Chereads / Seberkas Titik Cahaya / Chapter 2 - Cinta Yang High Quality Untuk Orang Lain

Chapter 2 - Cinta Yang High Quality Untuk Orang Lain

Sore itu rintik hujan turun dan membasahi Syifa. Ia pun berlari mencari tempat untuk berteduh. Hingga akhirnya ia pun berteduh di halte bus. Hujan tak kunjung reda, tubuh Syifa pun kini mulai menggigil. Tak lama pun seorang lelaki menyodorkannya sebuah payung.

"Pakai ini" ucap lelaki tersebut.

"Nggak usah, lagian... Mmmmm" jawab Syifa sambil menahan keinginannya.

"Kalau gitu gue anter aja" ucap lelaki itu.

"Nggak usah... Aku pulang sendiri" jawab Syifa.

"Emang lo nggak takut kemaleman disini... Nggak usah keras kepala deh" ucap lelaki tersebut sambil menarik tangan Syifa dan membukakan pintu mobil untuk Syifa.

"Mmmmm.....astaghfirullah" ucap Syifa.

"Tenang aja, gue nggak bakalan ngapa ngapain lo" ucap lelaki tersebut.

Syifa hanya terdiam terpaku menatap lelaki tersebut.

"Mudah-mudahan dia bukan orang jahat" ucap batin Syifa.

Lelaki tersebut itu pun memberikan jaketnya kepada Syifa.

"Pakai ini.... Gue tau lo lagi kedinginan kan... Pakai... " Ucap lelaki tersebut.

Syifa hanya terdiam terpaku seperti patung.

"Mulai lagikan keras kepalanya. Pakai cepetan.... Kalau lo nggak pake gue yang pakein ke lo" ucap lelaki tersebut.

Sontak Syifa langsung melotot melihat lelaki tersebut.

"Beneran nggak mau pake... " ucap lelaki tersebut.

Syifa segera memakai jaket tersebut tanpa mengeluarkan sepatah kata.

"Kok Syifa nurut gitu sih sama orang ini...? " tanya Syifa dalam batinnya.

Sementara lelaki tersebut tersenyum melihat tingkah Syifa.

"Lo tinggal dimana...? " ucap lelaki itu lagi.

"Mmmm.... Jalan mentari surya blok M" jawab Syifa.

"Emang lo dari mana...? Ngapain sendirian di halte... Lo emang nggak takut..? " tanya lelaki tersebut.

Syifa hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan lelaki tersebut.

"Kalau ditanya itu harus di jawab" ucap lelaki tersebut.

"Gue dari rumah temen" Jawa Syifa.

"Ooooo" ucap lelaki tersebut sambil menganggukkan kepalanya.

Ditengah perjalanan tiba-tiba cacing diperut Syifa meronta ronta meminta makanan.

"Laper....? " ucap lelaki tersebut.

Syifa terdiam tanpa menjawab.

Tiba-tiba lelaki tersebut berhenti di depan restoran.

"Kenapa berhenti.... ? Kitakan belum nyampe...? " ucap Syifa yang agak panik.

"Gue laper pengen makan.... Kalo lo nggak laper tunggu di mobil aja" jawab lelaki tersebut.

"Gue ikut" ucap Syifa.

Lelaki tersebut hanya tersenyum sambil menatap Syifa.

"Kenapa...? Kok ngeliatin gue kayak gitu.... Jangan jangan..... " ucap Syifa dengan panik.

"Jangan jangan apa...?" ucap lelaki tersebut.

"Jangan jangan lo mau jual gue yah... Jahat banget sih" jawab Syifa.

"Hee.... Ngomong apaan sih... Siapa juga yang mau jual lo... " ucap lelaki tersebut sambil geleng-geleng kepala.

"Lo bukan orang jahat kan...? " tanya Syifa.

"Astagaaaa..... Pikiran lo negatif banget sih ke gue" jawab lelaki tersebut.

"Mmmm..... Maaf" ucap Syifa.

Mereka berdua pun memasuki restaurant dan memesan beberapa menu.

"Lo makan aja... Hari ini gue yang traktir" ucap lelaki tersebut.

"Makasih" Jawab Syifa.

"Iya sama-sama" ucap lelaki tersebut.

Setelah dari restaurant mereka pun kembali ke mobil untuk pulang.

"Gue Farhan... Kalau lo...? " Ucap lelaki tersebut.

"Syifa" jawab Syifa.

"Lo emang pendiem yah...? " tanya Farhan.

Syifa hanya mengangkat kedua bahunya. Sedangkan Farhan hanya tersenyum dan tersanjung melihat Syifa, karena baru kali ini ia bertemu dengan wanita yang tidak mencoba untuk genit atau sengaja menarik perhatian Farhan.

Beberapa jam dari perjalanan, akhirnya mereka sampai di depan rumah Syifa.

"Makasih udah anterin gue dan udah traktir gue" ucap Syifa.

"Its okay.... " jawab lelaki tersebut.

Saat Syifa membalikkan badan dan menuju memasuki rumahnya tiba-tiba Farhan berkata

"Sampai ketemu lagi" ucap Farhan sambil menyalakan mobilnya dan melaju.

"Tuh orang kenapa.....? Semoga dia selamat sampai tujuan" ucap Syifa.

Hari itulah ketentuan atau peristiwa yang suka rela dan tidak karena atas izin sang Pencipta yaitu takdir.

Keesokan harinya, seperti aktivitas sebelumnya para mahasiswa belajar hingga selesai dan keluar setelah selesai, bagaikan bak hidup ada yang telah sukses dan ada yang masih berjuang menuju kesuksesan.

