Chereads / Seberkas Titik Cahaya / Chapter 9 - Tangan Yang Hangat

Chapter 9 - Tangan Yang Hangat

Ketika malam tiba, cuaca menjadi dingin karena angin malamnya.

"Malam ini cuacanya dingin yah" ucap Syifa.

"Mmmmmm... " ucap Reza.

"Hmmm..... Ulfa gimana yah...? " ucap Syifa sembari berfikir.

"Ulfa itu temen lo kan..? " tanya Reza.

"Iya.. Kenapa emangnya.. " ucap Syifa.

"Nggak... Cuman nanya doang" ucap Reza.

"Jangan jangan lo naksir Ulfa yah...? " ucap Syifa sembari menunjuk Reza.

"Ihhh... Nggaklah" ucap Reza.

Syifa hanya bergeming melihat ekspresi Reza.

"Lagian tipe gue nggak kayak temen lo itu" ucap Reza.

"Terus tipe lo kayak apa sih... Mungkin aja di kampus gue ada" ucap Syifa.

"Tipe gue ya kayak lo.... Syifa" dalam batin Reza sambil menatap Syifa.

"Kok lo ngeliatin gue.... Jangan jangan tipe lo.... " ucap Syifa.

"Apa.... Kayak siapa" ucap Reza.

"Kayak gue yah" ucap Syifa dengan memelankan volume suaranya.

"Menurut lo gue mau kayak orang orang seperti lo...? " ucap Reza.

"Mmmm.... Iya juga yah... Nggak mungkin banget tipe lo kayak gue... Hadeuh.. " ucap Syifa.

"Makanya kalau mau ngomong itu di pikir dulu" ucap Reza.

"Iya iya.... Santai aja" ucap Syifa.

Tak lama pun Syifa tak sengaja memecahkan sebuah gelas. Dan saat Syifa mencoba untuk membersihkannya tangan Syifa tergores dengan pecahan kaca sehingga tangan Syifa berdarah. Reza pun panik dan segera berlari menolong Syifa.

"Biar gue yang bersihin... Lo duduk dulu" ucap Reza dengan panik.

"Nggak usah biar gue aja... Gue baik baik aja kok" ucap Syifa.

"Baik baik apanya.... Tangan lo lagi terluka" ucap Reza.

Syifa pun menuruti perkataan Reza.

Setelah Reza selesai membersihkan pecahan kaca tersebut, ia pun mengambil kotak p3k untuk mengobati luka yang ada di tangan Syifa.

"Siniin tangan lo" ucap Reza.

"Mmmm... Biar gue aja... Gue bisa kok" ucap Syifa.

"Nggak usah ngebantah.... Sini cepat" ucap Reza.

"Gue bisa sendiri... Serius... " ucap Syifa

Reza hanya diam dan langsung meraih tangan Syifa dan segera mengobatinya.

"Gue nggak apa apa kok" ucap Syifa

Reza terdiam tanpa kata, ia hanya sibuk mengobati tangan Syifa.

"Dia kok khawatir banget ngeliat tangan Syifa kena pecahan kaca" dalam batin Syifa.

"Lain kali hati hati" ucap Reza.

"Mmmm... Iya. Makasih" ucap Syifa.

"Mending lo istirahat dulu" ucap Reza.

Syifa hanya menganggukkan kepala.

Disisi lain Ulfa dan Riko menuju ke sebuah cafe yang akan ia tempati bekerja.

Sesampainya mereka..

"Duhh... Kok gue gugup yah" ucap Ulfa.

"Udah santai aja... Bosnya baik kok" ucap Riko.

Kini Riko dan Ulfa memasuki cafe tersebut dan menuju ke ruangan sangat pemilik cafe.

"Permisi boss.... Bos lagi sibuk nggak...? " ucap Riko

"Wisss... Riko... Nggak... Kenapa emangnya" ucap boss.

"Begini bos... Ini teman saya mau melamar jadi pekerjaan paruh waktu juga" ucap Riko

"Mmmm... Boleh juga tuh... Lagian kita lagi kekurangan karyawan" ucap boss.

"Jadi hari ini.... " ucap Riko.

