Hari itu berjalan dengan lancar dan yang pasti kali ini Vania tidak disebut-sebut "nyamuk" lagi oleh teman-temanya. Bisa disebut juga kali pertama Vania membawa teman lelakinya permain bersama teman-temanya, ya memang selama hampir 5 tahun Vania bersama dengan 4 mahluk itu Vania tidak pernah membawa pacar ataupun teman lelaki, toh memang hampir 17 tahun Vania hidup didunia dia tidak pernah merasakan apa itu ngedate.
padahal Vania lah yang paling mengerti masalah percintaan dari 4 teman-temanya, seperti kata pepatah pelatih tidak bermain.
Setiap detik dan menit terus bergerak, tak terasa sudah mau pukul sembilan lewat saat Wildan ingin mengantar Vania pulang,
"Kak.." sahut Vania.
"Ya?" Wildan sedikit menoleh ke arah Vania dan kembali lagi fokus melihat jalan.
"Makasih ya udah nemenin.." Vania tersenyum cemringah,
"Terimakasih kembali juga!" Wildan membalas senyum Vania, "Kalo kamu ngumpul ngumpul lagi aku ikut ya!"
"eh-boleh boleh, abis aku ujian ya…" Vania menatap ke arah Wildan.
"Udah mau ujian ya?" Tanya Wildan,
"Iya kak.." Vania memayunkan bibir nya, ujian adalah hal yang paling dibenci untuk pelajar. Dan ujian kali ini adala ujian penentuan dari hidup Vania, akan kan dia lanjut keluar atau lanjut sampai menyetuh masa ter akhir dari SMA.
"Ujian nya kapan?" Tanya Wildan lagi,
"Besok,"
Kaki Wildan langsung pindah ke pedal rem dan membuat sedikit bunyi diban mobil, "kak!" Sentak Vania dan mengeram ke pundak Wildan.
"Ujiannya besok Van?" Wildan berusaha membenarkan ucapan Vania, siapa tau Vania salah kata.
"Besok kak, hari senin.." Vania membenarkan, ya ujiannya memang besok.
"Lah-lah ngapain kamu ngajak aku hangout kalo besok kamu ujian, terus ngapain juga temen temen kamu ngajakin kamu main kan besok uji-"
"Shutttt!" Vania menutup mulut Wildan dengan satu jari, "Kak..memang hari ini tuh disengaja biar kita ga stress besoknya, Emang udah rutinitas kita setiap mau ujian di hari senin berarti minggu nya kita having fun nah seminggu sebelum ujian kita udah ngedur, jadi memang hari minggu itu khusus kan buat Refreshing sebelum ujian..Biar otaknya pas ujian tenang," Vania menjelaskan dengan Panjang lebar,
"Aku udah belajar juga kok kemaren, abis kita jalan jalan aku ngafalin materi kok tenang…" Vania tau pasti Wildan akan bertanya walau sudah Vania jelaskan.
Ya memang hari minggu sehari sebelum ujian selalu menjadi hari having fun Vania dan Teman-temanya sebelum terjun ke area ujian yang panas.
Pupil mata Wildan membesar, pikiran Wildan masih berusaha mencerna omongan Vania.
"Besok pelajaran apa aja?" Tanya Wildan,
"Bahasa indo, Math, English.." jelas Vania.
"Nyampe rumah langsung belajar.." Wildan mengingatkan Vania, "Oh iya, ini ujian kenaikan dong?" Tanya Wildan lagi.
"Iyaa," Balas Vania singkat,
"Ta-tapi aku cuman sampe mau kenaikan kelas 12 doang sih kayanya.." Vania menghentikan Omonganya sedikit.
"Kak doain aku bisa lulus ujian ya.." Vania memohon ke hadapan Wildan dengan puppy eyes nya. "Pasti lah!" Wildan menjawab dengan semangat, "Semangat ya, pasti bisa kok!" Tanpa sadar Tangan Kiri Wildan mengelus puncak kepala Vania.
