London, 1847
James menepati janjinya . Kali ini Ia dan Lady Helena Matson , Lady Lizzie Matson serta Bibi Cambrige sedang berada di dalam kereta. Mereka berempat berencana menuju penjahit untuk membuat beberapa gaun baru guna menghadiri beberapa pesta dansa musim ini . "Your grace, kemana kita akan pergi ?" . Tanya Lizzie .
"Saya akan membawa kalian ke penjahit nomor satu di kota London". Kata James yang diakhiri dengan senyuman.
"Apakah jarak yang kita tempuh masih jauh ?". Tanya Lady Helena Matson sembari melihat kearah luar jendela kereta.
Duke Alvord tersenyum. Ia tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan Helena dan hanya menatap ke arah wanita yang duduk di sampingnya tersebut. Sementara itu Helena sepertinya menunggu jawaban dari James hingga membuat dirinya mengalihkan pandangan ke James. "Your grace, maafkan atas ketidak sopanan saya tetapi apakah anda tidak mendengar pertanyaan saya sebelumnya ?".
James kembali tersenyum. "Saya mendengarnya tapi kapan anda berencana memanggil saya hanya dengan nama depan saja ?". Ucap James sembari meraih tangan kiri Helena.
Helena mulai merona. Ia mengedipkan matanya beberapa kali lalu mengalihkan pandangannya dari James. Jantungnya berdegup sangat kencang dan keringatnya terus mengalir. Ia juga mencoba menarik tangannya dari genggaman tangan James. Tingkahnya semakin terlihat aneh ketika James justru mengkat tangannya dan mencium punggung tangan Helena yang tertutup sarung tangan.
Pemandangan yang tak biasa itu membuat Lizzie terkekeh sedangkan bibi Cambrige nampaknya mencoba untuk tetap menjadi sosok yang bijak disana dengan tetap tenang dan tidak memberi komentar apapun.
Tak berselang lama kusir menghentikan kereta kudanya. "Your grace, kita sudah sampai di tempat tujuan". Ucap kusir sambil membukaan pintu kereta.
James segera keluar dari kereta. Ia selanjutnya mengulurkan tangannya untuk membantu para lady satu persatu keluar dari kereta. Lady Helena merupakan orang terakhir yang keluar dari kereta. Sang lady nampaknya sudah terlatih untuk menguasai situasi sehingga dengan cepat Ia dapat membuat wajahnya terlihat tidak gugup meskipun jantungnya masih terus berdegup dengan kencang. "Terima kasih , your grace". Ucap Helena pada James.
***
Semua orang tengah sibuk mengukur tubuh untuk gaun baru yang akan di buat oleh penjahit . Satu persatu para lady mempersilahkan asisten penjahit memegang dan mengukur tubuh mereka. Sementara James duduk di salah satu kursi yang ada disana . Tibalah saat Helena untuk melakukan pengukuran pada tubuhnya.
Asisten penjahit itu melakukan pengukuran dengan tenang. Tangannya yang lihai mulai menyentuh pinggang Helena . Hal tersebut memicu sedikit rasa amarah James. Pria itu nampaknya cemburu hanya saja ia menahan dirinya. James duduk dengan posisi yang tenang namun matanya terus tertuju pada asisten laki-laki yang menaruh tanggannya di pinggang Helena. Ia memberikan tatapan cukup tajam terhadap hal tersebut .
Setelah melakukan pengukuran Helena disarankan untuk mencoba beberapa contoh gaun. Asisten tersebut memberikan 2 buah gaun dengan warna berbeda. Gaun pertama berwarna putih dengan rok yang mengembang dan potongan leher yang tinggi sedangkan gaun kedua berwarna merah dengan model yang cukup sederhana dan potongan leher yang lebih rendah.
Helena segera menuju ruang khusus untuk mencoba kedua gaun tersebut. "Saya akan mencobanya terlebih dahulu". Ucap Helena pada asisten tersebut.
Lady Helena tertarik untuk mencoba gaun yang berwarna merah terlebih dahulu. Gaun itu berwarna merah maroon yang membuat kulitnya lebih bersinar. Gaun itu sangat cocok dipakai oleh Helena. Potongan gaun pada bagian leher yang cukup rendah membuat bagian dadanya terlihat lebih indah.