"Langsung kerja aja... Dan kamu yang urus untuk temen lo ini.. Ok" ucap boss.

"Beres boss" ucap Riko dan keluar dari ruangan.

"Gimana....? Ulfa diterima nggak...? " ucap Ulfa.

"Duh.. Gimana yah ngomongnya... Gue jadi nggak enak sama lo" ucap Riko.

"Nggak ada lowongan yah Kak... Atau gue lambat" ucap Ulfa.

"Mmmm... Sebenarnya.... Lo diterima kok... Hehehe" ucap Riko sambil tertawa.

"Haaa.... Serius... " ucap Ulfa.

"Iya... Dan boss bilang hari ini lo udah boleh masuk kerja" ucap Riko.

"Wah beneran kak.... Aaaaaa.... Gue seneng banget" ucap Ulfa

Tiba-tiba saking senangnya Ulfa memeluk Riko. Tentu saja Riko pun menjadi semangat karena di peluk oleh orang yang ia cintai.

"Waduhh.. Sorry kak.... Gue.... " ucap Ulfa.

"Nggak apa apa kok... Lagian gue suka kalau lo peluk gue" ucap Riko.

Ulfa hanya terdiam dan wajahnya pun memerah. Riko melihat hal tersebut sangat senang dan tersenyum menatap Ulfa.

Ulfa pun mulai bekerja sambil senyum senyum.

"Lo anak baru yah" ucap salah seorang karyawan yang bernama Mia.

"Iya" ucap Ulfa.

"Nama gue Mia, kalau lo? " ucap Mia.

"Gue Ulfa" ucap Ulfa.

"Oh iya... Di dapur lagi banyak piring yang mau di cuci... Sekarang lo cuciin tuh piring" ucap Mia.

"Emang nggak ada yah yang nyuci piring" ucap Ulfa.

"Kalau emang ada yang nyuci.. Nggak mungkin gue suruh lo" ucap Mia.

Ulfa pun tak membantah, dan tak ingin buat masalah karena itu adalah hari pertama ia bekerja. Ia pun mencuci tumpukan piring kotor.

Setelah selesai mencuci piring, Ulfa pun beristirahat sejenak.

"Lohhhh... Ngapain duduk disitu... " ucap Mia.

"Ini juga barusan selesai cupir kok" ucap Ulfa.

"Lo nggak ngeliat pelanggan di luar lagi banyak... Bantuin dong... Jangan cuman enak enakan duduk disini" ucap Mia sambil melotot melihat Ulfa.

"Nih orang punya dendam apa sih sama Ulfa... Kok ngegas banget dari tadi" dalam batin Ulfa sembari berjalan membantu yang lainnya di luar.

Pelanggan pun datang satu per satu, hingga salah satu meja memanggil Ulfa.

"Iya... Apa anda mau pesan lagi..? " ucap Ulfa.

"Mmmm.. Gini... Boleh nggak minta nomor cowok yang disebelah sana" ucap pelanggan sambil menunjuk ke arah Riko.

"Ngapain lo minta kontaknya dia" ucap Mia dengan nyosor.

"Duhhh...apa mereka semua suka ama Riko yah" dalam batin Ulfa.

"Ulfa... Di meja ini biar gue yang layani... Lo layani pelanggan yang lain aja" ucap Mia.

Ulfa pun hanya menganggukkan kepala.

"Oh iya... Gue bilangin ke lo yah... Jangan harap lo bisa dapetin kontaknya dia" ucap Mia kepada pelanggan.

"Emang lo siapa ngelarang larang gue... Haaaa" ucap pelanggan dengan volume suara yang keras, sehingga membuat yang lainnya menoleh kearahnya.

Dengan pikiran licik Mia ia pun mulai berpura-pura menangis.

"Maaf.... Nanti minumannya saya ganti lagi" ucap Mia

"Wah... Keren juga actingnya" ucap pelanggan tersebut.

"Ada apa ini...? " ucap Riko.

"Dia marah soalnya minuman yang aku bawah rasanya nggak enak" ucap Mia sambil mengusap air matanya.

