"Sangat baik. Bos tidak pernah sebaik itu pada wanita."
Jason merasa heran saat melihat Ella yang kesal dengan jawabannya. Mengapa Ella kesal?
Ia hanya menjawab semua pertanyaannya dengan jujur.
Memang benar Ella cantik meski tidak lemah lembut. Jason tidak tahu apakah Ella bisa memasak atau tidak karena ia baru beberapa kali bertemu dengannya.
Dan bosnya juga memperlakukan Ella dengan sangat baik.
Bukankah seharusnya Ella senang dengan semua itu?
Ella melepaskan tangan Jason dan berpikir dengan keras. Sepertinya, wanita itu dalam situasi yang sama dengannya.
Ia tidak tahu apakah wanita itu wanita baik-baik atau tidak.
Ia hanya tahu bahwa wanita itu tidak lembut. Jason tidak tahu apakah wanita itu bisa memasak atau tidak, tetapi kalau untuk memuaskan Christian, wanita itu pasti bisa melakukan apa pun.
Dan yang paling penting, Christian memperlakukannya dengan sangat baik.
Ella menghela napas panjang sambil berpangku tangan. Ia berpikir dengan sangat keras.
Ternyata ia bukan satu-satunya wanita milik Christian.
Jason meletakkan sarapan yang ia bawa di meja. Setelah memandang Ella dengan kebingungan, ia segera pergi.
...
Di sisi lain, Christian bergegas kembali ke perusahaan setelah mengantarkan putranya ke rumah yang ia miliki di kota ini.
Bukannya ia ingin segera bekerja atau ada banyak pekerjaan yang belum ia selesaikan. Ia terburu-buru kembali ke kantor karena ingin segera bertemu dengan Ella.
Christian, yang sedang menyetir, tanpa sadar menginjak gasnya lebih dalam agar ia bisa tiba di kantornya lebih cepat. Ia mengerutkan keningnya sambil memikirkan bagaimana cara mengikat wanita ini di sisinya untuk waktu yang cukup lama.
Ia tahu bahwa ketertarikannya pada wanita ini terlalu kuat dan tidak akan hilang dengan mudah.
Ia ingin wanita ini berada di sampingnya untuk waktu yang cukup lama.
Tidak butuh waktu lama, ia tiba di perusahaan. Dan saat ia membuka pintu ruangannya, ia melihat Ella sedang duduk diam sambil memandangi sarapan yang tersaji di hadapannya dengan tatapan menerawang.
Berbagai macam jenis makanan ada di hadapannya, dari makanan barat, china, indonesia dan jepang. Tetapi Ella tidak menyentuhnya sedikit pun.
"Tidak nafsu makan?" tanya Christian.
Menyadari bahwa Christian sudah kembali, Ella langsung menyunggingkan senyum tipis. "Aku menunggumu." Dua kata itu membuat tubuh Christian terasa kaku.
Ia berhenti melangkah dan memandang ke arah Ella lekat-lekat.
Bahkan putranya pun tidak pernah mengatakan sesuatu seperti menunggunya untuk makan bersama. Wanita di hadapannya ini adalah orang pertama.
Christian mengangguk dan kemudian berjalan menghampiri meja dan duduk di samping Ella. "Lain kali, kamu tidak perlu menungguku."
"Tidak. Aku akan tetap menunggumu lain kali," kata Ella dengan manja. Ella mengambil beberapa makanan dan membawanya ke microwave yang tersedia di ruangan itu untuk dihangatkan. Setelah itu, ia memberikan pada Christian seperti sebuah persembahan.
"Kamu belum makan?" tanya Ella. Ia hanya berbasa-basi. Christian pasti belum makan. Mana mungkin ia sempat makan kalau ia kembali begitu cepat?
Ella berharap Christian mau sarapan dengannya. Ia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari tahu mengenai saingannya.
Christian tidak menolak. Meski ia tidak terbiasa makan makanan yang dihangatkan seperti ini, ia tetap menerimanya dan memakannya. Asalkan ia bisa makan bersama dengan Ella.
Ella hanya memandangi Christian saja tanpa bergerak. Saat Christian memandangnya, Ella langsung menunduk dan menggunakan garpunya untuk menusuk sebuah pancake.
Ia memasukkan pancake itu ke mulutnya dengan sembarangan, memenuhi mulutnya seolah menahan diri untuk tidak banyak bertanya.
