Akhirnya semua rencana Farida dan bunda yang sudah di susun selama ini terwujudkan juga. Mereka yang ingin memiliki Habib secara utuh sebagai suami Farida sudah tercapai. Percakapan itu tidak sengaja kudengar saat melewati kamar Farida di lantai bawah, ketika aku ingin mencari Mira untuk menjaga Rizky sebentar sementara aku ingin sholat duha.
"Aku masih tidak menyangka, Bunda. Mas Habib bisa menyatakan cinta padaku di depan mbak El. Padahal, sebelumnya dia sama sekali tidak terlihat memiliki sedikitpun cinta untukku, tapi entah kenapa sekarang dia malah memperlakukanku dengan sangat baik," kata Farida bingung.
Wanita itu duduk di sandaran kursi sambil mengangkat kakinya ke atas kursi lain. Bersantai, sementara bunda kelihatan memotongi kuku Farida dengan pelan. Bukan kuku kaki, hanya kuku tangan.
