Chereads / Seberkas Titik Cahaya / Chapter 7 - Pengakuan Riko

Chapter 7 - Pengakuan Riko

Riko terus berjalan tanpa sadar Ulfa mengikutinya. Hingga akhirnya langkah Riko terhenti di sebuah taman dan duduk di bawah pohon yang rindang.Ulfa pun mendekati Riko dan duduk disebelah Riko.

"Terimakasih" ucap Ulfa

Riko pun menoleh dan hanya tersenyum.

"Kenapa...? Emang ada yang lucu..? " tanya Ulfa.

"Nggak.... Cuman pengen senyum aja" jawab Riko.

"Tapi lo kenapa langsung pergi aja...? " ucap Ulfa

"Gue juga nggak tau" ucap Riko.

"Haaa.... Pokoknya gue makasih banget ama lo karena hari ini lo udah bantuin gue" ucap Ulfa.

"Kalau lo ucapin makasih ke gua hanya karena masalah Riko, nggak usah Terima kasih. Lagian gue juga nggak suka ngeliat cowok kayak gitu" ucap Riko.

"Lo aja nggak suka ngeliat dia apa lagi gue.... Gue enek" ucap Ulfa.

"Lo emang enek ngeliat dia... Tapi masih susah move on dari dia kan.... " ucap Riko.

Ulfa pun mendadak terdiam.

"Mau gue bantuin nggak...? " tanya Riko.

"Bantuin...? Apa...? " ucap Ulfa.

"Bantuin lo move on dari dia" ucap Riko.

"Gimana caranya...? Emang lo bisa..? " ucap Ulfa.

"Tergantung.... Itu semua dari diri sendiri lo juga" ucap Riko.

Ulfa hanya menatap Riko.

"Yang pertama dan paling penting itu lo harus ngebuka pintu hati lo untuk orang lain" ucap Riko.

"Gue udah buka kok" ucap Ulfa.

"Tapi gue nggak ngeliat pintu itu sedang terbuka... " ucap Riko.

"Emang lo bisa ngeliat gitu... " ucap Ulfa sambil tertawa.

"Lo nggak percaya.. " ucap Riko.

"Gimana yah.... Mmmmm" ucap Ulfa.

"Kalau gitu sekarang buka pintu hati lo buat gue" ucap Riko.

Mendengar hal itu Ulfa menjadi terdiam dan bengong.

"Yah... Gue suka ama lo" ucap Riko.

"Haaa.... Aduhhh... Udah deh nggak usah becanda" ucap Ulfa.

"Gue nggak becanda sekarang Fa.... Gue serius" ucap Riko dengan serius sambil meyakinkan Ulfa.

Ulfa hanya menatap Riko dan terdiam.

"Untuk sekarang gue nggak butuh jawabannya, tapi gue cuman ngasih lo waktu selama 2 hari*ucap Riko.

" kok cuman 2 hari... 2 minggu dong"ucap Ulfa.

"Nggak... Gue nggak bisa nunggu terlalu lama... Takutnya lo naksir yang lain" ucap Riko.

"Siapa juga yang mau sama gue" ucap Ulfa.

"Gue... Gue yang suka ama lo" ucap Riko.

"Riko.... Lo nggak main mainkan... Nggak lagi ngeprank gue kan" ucap Ulfa.

"Gue nggak pernah main main kalau soal ini" ucap Riko.

Ulfa hanya terdiam dan agak kebingungan.

"Udah... Intinya inget, gue cuman ngasih waktu 2 hari. Sekarang gue antar lo pulang" ucap Riko.

"Lohhh.... Lo nggak mau balik ke cafe" ucap Ulfa.

"Nggak... Lo juga nggak usah ke sana" ucap Riko.

"Tapikan Syifa udah janji ke gue bakal traktir gue" ucap Ulfa.

"Nggak usah... Besok gue traktir lo makan" ucap Riko.

"Bener yah... Awas aja kalau lo boongin gue" ucap Ulfa.

"Bener... Gue nggak bakalan boongin lo" ucap Riko.

Ulfa pun menganggukkan kepala.

Riko pun mengantar Ulfa pulang.

Disisi lain. Syifa dan Farhan masih asik mengobrol.

"Eh ini udah sore.... Lima belas menit lagi gue udah masuk kerja nih" ucap Syifa.

"Oh iya... Kalau selesai kerja lo nelfon gue yah" ucap Farhan.

"Kenapa emangnya..? " ucap Syifa.

"Gue mau ngantar lo pulang" ucap Farhan.

"Nggak usah... Gue bisa kok pulang sendiri" ucap Syifa.

"Udah... Pokoknya selesai lo kerja gue jemput lo" ucap Farhan dan pergi.

"Farhan kenapa...? Kesambet" ucap Syifa sambil geleng-geleng kepala.

Beberapa menit pun Reza datang.

"Friska belum dateng...? " ucap Reza.

"Belum" ucap Syifa.

"Udah di telfon..? " tanya Reza.

"Belum" jawab Syifa sambil geleng-geleng kepala.

