Chereads / Nikah Kontrak / Chapter 12 - Menghamburkan Uang Demi Clarissa

Chapter 12 - Menghamburkan Uang Demi Clarissa

Karena takut jika Clarissa justru merasa terbebani dengan tindakannya ini, Arthur pun memutuskan untuk sedikit berbohong kepadanya. "Aku memang sengaja melakukan hal ini karena tidak suka berada di tengah keramaian, jadi kamu tidak perlu merasa tidak enak seperti itu." Kata Arthur sedikit berbohong.

Mendengar Arthur yang sampai berbicara seperti itu padanya, membuat Clarissa kini tak dapat lagi untuk terus membahasnya. Karena Arthur sampai saat ini terus memberikan perhatian yang lebih padanya, maka dari itu Clarissa pun berfikir untuk membalas perbuatan Arthur itu dengan cara memperlakukannya dengan sangat baik selama masa kontrak mereka masih berlaku. "Baiklah kalau begitu, ayo kita masuk." Kata Clarissa sambil menggandeng tangan Arthur, mengajaknya untuk masuk ke butik.

Hanya dengan merasakan sentuhan tangan Clarissa yang hangat saat menggandeng telapak tangannya pun, membuat rasa obsesi Arthur terhadap Clarissa pun semakin besar. Rasa ingin memiliki Clarissa seutuhnya hanya untuk dirinya saja, semakin lama semakin tak dapat tertahankan. Entah apa yang harus Arthur lakukan untuk menekan rasa obsesinya itu agar tidak semakin membesar, yang jelas sekarang ini, Arthur hanya bisa bersabar dan membuat Clarissa perlahan-lahan mencintainya sebelum batas masa waktu kontrak mereka benar-benar berakhir, dan setelah itu mereka berdua kembali menjadi orang asing yang tidak peduli terhadap satu sama lain.

****

Tak lupa saat masuk, Clarissa pun kembali menggunakan masker yang ia bawa tadi untuk menutupi wajahnya. Karena meskipun di dalam butik ini benar-benar tidak ada satu pun tamu yang datang berkunjung, namun jika melihat ada banyaknya pekerja di dalam butik ini, membuat Clarissa pun terpaksa mau tidak mau harus tetap bersikap waspada. Begitu masuk semakin ke dalam pun, Clarissa tak henti-hentinya di buat takjub dengan desain dan juga pola dalam butik tersebut yang menggunakan gaya vintage. Meskipun namanya butik, namun kemewahan dalam butik tersebut, bahkan mampu jika di sandingkan dengan hotel bintang lima di negara ini. Tak lama setelah itu, datanglah seorang wanita paruh baya yang menghampiri mereka.

"Aku sudah menunggu kalian berdua." Kata seorang wanita tua yang tetap terlihat sehat dan bugar meskipun di wajahnya, sudah ada cukup banyak keriput. Rupanya wanita tersebut adalah Madam Namson, pemilik dari butik yang di sewa Arthur semalaman ini.

"Perkenalkan, ini Madam Namson, pemilik dari butik ini. Madam, perkenalkan, wanita ini adalah kekasihku." Ujar Arthur yang saling memperkenalkan mereka berdua secara bergantian.

Sesuai dengan adat yang ada, setelah Arthur memperkenalkan mereka berdua secara bergantian pun, kini giliran Clarissa sebagai yang lebih muda untuk memperkenalkan dirinya secara langsung tanpa bantuan Arthur. Namun tentunya sebelum itu, Clarissa pun menatap Arthur sejenak seolah bertanya apakah tidak akan terjadi masalah besar jika Clarissa menyebutkan nama aslinya. "Perkenalkan, saya Clarissa, kekasih dari Arthur. Senang bertemu dengan Anda." Setelah Arthur mengangguk seolah sedang menjawab kekhawatirannya, Clarissa pun memberanikan dirinya untuk menyebutkan nama depannya saja sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

Menunjukkan sikap seolah memang telah mengerti keadaannya, Madam Namson pun hanya tersenyum dan berjabat tangan dengan Clarissa. "Saya Madam Namson, saya juga senang sekali dapat bertemu dengan Anda." Jawabnya dengan sangat ramah.

