Chereads / Seberkas Titik Cahaya / Chapter 8 - Munculnya Rasa Nyaman

Chapter 8 - Munculnya Rasa Nyaman

Hembusan angin kini bertiup kencang. Ulfa yang saat ini berada di halte bus tercengang sembari rambut panjangnya terbang akibat angin.Syifa yang tak sengaja melihat sahabatnya, kemudian menghampirinya.

"Heiii... Kok bengong sendirian..... Mikirin apa sih..? " ucap Syifa.

"Nggakkk.... Cuman anginnya enak banget" ucap Ulfa.

Tiba-tiba angin semakin kencang dan membuat keduanya kedinginan.

"Bener anginnya enak banget...? " tanya Syifa.

"Mmmmm..... Gue salah" ucap Ulfa.

"Lo kenapa sih.... Semenjak kejadian kemarin gue ngerasa lo aneh banget deh" ucap Syifa.

"Gue nggak aneh kok" ucap Ulfa.

"Yang lain juga tau kalau lo itu aneh.... Kenapa sih... Pelit banget bagi cerita" ucap Syifa.

"Duh... Nanti gue cerita di bus aja deh... Tapi lo jangan bilang bilang kesiapa yah" ucap Ulfa.

Syifa pun menganggukkan kepala.

Bus pun mulai datang dan keduanya segera manaikinya.

Syifa mulai membuka mata lebar lebar dan mengikat rambutnya dan bersedia mendengarkan cerita Ulfa.

"Ok.... Sekarang cerita Fa" ucap Syifa.

"Duh... Gue mulai dari mana yah" ucap Ulfa.

"Lo mulai ceritanya waktu lo sama Riko keluar dari cafe" ucap Syifa sembari menaikkan alisnya.

"Mmmmm.... Dari itu yah.... Bentar... Gue inget nget dulu" ucap Ulfa.

"Nggak usah pura-pura deh... Kejadiannya itu kemarin.. Nggak mungkin lo lupa" ucap Syifa.

"Jadi gini kemarin kan gue sempet ngikutin Riko nih.... Terus dia berhenti ditaman... Nah saat itu dia duduk di bawah pohon terus gue nyamperin deh... Teruss... " ucap Ulfa.

"Terus apa.... Apaaa... Terusin" ucap Syifa.

"Terus itu... Riko... Anuuu.... Mmmm... Gimana yah bilangnya" ucap Ulfa.

"Duh bilang aja.... Jangan ngegantung gitu deh... Lo kan tau kalau di gantung itu nggak enak" ucap Syifa.

"Iya iya.... Terus kak Riko bilang ke gue kalau dia itu.... " ucap Ulfa.

"Dia apa.....? " ucap Syifa.

"Dia.... Dia.... Itu.... Pengen traktir gue makan" ucap Ulfa.

"Apaan sih... Cuman bilang traktir doang susah amat" ucap Syifa.

Ulfa pun terkekeh mendengarnya.

"Jangan bohongin gue.... Gue bukan anak kecil lagi... Lagian gue udah kenal lama lo" ucap Syifa.

"Hmmm.... Sebenarnya kak Riko nembak gue" ucap Ulfa.

"Wahhh.... Pantesan aja dia belain lo kemarin" ucap Syifa.

"Tapi gue belum ngasih jawaban" ucap Ulfa.

"Menurut gue sih Fa.... Lo denger kata hati lo... Kalau lo emang suka ama kak Riko, lo Terima aja. Begitu pula sebaliknya. Jangan sampai lo nggak suka terus lo nerima dia...suatu saat lo pasti bakal nyakitin dia*ucap Syifa.

" kak Riko juga sih... Ngasih waktu cuman dua hari buat mikir"ucap Ulfa.

"Soal masalah perasaan suka... Menurut gue diberi waktu pun itu terlalu gampang... Kalau suka ya bilang aja suka... Kenapa harus mikir" ucap Syifa.

"Gue nggak tau Syif.... Gue nggak tau perasaan gue ke kak Riko" ucap Ulfa.

"Kalau gitu, 2 hari ini lo uji dia aja... Cocok atau nggak cocok itu tergantung dari lo juga" ucap Syifa.

"Bener juga yah.. " ucap Ulfa.

Sesampai mereka berdua di kampus.

"Eh.. Bukannya ini hari kita sama kelas ama kak Riko" ucap Syifa.

"Oh iya... Gimana dong Syif... " ucap Ulfa yang mulai panik.

"Lo kok panik... Santai aja... Bukannya lo yang mau uji dia.... Apa jangan jangan lo udah suka yah ama kak Riko" ucap Syifa.

"Masa sih.... Gue belum tau pasti sih" ucap Ulfa

"Udah kita masuk aja dulu... Diluar dingin" ucap Syifa.

Keduanya pun segera memasuki kelas.

"Si junior resek udah dateng nih" ucap Sarah.

Keduanya hanya terdiam tanpa kata.

"Eh Ulfa.... Katanya lo lagi nyari kerja ya" ucap Sarah.

"Iya kak" jawab Ulfa.

"Lo mau nggak jadi babu gue.... Gue bayar tinggi kok" ucap Sarah sambil tertawa.

