Kita jangan terlalu terburu buru dalam melakukan tindakan. Kita harus sabar menunggu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Didalam ruang istirahat tampaknya Farhan sedang tertidur pulas.
"Kita biarin aja dulu dia istirahat"ucap Reza.
Syifa hanya mengangguk pelan dengan penuh khawatir.
" lo tenang aja... Dia baik baik aja kok... Dia juga nggak bakalan jadi gila"ucap Reza.
"Nggak lucu Reza" ucap Syifa.
"Emang yang bilang lucu siapa...? Gue juga nggak sedang ngelakuin lelucon" ucap Reza.
"Udah ahhh.... " ucap Syifa sembari berjalan keluar untuk membersihkan.
Di lain sisi. Riko masih tampak asik mengobrol dengan Novi.
"Tuh orang dari tadi ngobrol terus... Nggak bosen apa" dalam batin Ulfa.
Tak lama pun Mia datang dan melihat Riko dan Novi tengah bicara berduaan.
"Apa apaan nih... Kalau ngobrol jangan disini..." ucap Mia dengan ngegas.
"Lo tuh kenapa sih.... " ucap Riko.
"Tau tuh... Dari tadi ngegas melulu... Salah makan kali" ucap Novi.
"Nih bocah ngajak gelud yah... " ucap Mia.
"Siapa takut... Lo pikir gue takut sama lo" ucap Novi.
"Stoopp.... Sorry banget yah gue ganggu kalian, tapi mendingan selesaiin masalah kalian di luar jangan disini... Lagian pelanggan yang lain dari tadi merhatiin kalian bertiga" ucap Ulfa.
"Emang lo siapa... Sok bijak banget" ucap Mia.
"Udah deh... Ini bukan urusan lo jadi nggak usah ikut campur" ucap Novi.
"Gue sama sekali nggak mau ikut campur sama urusan kalian" ucap Ulfa.
"Yaudah makanya lo diem aja" ucap Novi.
"Okayyy.... Gue nggak ganggu kalian lagi" ucap Ulfa sambil beranjak pergi ke ruangan istirahat.
Sementara Mia dan Novi masih meneruskan perdebatan mereka berdua.
"Cukup deh.... Ngapain kalian marah marah disini... Kan ganggu pelanggan yang lain" ucap Riko.
"Gue bakal pergi.... Mmmm kak Riko nanti Novi chat yah" ucap Novi sembari pergi dari cafe.
Sementara Riko hanya menganggukkan kepalanya.
"Lo beneran ngasih kontak lo ke bocah itu" ucap Mia.
"Iya... Emang kenapa" ucap Mia.
"Jujur yah... Perasaan lo nggak segampang itu ngasih kontak lo ke orang lain" ucap Mia.
"Gue juga nggak tau kenapa.... Tapi intinya tuh anak lucu" ucap Riko.
"What..? Lo bener bener sekarang jadi lelaki jelalatan" ucap Mia sembari pergi ke ruang istirahat.
Riko pun mengikuti Mia dari belakang.
"Gue nggak bisa berfikir tindakan Riko kayak gitu" ucap Mia.
"Gue denger nih yah" ucap Riko.
"I don't care... Pokoknya malam ini lo ngeselin banget orangnya" ucap Mia.
Mia hanya diam dan tak peduli akan perkataan keduanya, dia hanya terus menikmati minumannya namun ia tetap memasang telinga untuk mendengarkan.
"Oh iya... Gue lupa kalau Ulfa.... " dalam batin Riko.
"Lo kenapa... Kok kayak kaget gitu" ucap Mia sambil melihat ekspresi Riko.
"Malam ini gue goblok banget" ucap Riko.
"Emang... Lo baru nyadar yah" jawab Mia
"Seharusnya gue nggak ngelakuin itu tadi" ucap Riko.
"Kan gue udah bilangin... Tapi lo tetep aja belain tuh bocah ingusan" ucap Mia.
Sementara Ulfa terus diam.
"Lo kok nggak ngomong... Setidaknya bilang iya kek, apa kek" ucap Mia.
"Iya" jawab Ulfa.
"Nahhh.... Kan bagus kalau lo setuju sama apa yang gue omongin" ucap Mia.
Riko menatap Ulfa, sedangkan Ulfa hanya terus menatap kedepan tanpa menoleh ke arah Riko dan Mia.
"Gue harus gimana.... Jangan sampai Ulfa mikir kalau gue itu lelaki playboi" dalam batin Riko.
"Mmmm.. Gue mau baring geser dikit dong" ucap Ulfa.
"Bentar.... " ucap Mia sambil bergeser.
"Lo baik baik ajakan" ucap Riko.
Ulfa tak menyahut. Ia hanya menutup matanya tanpa bergeming.
