Perkataan Habib yang kelihatan sudah terbakar emosi, membuatku benar-benar merasa terenyuh. Serasa seperti ada air panas yang menyiram hati hingga meleleh, membuat perasaan jadi tidak nyaman juga tubuh yang panas dingin.
Belum lagi tatapannya yang tak pernah berhenti melihatku begitu dalam. Sampai akhirnya aku mendekat padanya, semakin menghilangkan jarak di antara kami dan hanya tersisa beberapa senti saja.
"Mungkin aku bukan ibu yang baik, karena aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Tapi kamu, selalu mendapat didikan terbaik dari abi, dimana akhlakmu?" Aku tersenyum, menanggapi diamnya Habib.
"El, Mas ini suamimu. Tidak seharusnya kamu berlaku seperti ini pada Mas!"
"Jika kamu suamiku, maka aku istrimu bukan? Lalu kenapa kamu melakukan ini padaku, Mas?! Bukankah kamu sudah melakukan hal yang sangat di larang? Menyakiti hati istri itu hal yang sama sekali tidak bisa di benarkan!"