Aku sama sekali tidak mengijinkan Umar datang. Tidak lagi, karena aku yakin pasti akan menimbulkan masalah baru nantinya yang akan menyeret-nyeret namanya. Bahkan nama Faisal, orang yang bahkan tidak punya hubungan apapun denganku saja menjadi kambing hitam dimata Habib.
Aku tidak mau melibatkan Umar lagi. Kali ini dia tidak perlu terlibat, atau bahkan dia juga tidak perlu tahu. Ini masalahku, masalah rumah tanggaku dan Habib. Kami bisa menyelesaikan ini sendiri tanpa harus melibatkan orang lain.
"Ya udah, nanti Mbok sampaikan pada mas Umar. Sekarang Bu El istirahat di kamar saja, ya? Nanti Mbok bawakan teh hangat sama bakwan," katanya menyuruhku pergi ke kamar.
Seharian aku hanya menghabiskan waktu untuk tiduran saja di kamar. Tak ada ponsel, tak ada tv, ataupun alat komunikasi lainnya. Aku benar-benar sendirian, termenung sambil sesekali meneteskan air mata.