Chereads / Seberkas Titik Cahaya / Chapter 14 - Memandangnya Dari Jauh

Chapter 14 - Memandangnya Dari Jauh

Senja di sore hari begitu nampak indah. Membuat seseorang jatuh hati jika melihatnya. Namun ada juga yang cukup melihat dan menikmatinya saja. Senja hanya terjadi dalam beberapa menit kemudian ia menghilang.

Duduk di pinggir sungai saat ini dengan menikmati pemandangan senja dengan seseorang adalah suatu peristiwa yang spesial.

"Setelah selesai kuliah... Apakah kau berkeinginan untuk bekerja...? " tanya Farhan.

"Tumben kak Farhan bilang kau biasanya lo" ucap Syifa.

"Untuk saat ini aku bakal memakai aku kamu hanya kepadamu saja" ucap Farhan.

"Haaa.... Tapi gimana kalau Syifa masih bilang lo" ucap Syifa.

"Itu sih terserah kamu aja" ucap Farhan dengan tersenyum dan raut wajah yang bahagia.

"Mending kak Farhan pakai lo gue aja dulu.. Yah" ucap Syifa.

"Loh emangnya kenapa" ucap Farhan.

"Soalnya Syifa mau denger yang ucapin kata itu Ulfa sama Kak Riko" ucap Syifa sambil tertawa.

"Emangnya lo nggak nggak mau denger gue ngomong pake aku kamu" ucap Farhan.

"Kan Syifa tadi udah denger" balas Syifa sambil tertawa.

"Ya udah deh...gue bakal lakuin apapun yang lo mau" ucap Farhan.

"Oh iya... Sebenarnya besok adalah hari dimana Ulfa memberi jawaban kepada Kak Riko" ucap Syifa.

"Ha... Yang bener... Wah seru tuh" ucap Farhan.

"Jadi besok kita harus merekam moment itu" ucap Syifa.

"Mmmm... Apa hari ini lo nggak mau merekam moment kita berdua" ucap Farhan.

"Gue udah merekamnya disini" ucap Syifa sambil menunjuk ke arah otaknya.

Farhan kemudian tersenyum.

"Gue sangat bahagia... Tapi gue nggak bisa... Mmmm" ucap Farhan.

"Nggak usah mikirin hal seperti itu" ucap Syifa.

"Emang lo tau apa yang gue pikirin" ucap Farhan.

"Tentu saja.... Gampang banget nebaknya" ucap Syifa.

"Kalau gitu ayo bilang...tadi gue mikirin apaan..? " ucap Farhan.

"Ok... Tadi itu Kak Farhan pasti lagi mikir, Kak Farhan nggak bisa meluk Syifa, iyakan" ucap Syifa.

"Wahhh.... Lo udah bisa jadi peramal" ucap Farhan sambil tertawa.

"Enak aja.... Lagian rata-rata cowok itu mikir kayak gitu kalau lagi ngungkapin perasaannya. Kak Farhan kan juga tau kalau gue nggak bakalan lakuin hal itu" ucap Syifa.

"Itu yang ngebuat gue salut ama Syifa" ucap Farhan.

"Makasih udah salut" ucap Syifa.

Dari kejauhan seseorang tampak memerhatikan Syifa dan Farhan.

"Gue harap di masa depan nanti kita bisa bersama" ucap seseorang tersebut yang tak lain adalah Reza.

"Gue nggak bisa secepat itu bakal lupain lo" ucap Reza lagi.

Menit pun silih berganti hingga akhirnya Farhan mengantar Syifa ke tempat kerjanya.

"Lo udah dateng, sekalian lap gelas yang di meja yah" ucap Reza.

"Ok" ucap Syifa.

"Gue titip Syifa dulu yah... Tolong jagain" ucap Farhan kepada Reza.

"Lo percaya ama gue....? " tanya Reza.

"Tentu saja... Gue tau kalau lo bisa ngejagain Syifa" ucap Farhan.

"Mmmm.... Ya udah" ucap Reza.

"Gue cabut yah bro.... " ucap Farhan

"Syifaaa.... Nanti kalau udah mau pulang jangan lupa telfon gue yah" teriak Farhan.

Syifa pun mengangkat kedua jempolnya.

Setelah Farhan pergi kini Reza menghampiri Syifa.

"Gue ngeliat kalau Farhan hari ini agak berbeda" ucap Reza.

"Masa sih... Perasaan kak Farhan tiap hari sama aja" ucap Syifa.

"Menurut gue dia beda hari ini... Hari ini dia terlihat sangat bahagia dibanding hari sebelumnya" ucap Reza.

"Apa terlihat seperti itu" ucap Syifa.

"Tentu saja... Bahkan dia memberi tahu gueu bahwa gue itu harus ngejagain lo" ucap Reza.

"Haaaa.... Serius kak Farhan ngomong kayak gitu ke lo" ucap Syifa.

"Iya serius... Bukannya aneh" ucap Reza.

"Menurut gue sih nggak aneh.. Soalnya dia pasti tau kalau lo itu orangnya emang baik banget ke gue" ucap Syifa.

"Apa jangan jangan dia tau kalau gue suka ama Syifa" ucap Reza dalam batinnya.

