Habib pulang dalam keadaan marah, dia tidak senang melihat keberadaan lelaki dari masa lalu istrinya kembali datang ke kehidupan mereka. Bahkan satu kenyataan pahit membuat dia membanting barang secara asal, mereka bermalam dalam satu atap yang sama.
Habib hampir ingin menyerah, mengikhlaskan semuanya kembali pada jalan yang seharusnya. Tapi dia lupa, pengorbanannya selama ini sudah terlalu jauh sampai hampir menguras habis waktu dan tenaga, tidak mungkin dia mengikhlaskan istrinya begitu saja.
Farida melihat Habib yang baru pulang dengan keadaan basah kuyup. Sepertinya dia menggunakan payung saat keluar dari mobil menuju pintu rumahnya. Buru-buru Farida menghampiri suaminya dan memberikan handuk kering.
"Bagaiamana? Apa mbak El sudah ketemu?" tanya Farida dengan raut wajah cemas.
Habib tidak menjawab, dia hanya meringis, menahan tangis yang hampir pecah. Melihat orang yang dia maksud tidak ikut datang bersama Habib, Farida pun akhirnya tahu sendiri jawaban dari pertanyaannya.