Chereads / Nikah Kontrak / Chapter 11 - Pergi ke Butik Madam Namson

Chapter 11 - Pergi ke Butik Madam Namson

Tak lupa, Clarissa pun kembali memakai masker yang ia bawa tadi untuk menutupi wajahnya selama berjalan ke luar agar tidak ada yang mengenalinya. Mereka berdua pun berjalan keluar dari hotel yang luas tersebut sambil menjaga jarak yang cukup antara satu sama lain agar tidak terlalu menarik perhatian publik, Clarissa dan Arthur pun sampai di parkiran mobil yang berada sedikit jauh dari letak hotel. Setelah berjalan cukup lama sampai mendekati ke arah parkiran mobil yang tampak sepi itu, terlihat hanya ada sebuah mobil hitam biasa dan tampak sederhana. "Maaf karena aku membawa mobil yang sederhana ini untuk menjemputmu. Meskipun pastinya kamu akan merasa sedikit tidak nyaman, tapi tolong tahanlah demi memperlancar tujuan kita." Kata Arthur sambil membukakan pintu mobil untuk Clarissa.

Meskipun Clarissa yang selama ini hidup glamor sudah terbiasa pergi dengan menaiki mobil mewah, tapi ia sama sekali tidak masalah jika Arthur membawanya pergi dengan menggunakan mobil sederhana seperti ini. Apalagi mobilnya juga tidak begitu buruk, justru Clarissa lah yang seharusnya berterimakasih kepada Arthur yang telah memikirkannya sampai seperti ini. "Tidak perlu minta maaf seperti itu, mobil ini juga nyaman, kok. Seharusnya akulah yang mengucapkan terimakasih padamu karena telah membantuku sampai seperti ini." Ucap Clarissa yang masuk ke dalam mobil kemudian duduk di samping kemudi.

Mendengar Clarissa yang rupanya tidak masalah jika mereka harus pergi dengan menggunakan mobil yang sederhana seperti ini, membuat Arthur pun dapat merasa lega. Tentunya Arthur juga merasa kagum kepada Clarissa, karena dengan status dan juga kekayaan yang di miliki oleh Clarissa sekarang ini, Clarissa tidak pernah bersikap congkak dan jijik terhadap hal sederhana seperti sekarang ini. "Syukurlah jika kamu merasa begitu." Kata Arthur sambil menutup pintu mobil setelah memastikan bahwa Clarissa sudah duduk dengan nyaman di dalam.

Melihat tidak adanya supir dan kini Arthur lah yang duduk di kursi kemudi, membuat Clarissa pun sedikit tercengang, ia tidak menyangka jika Arthur benar-benar menepati ucapannya tadi yang mengatakan untuk tidak berniat membawa supir untuk ikut bersamanya. Clarissa lagi-lagi merasa berhutang kepada Arthur karena sampai membuat presiden direktur yang begitu terkenal di negara ini, sampai harus menyetir mobil untuknya. "Apa tidak masalah jika kamu yang menyetir?" Tanya Clarissa.

Mendengar Clarissa yang sepertinya meragukan kemampuannya dalam menyetir, membuat Arthur pun lagi-lagi ingin tertawa saat mendengarnya. "Apa kamu meragukan kemampuanku dalam menyetir mobil? Kalau benar begitu, kamu tidak perlu khawatir karena aku bisa berjanji bahwa kita akan pulang dan pergi dengan selamat sampai tujuan." Ujar Arthur sambil menancapkan gas mobil.

Sebenarnya bukan maksud Clarissa untuk meragukan kemampuan Arthur dalam menyetir, namun tentunya karena berfikir bahwa selama ini orang-orang seperti mereka sangat jarang menyetir mobil sendiri dan bergantung kepada supir, membuat Clarissa yang tidak pernah menyetir mobil sendiri sampai sekarang pun sedikit merasa takut. "Ah .... bukan begitu, aku hanya merasa sedikit cemas saja, karena ini untuk yang pertama kalinya bagiku menaiki mobil tanpa supir yang sesungguhnya." Kata Clarissa sambil menarik nafas panjang. Di dalam hatinya, ia bahkan sampai terus berdoa kepada tuhan untuk melindungi mereka berdua selama berada dalam perjalanan.