"Heiii... Kok bengong gitu sih.. Kenapa..? " ucap Syifa.

"Nggak apa apa... Udah ayo kerja lagi" ucap Reza.

"Kok kak Farhan bilang ke Reza buat ngejagain gue... Kenapa yah... Nanti gue tanyain deh sama kak Farhan kalau udah dateng ngejemput gue" dalam batin Syifa.

"Kayaknya Syifa belum tau kalau gue suka sama dia, tapi dari mana Farhan tau kalau gue suka sama Syifa.. Apa karena sikap gue.. Perasaan gue biasa aja di depan Farhan, pasti ada sesuatu yang bisa membuat Farhan tau kalau gue suka sama Syifa...gimana caranya gue cari tau yah" dalam batin Reza.

"Apa jangan jangan Syifa cerita sesuatu ke farhan" dalam batin Reza.

"Rezaa.... Area you okay..?" tanya Syifa.

"Yeah im okay" jawab Reza.

"Hari ini lo kebanyakan bengong tau nggak" ucap Syifa.

"Gue kan emang sering bengong" balas Reza.

"Haaa... Lo kok ngerasa bangga banget di bilangin bengong" ucap Syifa.

"Yah bangga dong, karena gue tetap ganteng walau bengong" ucap Reza.

Syifa kemudian tertawa akibat perkataan Reza.

"Lo ngetawain gue" ucap Reza.

"Abisnya lo lucu sih.. Lo tau nggak, lo itu sok kegantengan banget" ucap Syifa.

"Lah emang gue ganteng... Emang lo nggak ngeliat kegantengan gue ini" ucap Reza.

"Mmmm.... Menurut gue sih lumayanlah" balas Syifa.

"Lumayan masih kata terbilang bagus kan" ucap Reza.

"Iya iya" ucap Syifa.

Tiba-tiba Sarah datang menghampiri keduanya.

"Wihhh.... Pemandangan apaan nih" ucap Sarah.

"Eh... Cewek ganjen udah dateng" ucap Reza.

"Lo ngatain gue lagi... Dasar cowok resek... Sok kegantengan" ucap Sarah.

"Astagaaa... Emang gue ganteng gimana dong" ucap Reza.

"Hahaha... Iya lo ganteng kalau di liat dari sedotan" ucap Sarah.

Syifa menahan tawanya.

"Tuh... Syifa aja ketawa denger omongan halu lo" ucap Sarah.

"Apa... Mata lo kayaknya ada yang salah deh.. Cowok seganteng gue lo bilang jelek" ucap Reza.

"Emang lo jelek kok" ucap Syifa.

"Hati-hati... Nanti jadinya jatuh hati" ucap Syifa.

"Diem lo" ucap Sarah dan Reza secara bersamaan.

"Wih... Jawabannya kompak lagi... Jodoh kali" ucap Syifa.

"Nggak mungkin" ucap Sarah.

"Mustahil" balas Reza.

"Mana mau gue berjodoh kayak orang ini nih" ucap Sarah sambil menunjuk ke arah Reza.

"Gue juga nggak mungkin berjodoh sama cewek ganjen kayak lo" balas Reza.

"Stoooppppp..... Kak Sarah silahkan duduk dan Reza silahkan ke depan mesin kopi. Okay" ucap Syifa yang mencoba menghentikan perdebatan tersebut.

"Ok... Gue pesen red velvet" ucap Sarah dan pergi mencari tempat duduk.

Reza hanya menatap sinis Sarah dan pergi.

"Fiuhhhh.... Dua orang ini kalau ketemu kayak tom and Jerry" ucap Syifa.

"Syifaaa.... Ambilin air es dong" teriak Sarah.

"Iya kak bentar" ucap Syifa.

"Jangan di kasi Syif" ucap Reza.

Sarah mendengar hal tersebut kemudian mendekati Reza.

"Lo ngapain ngelarang Syifa ambilin gue air" ucap Sarah.

"Suka suka gue dong mau ngomong apa" ucap Reza.

"Lo kok jadi cowok tapi mulutnya kayak cewek" ucap Sarah.

"Dari pada lo kayak nenek lampir" ucap Reza.

"Jaga ucapan lo yah" ucap Sarah.

"Nyenyenyenye..... " ucap Reza.

Tiba-tiba Farhan datang melerai keduanya.

"Kalian berdua nggak malu... Lihat deh... Semua pelanggan ngeliatin kalian" ucap Farhan.

"Dia nih yang mulai" ucap Sarah.

"Kok gue... Lo yang mulai" ucap Reza.

"Stop stop.... Mending kalian ketempat masing-masing" ucap Farhan.

Keduanya pun kembali ketempat masing-masing.

Sedangkan Syifa dan Farhan saling menatap kemudian menahan tawa.

"Liat aja... Gue bakal bikin perhitungan ama tu cowok resek" ucap Sarah sembari duduk di tempatnya.

Terkadang perasaan muncul akibat pertengkaran yang diawali oleh dua orang yang saling benci hingga akhirnya kebenciannya berubah menjadi rasa suka atau cinta terhadap orang yang awalnya ia kira sangat benci. Mungkin seperti itulah yang namanya benci di bilang cinta.