Namun Elusan dikepala itu tidak membuat mereka Canggung, Vania dan Wildan menikmati jalan pulang dengan menyetel lagu kesukaan mereka. Lagu pertama,
"Look at me now, I'm falling
I can't even talk, still stuttering
This ground I'm on, it keeps shaking"
Lagu kedua,
I will fly into your arms
And be with you
Till the end of time
Why are you so far away
You know it's very hard for me
To get myself close to you...
Dua lagu itu menemani perjalanan pulang mereka.
Tanpa sadar, mobil hitam Wildan sudah sampai di depan Rumah Vania.
"Van gapapa aku langsung pulang?" Tanya Wildan sambil menarik pedal Rem tangan disamping kirinya,
"Gapapa kok, Hati hati ya kak.." Vania menyalimi Tangan Wildan.
"Inget langsung belajar jangan main handphone atau tidur!" Wildan masih mengingatkan Vania untuk belajar.
"Siap pak bos!" Vania turun dari mobil Hitam Wildan.
"Duluan ya Van!" Wildan membuka jendela mobilnya dan berteriak ke Vania. "Bai bai kakak!" Mobil Wildan menghilang dari depan Rumah Vania.
Vania pun masuk ke dalam Rumah,
"Assalamualaikum, budeee.." Vania langsung mencari bude, "Walaikumsalam, Kenapa?" Bude datang dari pintu didekat dapur.
"Gapapa panggil aja, oh iya abang mana bude?" Vania melepas sepatu nya,
"Lagi pergi sama kak Cantika katanya.." Jawab Bude.
"Hmm, yaudah Vania ke atas yaa.." Vania menaiki anak Tangga menuju kamarnya.
"AHHHHH GOOD SMELL!" Vania menghirup udara kamarnya yang sangat manis, ada koleksi parfum yang baru sampai yang dia beli online. "Baru tau dia pake parfum ini," Vania meneliti botol parfum yang baru sampai, Tak lama dari meniliti botol parfum Vania pindah ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya. Untuk bersiap belajar, jangan lupa besok pagi ada 3 ujian yang harus Vania kerjakan.
Alarm berbunyi sangat kencang, Oh iya Alarm Vania tersambung kedalam Speaker bluetooth dan semalam Vania habis memutar playlist lagu untuk menemaninya belajar dengan volume 35 keatas sepertinya. kebayang lah sekencang apa alarm Vania berbunyi.
"Uhhhh!" Vania merenggangkan Badanya dahulu, oh iya malam ini Vania tidur dimeja belajar lagi. "Mari kita Bangun Vania!"
Vania membangunkan dirinya sendiri, Ia langsung masuk ke kamar mandi untuk melaksanakan kewajiban subuhnya.
Sudah lewat jam lima lebih, Vania langsung masuk ke dalam Kamar mandinya untuk mandi dan bersiap ke sekolah.
Bau khas Nasi goreng bude sudah tercium dari lantai Atas, Vania membuka pintu kamar nya untuk turun ke lantai kedua. "Parfume aku sampe kalah ya bude.." Vania menghirup nasi Goreng yang masih berasap yang baru saja disajikan di mangkok besar.
"Pulang jam berapa semalem Van?" Kak Ami datang entah dari mana, ia langsung menarik kursi disamping Vania,
"Jam 8 kok," Vania menjawab dengan singkat.
"Seru keknya jalan jalannya…" Kak Ami memekik Tajam Vania,
"RIWEUH YOU KNOW!" Vania mempindahkan duduknya, ia menarik kursi bar dapur yang menghadap ke memandangan belakang Rumah Vania.
"Sensi bener bu!" Kak Ami menjawab Pedas dengan nada meledek Vania,
"Dek..." Bang Algo datang dari lantai ke tiga. Malam ini bang algo sudah pulang dari bergadang di rumah sakit.
"Yoo?" Vania menoleh ke arah Bang Algo, "Ujian ya?" Tanya Bang Algo yang duduk ke kursi meja makan.
"Iyaa.." Vania menjawab sedikit lesu,
"berapa hari ?" Tanya Bang algo.
"Lima hari kayaknya.." Jawab Vania sambil fokus memakan nasi gorengnya,
"Yaudah yang bener ujiannya, entar Abang kasih kado.." Bang Algo mengelus puncak kepala Vania.