"Ohh anda nampak lebih cantik dengan gaun ini, Helena". Ucap James yang menyelinap masuk ke ruangan tersebut.
Helena yang terkejut segera membalikkan badan dan mendapati James sudah berdiri di belakang. "Your grace , apa yang anda lakukan disini ?".
"Sssttt , jangan bicara terlalu keras". James segera meraih pinggang Helena dengan lengannya lalu merapatkan tubuh Helena kearah tubuhnya. "Anda membuat saya sedikit hilang kendali !". James mendekap tubuh Helena semakin kuat.
"Your grace, anda seharusnya tidak melakukan ini". Ucap Helena dengan gugup.
James menatap Helena tanpa membalas ucapan sang Lady. Ia kemudian menurunkan pandangannya kearah bibir Helena. "Lady Helena Matson, harus saya akui bahwa anda sangat menarik dengan gaun ini". Pria itu segera mendaratkan ciuman ke bibir Helena setelahnya.
James memberikan ciuman yang cukup intens pada Helena. Ia terus mencium sang lady sembari mendorongnya hingga membuat Helena terhimpit diantara dinding dan tubuh James. "Saya tidak tau apa yang anda miliki tetapi baru kali ini saya kesulitan mengendalikan diri saya sendiri !". James kembali memberikan ciuman pada Helena.
James menjadi lebih agresif karena rasa kecemburuannya terhadap apa yang telah di lakukan oleh asisten penjahit. "Sebelum semua pria di kota London sadar akan kecantikan yang anda miliki , saya harap anda dapat mengingat ini, agar anda dapat lebih bijak nantinya, Lady Helena Matson !".
James memulai mencium leher Helena. Ia terus mencium hingga sampai ke dada sang lady. James menarik sedikit potongan kain yang menutupi buah dada Helena. Hal tersebut membuat kedua buah dada Helena menyembul keluar kemudian James segera bermain dengan kedua buah dada Helena. Ia mencium dan juga menghisapnya.
Helena mulai kesulitan mengatur nafasnya . Sesekali juga terdengar suara desahan dari mulut Helena. Ia mencoba untuk mengontrol dirinya namun James terus membuatnya hilang akal. "Ahh... ahh your grace , saya mohon anda dapat menahan diri anda !." Ucap Helena pada James.
"Anda bahkan tidak melawan saya sejak awal dan anda mengucapkan hal itu hanya demi sebuah kesopanan, Lady !". James kembali membenamkan kepalanya pada buah dada Helena.
"Ahh... aahh". Helena kembali mendesah.
"Tubuh anda terus menginginkan saya jadi jangan hiraukan soal kesopanan dan nikmati sensasi yang saya berikan !". Ucap James sesaat sebelum dirinya mengangkat gaun merah itu dan memperlihatkan sebagian besar paha Helena.
James mulai memegang paha Helena sementara bibirnya sibuk untuk mencium leher sang lady.
"Saya tidak ingin kehilangan permata yang indah di depan mata ini apalagi harus membaginya dengan semua pria yang ada di town". Ucap James yang ia bisikan ditelinga kanan Helena.
James semakin liar. Tangannya kini sudah berada di pangkan paha dari sang Lady. "Ingat ini dan rasakan sensasinya, Lady ". bisik James sekali lagi.
James semakin hilang kendali. Ia memasukan beberapa jarinya pada bagian kenikmatan sang lady. Ia memainkan jarinya disana hingga membuat desahan Helena semakin kuat. James dengan cepat sadar bahwa itu akan membuat bibi Cambrige dan juga Lizzie mencurigai hal itu sehingga ia meredam desahan Helena dengan mencium bibir sang Lady
"Tubuh anda jauh lebih jujur dari pada lidah anda yang terus menjaga kesopanan, Lady ". Ucap James sebelum kembali mencium Helena.
Helena tidak melakukan perlakuan apapun. Tubuhnya terus mengkhianati dirinya bahkan ia juga terus menerima apa yang James lakukan padanya.
"Anda harus mengingat sensasi yang saya berikan !"
"Saya tidak ingin pria lain mendapatkan ini !".
"Semua pria itu akan seperti anjing gila yang mengejar anda nantinya, jika melihat anda dengan gaun ini di pesta dansa !".
"Saya harap anda dapat lebih bijak lagi , Lady !". James kembali mencium bibir Helena.