Reza pun kemudian menghela nafas.

"Ya udah gue telfon Friska dulu dan lo ambil kopi di belakang" ucap Reza.

Syifa pun menganggukkan kepala.

Tak lama kemudian.

"Gimana...? Friska dateng kan" ucap Syifa.

"Ternyata Friska udah izin dari kemarin ama bos, katanya dia cuti 1 bukan soalnya orang tuanya lagi sakit" ucap Reza.

Syifa hanya terdiam dengan raut wajah yang khawatir.

"Udah... Nggak usah cemas. Mendingan lo siap siap nyambut pelanggan" ucap Reza.

Syifa pun menganggukkan kepala.

"Kasihan banget yah Friska... Sekarang dia pasti khawatir sama orang tuanya" dalam batin Syifa.

Malam itupun pelanggan tidak terlalu banyak dan Syifa dapat beristirahat sejenak.

"Udah makan..? " ucap Reza.

"Belum sih... Lagi nggak nafsu makan" ucap Syifa.

"Terserah... Kalau lo sakit bukan gue juga yang repot" ucap Reza.

"Nih orang.... Astaghfirullah deh" dalam batin Syifa.

"Tapi inget... Jangan sampai pingsan disini... Gue nggak mau ngangkat lo.. Berat" ucap Reza.

"Kalau gue pingsan.. Nggak usah ditolongin.. Diliatin aja.. Nggak apa apa kok" ucap Syifa.

"Lo mau gue di marahin sama pelanggan disini kalau gue cuman ngeliatin lo doang pas lagi pingsan" ucap Reza.

"Siram aja pake air biar gue Cepet sadar" ucap Syifa..

"Cewek emang keras kepala banget" ucap Reza.

"Lo bilangin gue keras kepala" ucap Syifa.

"Tadi lo denger sendirikan" ucap Reza.

"Nggak... " ucap Syifa

"Nggak usah pura-pura tuli deh" ucap Reza.

Tiba-tiba Syifa masuk ke dapur dan makan

"Katanya nggak nafsu makan" ucap Reza.

"Mau mau gue dong" ucap Syifa.

"Lahap banget makannya... " ucap Reza sambil menahan tawanya.

"Kalau nggak habis kan sayang... Ntar mubazir" ucap Syifa.

"Ya udah... Habisin... Sekalian air satu galon lo habisin juga" ucap Reza.

"Lo mau perut gue kembung" ucap Syifa.

"Lo marah yah" ucap Reza.

"Nggak... Nggakkk" ucap Syifa.

Reza pun hanya mengangguk.

Waktu terus berjalan, hingga akhirnya kini waktunya Reza dan Syifa membersihkan cafe dan segera pulang. Syifa pun segera menelfon Farhan untuk menjemputnya pulang.

"Lo nelfon siapa...? " tanya Reza.

"Bukan urusan lo" jawab Syifa.

"Nyolot amat sih.... Cuman nanya doang" ucap Reza.

"Ya udah nggak usah nanya kalau gitu" ucap Syifa.

"Hari ini lo sensi banget deh ke gue... Lo lagi dapet yah" ucap Reza.

"Ihhhh... Apa apaan sih" ucap Syifa.

"Soalnya lo ngomongnya pake urat teruss" ucap Reza.

Syifa pun menarik nafas dan membuangnya.

"Apa jangan jangan masalah tadi siang yah.... " ucap Syifa.

"Emang tadi siang ada masalah disini" ucap Reza.

"Itu... Mantan temen gue dateng, terus nyapa... Yah nggak apa apa sih nyapa tapi cara bicara dia tuh seolah olah lagi ngejek temen gue" ucap Syifa.

"Pantesan aja lo ngomongnya dari tadi ngegas melulu nggak pake rem" ucap Reza.

"Tapi untungnya temen gue kemarin ada yang nolongin" ucap Syifa.

Reza pun hanya menganggukkan kepala sambil mendengar cerita Syifa.

Tak lama pun akhirnya Syifa dan Reza pun selesai membersihkan cafe. Sedangkan Farhan sudah siap menunggu Syifa di depan cafe.

"Gimana... Udah selesai kan" ucap Farhan.

"Udah kak... " ucap Syifa.

"Ya udah naik... Gue antar Syifa pulang" ucap Farhan.

Sementara Reza menatap keduanya di kejauhan.

"Lumayan juga tuh cowok.... " ucap Reza sambil menganggukkan kepala.

Reza pun menyalakan motornya dan melaju dengan kecepatan yang sangat kencang.

Sementara Syifa asik mengobrol dengan Farhan di dalam mobil.

"Oh iya gimana soal kak Riko" ucap Syifa.

"Dari tadi dia diem terus.. Nggak ngomong apa apa sih ke gue" ucap Farhan.

"Menurut kak Farhan, Riko itu suka nggak sih ana Ulfa..? " ucap Syifa.

"Kalau gue liat sih... Kayaknya sih iya" ucap Farhan sambil tertawa.

Syifa pun ikut tertawa akan ucapan Farhan.