"Apa Ulfa kesel sama gue yah gara gara gue deketin Novi... Duh gue jadi serba salah" ucap Riko.
"Oh iya... Fa, ntar lo sama siapa pulangnya...? " tanya Mia.
"Sendiri, kenapa emangnya" Jawab Ulfa.
Riko yang mendengar perkataan Ulfa tiba-tiba terkejut dan matanya melotot.
"Lo nggak takut pulang sendiri... Biasanya ada bapak bapak bagian perempatan jalan itu, sering banget nguntit cewek" ucap Mia.
"Kalau bapak bapak itu beneran nguntit gue, berarti tuh bapak beruntung banget" ucap Ulfa.
"Wisss... Lo itu berani atau sok berani sih" ucap Mia.
"Tergantung dari kondisinya juga sih" ucap Ulfa.
"Nanti biar gue yang anterin" ucap Riko.
"Nggak usah, makasih sebelumnya" ucap Riko.
"Lo kan harusnya nganterin gue" ucap Mia.
"Lo kan ada kendaraan gimana sih" ucap Riko.
"Ihhh... Nyebelin deh.. Lo kan tau gue nggak bisa pisah sama lo" ucap Mia.
"Ni orang nggak ada malunya... Gue bilang nggak pokoknya nggaklah" ucap Riko.
"Aduhhh... Ngapain jadi kalian yang ribut lagi sih" ucap Ulfa.
"Udahh... Pokoknya fix gue nganterin nanti lo pulang..." ucap Riko.
"Nggak usah" ucap Ulfa.
"Jangan keras kepala gitu deh" ucap Riko.
"Gue nggak keras kepala, gue nggak mau pulang bareng lo" ucap Ulfa.
"EmNg kenapa lo nggak mau bareng gue pulang.... Apa karena Mia, atau karena Novi" ucap Riko.
"Noooo.... Intinya gue nggak mau buat masalah. Ok" ucap Ulfa.
"Kalian berdua kok kayak orang pacarin sih... Kalian jadian yah" ucap Mia sambil melotot.
"Nggaklah..... " ucap Ulfa.
"Lah kok tadi pertengkarannya ala ala pasangan gitu" ucap Mia.
"Terserah deh... Pokoknya gue nggak mau ikut campur... Mending selesaiin masalah kalian... Lo pasti tau kenapa gue nggak mau di anter pulang ama kak Riko" ucap Ulfa.
"Lo juniornya Riko" ucap Mia.
"Iya.... Tenang aja gue nggak ada apa apa sama kak Riko" ucap Ulfa.
"Apa ini artinya dia udah nolak gue... Nggak... Inikan bukan waktunya dia ngejawab pertanyaan itu" ucap dalam batin Riko.
Setelah mereka selesai membersihkan kini mereka bersiap untuk pulang.
"Fa.. Gue aja nganterin lo pulang... Lo kan nggak mau di anterin sama Riko" ucap Mia.
"Makasih.... Tapi nggak usah deh... Lagi pula kita beda arah, takutnya nanti lo nyampe rumah lo subuh" ucap Ulfa.
"Ya ampun... Ni anak" ucap Mia sambil tertawa.
"Nggak apa apa kok... Lo duluan aja" ucap Ulfa.
"Ya udah... Gue duluan yah" ucap Mia dan pergi.
"Tuh anak nyebelin, tukang marah, tapi hatinya masih ada kebaikan" ucap Ulfa.
Tiba-tiba Riko datang dan menarik tangan Ulfa dan menyuruhnya naik ke motor.
"Ngapain sih" ucap Ulfa.
"Kita kan dateng bareng, jadi pulang juga harus barengan" ucap Riko.
"Nggak udah makasih, gue jalan kaki aja... Lagi pengen olahraga" ucap Ulfa.
"Lo bkan dari tadi kebanyakan berdiri... Kaki lo pasti pegel, udah naik nggak" ucap Riko.
"Nggak.. Gue nggak mau" balas Ulfa.
Riko turun dari motornya dan menggendong Ulfa dan membawa Ulfa duduk di motornya.
"Lo itu apa apaan sih" ucap Ulfa sambil memukul pun dah Riko.
Riko hanya terdiam dan membawa motornya dengan kelajuan yang sangat kencang.
"Kalau lo nggak mau jatuh pegangan sama gue" ucap Riko.
Ulfa pun memegang jaket Riko. Riko pun menambah kecepatan.
"AaaA..... Pelan dikit dong... Kalau gue jatuh gimana" ucap Ulfa
"Makanya pegangan yang bener" ucap Riko sambil mengambil tangan Ulfa dan menaruh tangan Ulfa di pinggangnya hingga menjadi lingkaran penuh. Riko pun merasa bahagia tentunya.
"Awas aja lo nanti" dalam batin Ulfa.