"Sorry kak... Gue nggak mau jadi babunya kak Sarah, soalnya kak Sarah manja banget kayak anak mami gitu" ucap Ulfa.

"Apa.... Lo bilang apa.... Lo nantangin gue" ucap Sarah dengan emosi.

Tiba-tiba Riko dan Farhan pun datang.

"Apa apaan nih" ucap Farhan.

"Kalian itu jadi senior seharusnya ngasih contoh yang bener ama junior... Bukannya kayak gini" ucap Riko.

"Dia yang mulai Farhan" ucap Sarah sambil berlari menggandeng lengan Farhan.

"Semua orang disini juga tau yang salah siapa dan yang nggak salah siapa" ucap Riko.

Syifa dan Ulfa hanya terdiam.

"Kalian kan juga tau yang diem itu kadang yang memulai" ucap Sarah.

"Kita berdua bukan yang memulai tapi kak Sarah" ucap Syifa.

"Haa... Lo lagi nyari mukakan ama Farhan" ucap Sarah.

"Ini nggak ada sangkut pautnya ama kak Farhan, tapi ini antara kakak dan Ulfa. " ucap Syifa.

"Sarah dan Ulfa" ucap Farhan.

"Mereka berdua kenapa..? " tanya Riko.

"Itu... Kak Sarah.... " ucap Syifa.

"Kak Sarah nyuruh gue kerja jadi babunya dia" ucap Ulfa.

"Apa.... Lo apa apaan sih Sarah... Lo itu kan senior... Masa sifat lo kekanak-kanakan banget sih... Gimana junior mau ngehormatin lo kalau lo kayak gini" ucap Riko dengan emosi.

"Tahan emosi lo Rik" ucap Farhan.

"Sarah.... Karena lo salah satu anggota presiden mahasiswa, sekarang lo ikut gue ke ruangan presma. " ucap Farhan.

"Ihhh... Kalian berdua tuh kenapa sih suka banget belain ama mereka berdua.... Apa jangan jangan kalian berdua itu suka ama mereka ini" ucap Sarah.

Serentak semua mata tertuju peda mereka.

"Udahhh... Semua orang juga tau ama perbuatan lo... Nggak usah nyari alasan lagi" ucap Farhan.

"Tapi gue belum selesai ngomong" ucap Sarah.

"Sstttt.... Ikut gue sekarang" ucap Farhan.

"Awas aja kalian berdua... Tunggu pembalasan dari gue" ucap Sarah sambil menunjuk Syifa dan Ulfa.

"Silahkan... Gue nggak takut" ucap Ulfa.

Sarah pun mengikuti Farhan menuju ke ruangan Presma (Presiden Mahasiswa).

"Makasih kak udah bantuin kita berdua" ucap Syifa.

"Iya sama-sama... Lagian Sarah emang udah keterlaluan banget" ucap Riko.

Ulfa hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Fa... Lo nggak mau minta terimakasih ke kak Riko" ucap Syifa.

"Mmmm... Makasih kak" ucap Ulfa sambil mengalihkan pandangannya.

"Kalian berdua baik baik aja kan" ucap Riko.

"Kita berdua baik baik aja kok kak" ucap Syifa sembari mencubit Ulfa.

"Kita baik kok kak.... Tenang aja" ucap Ulfa.

"Syukur deh kalau gitu... " ucap Riko sembari berjalan ketempat duduknya.

"Fiuhhhh.... Gue bisa gila" ucap Ulfa.

"Kenapa.... Jantung lo udah jedag jedug yah" ucap Syifa sambil menahan tawanya.

"Apaan sih.... Kok langsung ngomong kayak gitu" ucap Ulfa sambil tertawa.

"Mmmm... Gue ke toilet dulu yah" ucap Syifa dan pergi meninggalkan Ulfa.

Saat itulah Riko pun datang dan duduk tepat di dekat Ulfa.

"Haiii.... " ucap Riko.

"Mmmm... Haiii" balas Ulfa.

"Nanti malam lo sibuk nggak..? " ucap Riko.

"Nggak... Kenapa emangnya kak..? " ucap Ulfa.

"Gini... Gue dapet kerjaan... Nah kerjaan itu kayak yang dikerjain Syifa di cafe gitu" ucap Riko.

"Bener kak.. Wah... Masih butuh karyawan nggak ditempat kak Riko" ucap Ulfa.

"Justru itu.. Makanya nanti malam gue mau ngajakin lo kesana sekaligus bicara ama bos" ucap Riko.

"Mau banget kak.. Mauuuuu" ucap Ulfa dengan senang.

"Kalau sama gue mau nggak" ucap Riko.

"Ma..... Haa... Apa.... Tadi apa... Ituu" ucap Ulfa terbata bata.

"Nggak.... Lo lucu aja" ucap Riko sambil tertawa.

"Ihhh... Kak Riko nyebelin deh.... " ucap Ulfa.

"Oh iya sekedar ngingetin... Besok hari terakhir lo buat mikir" bisik Riko kepada Ulfa.

Ulfa pun hanya diam dan menganggukkan kepala.

"Kok gue ngerasa nyaman ada di deket kak Riko yah... Duh apaan sih... Mungkin perasaan gue salah kali... Pasti karena udah sarapan enak makanya kayak gini" dalam batin Ulfa.