Ulfa yang melihat kejadian tersebut membuat dirinya perfikir untuk berhati-hati terhadap Mia.

"Tuh orang otaknya licik banget" dalam batin Ulfa.

"Maaf yah mba... Nanti minumannya kita ganti lagi... Ok" ucap Riko.

"Iya kak... Nggak apa apa kok... Tapi bilangin sama waiters yang satu ini, kalau ngomong nggak usah ngegas... Kitakan jadinya ngegas juga" ucap pelanggan tersebut.

"Iya mbaa... Makasih yah" ucap Riko.

"Mmmm...tapi boleh nggak aku minta foto sama kakak" ucap pelanggan.

"Lo mau foto sama gue" ucap Riko.

Pelanggan tersebut pun menganggukkan kepala.

"Mmmm.. Ok kalau gitu" ucap Riko.

Pelanggan pun sangat senang... Dan lucunya Mia yang memotret mereka berdua.

"Mmmm... Makasih udah di fotoin" ucap pelanggan sambil menatap Mia

"Gue bakal balas lo"dalam batin Mia.

"Gue ngerasa harus siapin mental nih, pasti Mia bakal ngelampiasin amarahnya ke gue" dalam batin Ulfa.

"Ulfa sepertinya dari tadi ngeliatin deh... Apa dia bakal marah sama gue" batin Riko

Disisi lain.

"Pakai jaket ini... Pasti lo kedinginan kan" ucap Reza.

"Makasih" ucap Syifa.

Tiba-tiba Reza meraih tangan Syifa dan menghangatkannya.

"Tangan kak Reza hangat... Masya Allah" ucap Syifa dalam batinnya.

"Gue udah buatin lo teh anget, jangan lupa lo minum" ucap Reza.

Syifa pun hanya menganggukkan kepala.

"Ya udah gue kerja dulu... Nanti kalau misalnya lo udah nggak kedinginan lagi lo baru bisa keluar bantuin. Ok" ucap Reza.

"Iya... Makasih yah" ucap Syifa sambil tersenyum.

Reza hanya tersenyum menatap Syifa.

"Reza baik banget ama Syifa" dalam batin Syifa.

Tak lama kemudian Farhan datang.

"Syifa mana yah... Kok nggak keliatan" ucap Farhan.

Reza mendengar hal tersebut mendekati Farhan.

"Lo nyari Syifa yah" ucap Reza.

"Iya" ucap Farhan.

"Dia lagi istirahat di belakang" ucap Reza.

"Mmm... Gue boleh masuk kesana nggak...?" ucap Farhan.

Reza pun menganggukkan kepala dan mengantar Farhan.

"Lo langsung masuk aja... Dia di dalem kok... Gue keluar dulu yah" ucap Reza dan pergi.

Farhan pun membuka pintu dan menatap Syifa. Syifa pun tak sadar akan kedatangan Farhan.

"Lo baik baik ajakan...? " tanya Farhan.

"Farhan... Lo disini... Kok bisa" ucap Syifa.

"Ya bisalah... Gimana keadaan lo" ucap Farhan.

"Gue baik baik aja kok..lagian gue juga nggak sakit" ucap Syifa.

"Syukur deh.. Gue jadi lega dengernya" ucap Farhan.

"Lo khawatir sama gue...?" tanya Syifa.

"Khawatirlah... Makanya gue kesini" ucap Farhan dengan menatap serius Syifa.

"Tenang aja... Gue baik baik aja kok" ucap Syifa

"Kok ada yang aneh yah sama Farhan" dalam batin Syifa sambil tersenyum menatap Farhan.

"Syifa.... Gue mau ngomong serius ama lo" ucap Farhan.

"Iya kenapa.... Ngomong aja" ucap Syifa

"Gue suka sama lo... Dan gue juga tau kalau lo nggak mau pacaran.. Tapi gue mau jagain lo, gue nggak mau lo jadi milik orang lain" ucap Farhan dengan tatapan seriusnya kepada Syifa.

Syifa hanya terdiam dan menatap Farhan.

Sedangkan Reza berada di balik pintu dan mendengar semua percakapan antara Farhan dan Syifa.