Abang Algo berdiri didekat Vania, Bang Algo mengidupkan mesin pembuat kopi. "Haidahnya apaa?" Vania sontak semangat, "Mobil?" Belum Bang Algo melanjutkan omonganya Vania langsung berteriak kencang "PLISS MINI COPPER YANG HIJAU YAAAAAA!!" Vania mengemis didepan Abangnya sambil memohon.
"Iyaaaa iyaaa kalo nilainya diatas 90 semua..." Baru saja Bang Algo ingin memberikan Tangan nya untuk membuat perjanjian Vania langsung meraup badan Bang Algo dan memeluk Bang Algo,
"Demi mini copper jangan kan sembila puluh, seratus juga ku jabanin deh!"
Oh memang Vania sudah mengemis tentang mobil ini dari kelas 6 SD, disaat dia menonton series dan pemainnya membawa mini copper berwarna hijau.
Tapi selebih dari itu memang mobil itu mobil impian Vania dan Bang Algo juga selalu menepati kemauan adeknya satu satu ini. Tahun lalu saja Vania ingin sekali membeli apartment di daerah jakarta, dengan alasan "Mau investasi Bangg!" Memang sih properti itu bagus untuk masa depan, namun Vania meminta itu disaat umurnya masih 14 tahun. ya endingnya Abang nya masih membelikannya, karena Vania bisa memecahkan target yang diberi Abang nya untuk menjual lebih dari 100 ikan untuk 2 bulan. Dan yang terjual Hampir 200 lebih ;) (Anak sultan apa anak apa ini?)
"Maachii abang kuu!" Vania melepaskan pelukannya,
"Bang mama kapan Balik?" Vania duduk kembali ke kursinya lagi.
"Katanya kamis tapi gatau juga, kaya gatau sifat mama mu aja," Bang Algo mengambil kopi yang sudah jadi.
"Kak Cantika apa kabar bang?" Tanya Vania yang masih mengunyah nasi goreng,
"Kemaren dia nanya kamu tuh, katanya jadi ga mau nyari barang," Bang Algo menyampaikan pesan dari kak Cantika.
"Bilanginnn jadi banggg!" Vania langsung bersemangat menjawabnya. Vania sudah berjanji akan menamani kak Cantika mencari seserahan untuk acara pernikahan Abang satu satunya dengan kak Cantika.
"Om Am udah datenggg!" Teriak bude dari pintu rumah, Mobil Om Am sudah terparkir di parkiran rumah Vania. "Berangkat dulu yaaa!" Vania berlari ke ruang tamu dan mengambil tas nya,
"Assalamualaikum!" Vania keluar dari rumah setelah ia menggunakan Sepatunya.
"Om Hari ini ujian jadi pulangnya lebih cepet!" Vania masuk ke dalam Mobil. Pas sekali pukul 6:30 mobil Om Am sudah sampai didepan sekolah, perjalanan tadi tak begitu memakan waktu banyak karena jalanan pagi itu sangat sepi dan itu sangat sangat jarang.
Vania menggunakan Earphonenya sambil menelusuri jalan ke arah kelas, oh iya hari ini hari pertama ujian kenaikan. didepan ruangan ujian tidak begitu banyak murid, baru 7 orang dan itu adik adik kelas Vania.
"Hmm.. kenapa kak rizal ga aktif terus ya?" Vania membuka kolom chat Rizal yang masih berjentang satu, chat terakhir dari Vania yang menanyakan kabar Rizal.
"Melamun terus entar disamber baru tau rasa!" Nissa mengkaget kan Vania yang melamun memandangi langit-langit yang masih sangat cerah.
"Apaannnn!" Vania menoleh ke arah Nissa, "Melamunin apa sih?? Ampe langit diliatin begitu…" Nissa duduk disamping Vania dan menyenderkan punggung badannya ke dinding.
"Melamunin semua kertas ini," Vania menyodorkan tumpukan kertas tentang pelajaran yang akan ditest hari ini,
"Tumben disekolah baca baca biasa nya anda anti membawa kerta bertumpuk," Nissa mengambil tumpukan kertas yang disodorkan Vania.