Kini, Arthur pun sudah selesai menyalakan mobil dan memakai sabuk pengaman. Mereka berdua hanya tinggal berangkat saja, namun anehnya Arthur merasa sangat janggal jika harus memulai perjalanan sebelum Clarissa memakai sabuk pengaman sepertinya. Namun melihat Clarissa yang kini justru terus memandang keluar jendela mobil dan tak kunjung memakai sabuk pengaman yang berada di kursinya, membuat Arthur kini berinisiatif untuk membantu Clarissa memakainya. "Kamu melupakan sabuk pengamanmu." Tutur Arthur sedikit membungkuk, kemudian mendekat kepada Clarissa agar dapat sedikit lebih mudah membantunya memasang sabuk pengaman.

Kini, jarak di antara mereka berdua benar-benar dekat, sama seperti Arthur, Clarissa pun bahkan sampai bisa mendengar suara detak jantung Arthur yang berdebar dengan sangat cepat sekarang ini. Meskipun ini adalah perhatian dalam bentuk kecil, namun entah mengapa anehnya kedua pipi Clarissa jadi memerah karena malu. "Padahal kamu tidak perlu repot-repot membantuku memasangnya. Tapi, terimakasih." Karena terlalu malu dengan posisi mereka sekarang ini, hanya perkataan singkat seperti tadi saja yang dapat keluar dari mulut Clarissa.

Meskipun Arthur juga merasa malu sama halnya dengan Clarissa, namun tentunya sebagai seorang pria sejati, Arthur tetap mencoba untuk menjaga wibawanya di depan wanita yang ia cintai. "Iya. Sekarang kita dapat berangkat dengan tenang." Ucap Arthur yang kini mulai menjalankan mobil. Karena sekarang ini Clarissa pun sudah memakai sabuk pengamannya, Arthur merasa tidak ada lagi hal lain yang dapat membuat perjalanan mereka berdua kali ini terhambat. Arthur pun menyetir mobil dalam kecepatan yang normal, karena meskipun sebenarnya selama perjalanan mereka berdua tidak banyak bicara, Arthur tentunya tetap ingin waktunya bersama dengan Clarissa berjalan lama.

****

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, kini Clarissa dan Arthur tiba di depan butik milik Madam Namson. Melihat dari bagian luar butik tersebut yang terlihat sepi, tampaknya perkataan Arthur tadi yang mengatakan bahwa ia hendak menyewa seluruh butik Madam Namson malam ini agar tidak ada siapapun yang dapat mengenali mereka, dan mereka berdua dapat menikmati waktu bersama tanpa khawatir terhadap apapun. Arthur pun segera memarkirkan mobil di tempat yang sepi, kemudian membukakan pintu mobil untuk Clarissa keluar. "Ayo kita masuk ke dalam." Ujar Arthur yang kembali mengulurkan tangannya untuk membantu Clarissa keluar dari mobil.

Bahkan di parkiran pun, terlihat tidak ada satu pun kendaraan yang terparkir di dekat mereka, tentu saja Clarissa merasa ada yang aneh dengan apa yang tengah terjadi sekarang ini, Karena tentunya tidak mungkin butik yang begitu terkenal, tempat para artis maupun publik figur mencari pakaian, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda seseorang di sini. "Tampaknya perkataanmu tadi benar-benar kamu lakukan, ya. Aku tidak menyangka jika kamu sampai menyewa seluruh butik ini untuk kita." Kata Clarissa yang menggenggam erat tangan Arthur sambil melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam mobil.

Arthur pun tersenyum, ia menanggapi perkataan Clarissa itu dengan sangat santai. "Apakah sebelumnya pun aku pernah berbohong padamu? Tentu saja aku mengatakannya karena benar-benar berniat untuk melakukannya." Ucap Arthur sambil menutup kembali pintu mobil.

Di lihat dari dekat pun, butik Madam Namson tersebut terlihat lebih megah jika di bandingkan dengan yang ada di foto. Clarissa pun berfikir sejenak, sebenarnya berapa banyak uang yang telah di keluarkan Arthur hanya untuk menyewa butik semewah ini semalaman. "Padahal kamu tidak perlu mengeluarkan uang sebanyak itu hanya demi membuatku merasa nyaman." Ujar Clarissa yang merasa tidak enak, karena di dalam hubungan mereka sekarang ini, Arthur sudah terlalu banyak memberinya dan membuatnya jadi merasa berhutang.