Melihat Madam Namson yang tak kunjung melepaskan tangannya dari Clarissa itu, membuat Arthur pun merasa tidak senang dengan sikapnya. "Akan lebih baik jika Anda segera menyelesaikan acara jabat tangan ini dan segera mengukur pakaian untuk kami." Ucap Arthur yang secara terang-terangan menunjukkan sikap ketidaksenangannya terhadap perilaku Madam Namson yang tetap senang bersikap jahil di usianya yang sudah tua.

Mendengar Arthur yang tampaknya benar-benar marah dengan perilakunya ini, membuat Madam Namson pun segera melepaskan tangan Clarissa sebelum butiknya ini benar-benar di tutup oleh Arthur. "Baiklah, apa yang Anda katakan memang benar, akan lebih baik jika kita segera mengakhiri hal ini dan mulai mengukur pakaian untuk kalian berdua. Kapan kalian berdua hendak menggunakan pakaian ini nanti?" Jika melihat sekilas dari bentuk tubuh Arthur dan juga wanitanya itu, Madam Namson pun berfikir bahwa tidak ada pakaian jadi yang tersisa sekarang ini untuk ukuran mereka berdua.

Dengan santainya, Arthur pun menjawab pertanyaan Madam Namson itu seolah hal itu bukanlah masalah besar. "Kami membutuhkan pakaian itu besok." Ujarnya dengan santai.

Karena sebelumnya Arthur tidak mengatakan apapun kepadanya selain hendak menyewa butik ini semalaman, tentu saja Madam Namson pun merasa begitu terkejut saat mendengar bahwa Arthur membutuhkan pakaian untuk dua orang agar dapat di kenakan besok hari. Karena setidaknya, di perlukan waktu 2-3 minggu untuk mengerjakan pakaian tergantung dengan bahan sekaligus model yang di inginkan oleh klien. "A-apa? Seharusnya Anda mengatakannya lebih awal. Saya tidak sanggup untuk menyelesaikan pakaian dalam waktu semalaman." Demi menjaga kualitas dalam pengerjaannya, Madam Namson pun memutuskan untuk lebih baik menolak permintaan Arthur tersebut agar Arthur tidak merasa kecewa dengan kinerjanya.

Berbeda dengan Clarissa yang merasa panik sekarang ini, Arthur justru hanya tersenyum dengan santai. "Apakah Anda benar-benar yakin untuk menolak permintaan saya ini? Saya bisa membayar 5 kali lipat dari harga sebenarnya jika Anda menerima permintaan saya ini." Arthur tau dengan sifat matre yang di miliki oleh Madam Namson itu, keputusan yang tepat untuk membuatnya mau menerima permintaannya adalah dengan cara memberikan uang yang lebih kepadanya.

Begitu mendengar Arthur yang lagi-lagi berniat untuk menghamburkan uang hanya karena masalah seperti ini, membuat Clarissa pun berniat untuk menghentikannya. Karena tentunya Clarissa merasa tidak rela jika Arthur sampai harus mengeluarkan banyak uang karena permintaannya di tolak seperti ini dan berfikir bahwa akan lebih baik jika mereka pergi ke butik lainnya yang mungkin saja sanggup untuk melakukan hal ini. Hanya dengan sehelai pakaian yang di buat oleh Madam Namson saja, sudah tidak bisa di bayangkan berapa banyak uang yang harus di keluarkan untuk itu, apalagi jika Arthur benar-benar berniat untuk membayarnya 5 kali lipat dari harga sebenarnya, entah sudah berapa banyak mobil dan rumah yang bisa di beli dengan uang sebesar itu. "Arthur, aku rasa hal itu terlalu berlebihan untuk di lakukan. Akan lebih baik jika kita pergi ke butik lainnya saja yang mungkin bisa menyanggupi permintaan kita i--" Namun, belum selesai Clarissa menyampaikan pendapatnya, perkataannya itu langsung di potong oleh Madam Namson.

"Baiklah, saya setuju. Anda tidak boleh menyesal dan merubah keputusan Anda itu, loh. Nah sekarang mari ikut dengan saya, saya akan mengukur kalian berdua dalam ruangan yang terpisah." Tentu saja sebelum Arthur benar-benar terhanyut oleh ucapan Clarissa, Madam Namson pun harus memisahkan mereka berdua agar Arthur tidak berubah pikiran. Meskipun membuat pakaian dalam waktu satu malam adalah hal yang sangat tidak mungkin, tapi tentunya Madam Namson tetap tidak bisa jika harus menolak uang sebanyak itu yang di tawarkan padanya.