Hari ini, akhirnya kuputuskan untuk kembali ke rumah Azka, kembali ke pelukan Habib setelah menenangkan diri selama beberapa hari. Jangan tanya kondisi Rizky sekarang bagaimana, karena dia sudah kutitipkan pada Mira setelah pulang dari rumah sakit kemarin.
Kabarnya dia sudah di bawa pulang karena kondisinya terus membaik, tapi aku tidak bisa memastikan sebelum melihatnya secara langsung nanti. Dan kabar itu sudah berdiri di hadapanku, tepat di balik pintu kayu tebal setinggi lebih dari dua meter yang siap di ketuk.
Tanganku sedikit gemetar ingin mengetuknya, antara takut dan canggung, aku merasa seperti asing pada rumah ini. Padahal ini adalah rumah yang selalu kudatangi dulu ketika ada masalah. Tapi kenapa sekarang aku merasa tidak senang ketika menginjakkan kaki disini?
Ah, tenanglah, El. Kamu hanya merasa tidak nyaman karena masalah dengan orang yang tinggal di rumah ini, bukan pemilik rumah ini.
Tok.! Tok.! Tok.!