Cerita dimulai dari kehidupanku yang kacau. Kurasa kehidupanku memang selalu kacau, tidak ada yang baik selama lebih dari dua puluh tujuh tahun tinggal di Bumi. Haha, tidak aku hanya bercanda. Mungkin ada masa bahagia, dan itu saat aku bersama Habib.
Lalu bagaimana dengan sekarang? Entahlah, aku tidak bisa menjamin bahwa kebahagiaan itu masih bisa kurasakan setelah mengetahui cinta Habib sudah bercabang dua.
Kuceritakan saja semuanya pada Umar, mulai dari sepeninggalannya yang mengakhiri kisah kami, sampai bagaimana kehidupanku setelah itu. Meninggalnya Aisyah, kecelakaan pesawat bang Fahri, mbak Anisa sampai kedua mertuaku. Belum sampai di bagian cinta Habib pada Farida, karena Umar keburu bertanya hal lain padaku.
"Kenapa tidak ada yang memberitahuku? Bukankah aku masih keluarga kalian juga?"
"Maaf, Umar. Bukannya aku atau Habib tidak ingin memberitahumu, tapi aku benar-benar di larang memberitahumu. Dia ... cemburu."