tim bravo".

"Baik , nanti setelah istirahat makan siang bisa temui saya di ruangan saya dan tolong bawakan berkas selama posisi ketua kosong lalu jangan lupa bawakan saya file barang yang baru datang".

"Baik pak ".