"Lapar?" tanya Christian dengan lembut.
Ella hanya diam saja dan terus memakan makanannya. Ia berpikir sejenak dan akhirnya bertanya. "Apakah kamu punya kenalan wanita yang sangat cantik?"
Setelah menanyakannya, Ella merasa bodoh.
Mana mungkin ada wanita jelek di sekitar Christian.
Christian dikelilingi oleh orang-orang penting, orang-orang kelas atas dan orang-orang terkenal. Tentu saja semua wanita di sekitarnya sangat cantik.
Ella menggigit bibirnya dan lanjut bertanya. "Wanita yang tidak lembut, tetapi kamu sangat baik padanya."
Setelah menanyakannya, Ella memperhatikan wajah Christian dengan hati-hati.
Dengan kontrak dan perjanjian yang menyatakan bahwa Christian akan melindunginya, Ella tidak perlu takut Christian akan melakukan sesuatu padanya. Kalau Christian marah, ia bisa membujuknya kembali setelah itu terjadi.
Tidak peduli apa pun yang terjadi, Ella harus mencari tahu.
Christian terlihat bingung dan kemudian mencibir saat mendengar pertanyaan itu.
Setelah itu, ia melemparkan pertanyaan balik. "Apakah kamu sedang membicarakan dirimu?"
Christian tidak banyak berhubungan dengan wanita. Bisa dibilang, Ella adalah satu-satunya wanita yang sesuai dengan gambaran itu.
Satu-satunya wanita yang cantik, tetapi tidak lembut.
Satu-satunya wanita yang ia perlakukan dengan baik.
Satu-satunya wanita yang ada di sampingnya.
"Aku?"
Ella menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan polos. Setelah itu, ekspresinya menunjukkan seolah ia menyadari sesuatu.
Apakah Jason membodohinya tadi?
Saat melihat Ella yang polos dan bodoh ini, Christian tersenyum. Ia merasa gemas dengan wanita ini. Ia menggendongnya dan membawanya ke pangkuannya.
"Untuk apa kamu menanyakan semua ini?"
Ia menggunakan tangannya untuk memegang dagu Ella. Sentuhan itu begitu lembut. Christian tidak ingin berhenti di sana dan ingin menciumnya, tetapi ia juga ingin mendengar jawaban Ella.
Ella memeluk leher Christian dan memasang wajah cemberut. "Aku merasa khawatir. Aku khawatir suatu hari nanti kamu tidak menginginkanku lagi. Bagaimana pun juga, di sekelilingmu ada begitu banyak wanita cantik. Aku rasa aku harus bekerja lebih keras. Aku sadar diri ..."
Christian mengangguk setuju. "Bagaimana caramu bekerja keras?"
Pertanyaan itu membuat Ella kesulitan. Akhirnya, ia mengambil garpu dari tangan Christian, mengambil waffle dan membawanya mulut Christian. "Coba yang ini."
Ella menggunakan cara ini untuk mengalihkan perhatian Christian. Christian mengetahuinya, tetapi ia tidak keberatan. Malah, tingkah polos Ella itu membuatnya tertawa kecil.
"Manis sekali ..." Mungkin Christian mengatakannya secara tidak sadar. Mungkin seharusnya kata-kata itu hanya diungkapkan dalam hati.
Tetapi kalimat itu keluar dari bibir Christian dengan suara yang sangat pelan, lebih pelan dari berbisik.
Ella menundukkan kepalanya dengan malu, tidak terbiasa dengan pujian dari Christian.
Christian ikut menundukkan kepalanya dan dari sela-sela bajunya, ia bisa melihat kelembutan tubuh Ella. Selain itu, ia juga melihat bekas merah di sekujur tubuhnya ...
Saat mengingat kembali mengenai kelima orang yang menyakiti Ella kemarin, ia merasa bahwa hukuman yang mereka terima terlalu ringan.
Orang-orang itu berani menyentuh wanitanya!
Ella merasa kebingungan melihat perubahan emosi Christian yang begitu cepat. Ia melihat Christian mengambil salep dan membuka pakaian Ella, dengan hati-hati menggunakan obat itu pada luka-luka di tubuh Ella.
Ella hanya bisa menyaksikan semua ini dengan jantung yang berdegup semakin kencang.