"Semalem gua ketiduran," jawab Vania dengan suara lesu, sebenernya Vania masih mengantuk karena jam tidurnya ke ganggu lagi.
"Hahahha mangkanya Ngobrolnya jangan overdosis!" Nissa menoel lenggan Vania,
Vania langsung memputar bola matanya dengan lesu "Hidih!"
Tak begitu banyak percakapan lagi karena Nissa tau Vania ingin fokus membaca dan teman-temannya yang lain pun sedang sibuk dengan hal nya masing-masing.
Tak terasa jam berputar menjadi jam setengah delapan, Anak-anak yang lain pun sudah berdatangan. Ujian Dimulai pukul delapan dan semua sudah masuk kedalam ruangan.
Ujian pertama berlangsung setangah jam lebih karena mata pelajaran Mathematika, bagi anak kelas 10 level sulitnya hanya level 3 namun berbeda dengan anak kelas 11 yang langsung memucat setelah melihat pertanyaan pertama.
Ujian pertama selesai dijam setengah sembilan lebih, istirahat tak begitu lama dan kembali di lanjut oleh ujian ke dua, bahasa Inggris.
Ujian kedua tak sesulit ujian pertama bahkan Vania dan salah satu anak kelas 10 sudah selesai terlebih dahulu.
Sekarang mata pelajaran terakhri, Bahasa Indonesia. Sulit-sulit gampang.
Tak terasa ujian terakhir selesai anak-anak keluar dengan muka yang tertekuk dan ada pun yang gembira. Vania dan kawan-kawannya tak menghabiskan waktu di tempat menunggu jemputan, kali ini Vania langsung pulang sangking otaknya serasa panas mengerjakan mathematika tadi.
Om Am yang menjemput Vania hingga pulang kerumah. "Kok ada mobil item? Mobil siapa?" Batin Vania heran setelah melihat mobil bermerek mercedes di halaman rumahnya.
"Makasih Oms udah nganter! Vania masuk ya!" Vania turun dari mobil dan segerah masuk kedalam rumah, Awalnya ia ingin rebahan namun tercancel sepertinya.
"Bude..itu mobil siapa?" Tanya Vania yang melepas sepatunya,
"Gatau bude juga.."
"Pasien kali ya…udah ah aku keatas ya," Vania tak begitu memikirkan nya ia langsung berburu naik ke lantai tiga dan segera ingin merebahkan dirinya,
"Ini Baju siapa?" Vania langsung terheran setelah melihat Baju dress berwarna rose gold bunga-bunga terletak di atas kasurnya, sepaket dengan kartu yang bertulis "Pake bajunya terys ke bawa!"
Vania langsung memanggil bude dari kamarnya, "BUDE!"
"IYAA?!" Balas bude dari lantai pertama,
"SIAPA YANG NARO BAJU DIATAS KASUR AKU?!"
"ABANG!"
Sentak Vania melamun, ini abangnya kesambet petir mana lagi?
Tak banyak pikiran Vania langsung saja menggunakan nya, sebenarnya ia lesu namun Bagaimana lagi abang nya mengirim pesan 'Dipake aja udah nurut terus ke kolam!"
Vania sudah berganti Baju dan langsung turun ke lantai pertama, ia langsung menaiki lift rumah nya untuk ke lantai bassement dirumahnya. Di mana terletaknya kolam renang, gym, dan bassement rumah.
Sebelum ia menekan tombol lift bude menahan Vania dan memasangkan penutup mata, "Nah ini apa lagi sih…" Gerutu Vania saat bude menahan dirinya.
"Aku ga ulang tahun loh!!"
Bude langsung memasangkan penutup matanya walau Vania sedikit mengomel,
"Udah nurut aja.."
Bude yang menekan tombol lift dan bude pun lah yang mengantar Vania hingga didepan kolam renang.
Penutu mata di buka oleh Vania sendiri karena disaat di lift bude perkata, "Entar kalo
Bude suruh buka, di buka ya.."
Sesaat setelah Vania melepas penutup Matanya, ada tulisan di dalam penutup mata
'Hai liat kebelakang dong?!'
Vania yang membelakangi kolam renang langsung memutar badan nya dan langsung tertemu dengan..