"Jadi, Nona Asyara. Sebenarnya apa yang kamu lakukan di halaman rumahku?" tanya Crish sembari memiringkan kepala. Tatapan lelaki itu merasuk ke benak Asya, tatapan penuh interogasi yang menuntut kebenaran.
Asya terpaku dengan tatapan lelaki itu. Selama ia bertemu Crish, Asya belum pernah mendapatkan tatapan seperti ini. Entah mungkin karena Asya belum mengenal Crish untuk waktu yang lama. Yang jelas, Crish nampak sangat menakutkan saat itu. Akhirnya, Asya hanya bisa mengalihkan tatapannya ke arah meja, menghindari tatapan Crish. Gadis itu meremas rok seragamnya kuat, sebagai pelampiasan ketakutannya.
"Eum itu ...." Asya gugup sekali.
Crish memicingkan maniknya. "Jika kamu sudah putus dengan Sean, alasan kamu ada di depan rumahku tadi berarti bukan untuk menemuinya. Benar, 'kan?" tebaknya. "Lagi pula Sean tak pulang sudah tiga hari. Dan baru hari ini aku melihatnya sekolah lagi setelah izin menginap di rumah temannya."