"Syifa kemarin itu sepulang dari rumah gue...lo naik apa...? Karena setau gue bus lama banget datengnya" ucap Ulfa.

"Tenang aja... Gue kemarin pulang dengan selamat kok" ucap Syifa.

"Fiuhhh.... Syukur deh kalau gitu" ucap Ulfa sambil menghela nafas lega.

"Tapi emang lo naik apaan...? " tanya Ulfa.

"Naik mobillah Fa"jawab Syifa.

" eh hari ini kita ngambil kelas untuk semester tahun depankan"ucap Ulfa.

"Iya" ucap Syifa.

"Kita keren yah...kita bakal satu kelas ama senior nih" ucap Ulfa.

"Mmmmm*ucap Syifa.

" gue harus dandan cantik nih biar senior senior jatuh hati ke Ulfa "ucap Ulfa sambil mengeluarkan lipstick.

" hmmmm... Terserah Ulfa deh mau buat apa.... Tapi jangan sampai lipsticknya berlebihan, takutnya nanti kelihatan doer bibirnya "ucap Syifa sambil tertawa.

" ihhhh.... Syifa kok ngomong gitu"Ucap Ulfa.

"Makanya nggak usah pakai lipstick lagi... Bibir lo udah merah tuh" ucap Syifa.

"Ya udah kalau gitu... Heheheh" ucap Ulfa dengan tertawa.

Syifa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah dan perilaku sahabatnya ini.

Tinggal 5 menit lagi jam mata kuliah selanjutnya akan di mulai. Syifa dan Ulfa pun segera memasuki ruangan kelasnya.

Para senior mulai menatap mereka berdua.

"Syif.... Gue ngerasa aneh deh" bisik Ulfa kepada Syifa.

"Husss.... Mending kita diem aja Fa" bisik Syifa.

Ulfa pun menganggukkan kepalanya.

Tak lama kemudian dari belakang ada seseorang menendang kursi Syifa. Syifa pun tak mencemaskannya.

"Pasti lagi ngejahilin Syifa... Kekanak-kanakan banget sih" batin Syifa.

Orang tersebut terus menerus menendang kursi Syifa, hingga akhirnya Syifa membalikkan badan. Saat Syifa membalikkan badannya.

"Haaaa..... " ucap Syifa dengan kaget.

"Kenapa Syif... ? " tanya Ulfa.

"Nggak.. Nggak apa apa" jawab Syifa sambil mengarah kedepan.

Orang yang menendang kursi Syifa adalah Farhan. Farhan adalah senior Syifa di kampusnya.

Setelah mata kuliah selesai seorang wanita mendekati Syifa dan Ulfa.

"Kalian berdua junior yah...? " ucap wanita tersebut.

"Iya kak" ucap Syifa dan Ulfa dengan bersamaan.

"Sok banget kalian berdua... Kalian pasti sengaja kan ambil mata kuliah ini...? " ucap wanita tersebut.

"Haa.... maksudnya gimana nih" ucap Ulfa.

"Lo belagu banget jadi junior" cetus wanita tersebut dengan emosi. Wanita tersebut bernama Sarah. Sarah adalah wanita senior yang memiliki wajah yang cantik seperti Syifa namun ia berbeda dengan Syifa, ia sangat sombong.

"Ya ampun Sarah... Lo gangguin junior lagi" ucap Riko. Yaitu sahabat Farhan.

"Lo nggak usah ikut campur deh" ucap Sarah.

"He kalian berdua.... Jawab... Kalian ngambil kelas ini cuman pengen ketemu sama Farhan kan" ucap Sarah dengan emosi.

"Kita berdua kesini itu nggak ada niat buat ketemu kak Farhan kak... " ucap Syifa.

"Allaaaa.... Nggak usah bohong deh" balas Sarah.

"Beneran kak... Lagian kita nggak kenal ama kak Farhan" ucap Ulfa.

"Haaa.... Serius kalian berdua nggak kenal Farhan...? " ucap Riko.

"Beneran kak... Serius... Sumpah" jawab Ulfa.

Syifa hanya terdiam dan menggenggam tangan Ulfa.

"Ok... Kali ini gue percaya ama kalian berdua... Tapi awas aja kalau sampai kalian berdua boongin gue" ucap Sarah.

"Udah puas coletehnya.... Haaaa" ucap Farhan sembari menatap Sarah dengan tatapan yang tajam.

"Farhan.... Gue cuman nggak mau kalau mereka ini ngeganggu lo" ucap Sarah.

"Emang lo siapa....? " tanya Farhan sembari menunjuk Sarah.

"Syif... Mending kita pergi aja.. Ayokkk" bisik Ulfa kepada Syifa.

"Yaudah.... Jalannya pelan aja... Ok" bisik Syifa.

Syifa dan Ulfa pun berjalan pelan pelan keluar dari ruangan tersebut.sementara para senior masih heboh berdebat.

"Fiuhhhh.... Akhirnya kita berdua keluar juga dari kandang singa" ucap Ulfa.

"Iya nih....gua aja nggak bisa berkata apa apa... ucap Syifa.

"Tapi kak Farhan emang ganteng banget yah" ucap Ulfa sambil senyum senyum.

"Ulfaa.... Jangan nyari masalah deh" ucap Syifa.

"Iya iya... Ulfa ngerti" jawab Ulfa.

"Mata kuliah ini bener bener buat gue harus waspada" ucap Syifa.

"Udah tenang aja...lagian kita berdua kan emang nggak kenal ama kak Farhan" Ucap Ulfa.

"Mmmmmm.... Ituuuu" ucap Syifa sambil mengernyitkan kening.

"Apa...? Haaaa..... Jangan jangan lo kenal ama kak Farhan....? " ucap Ulfa dengan mata melotot.

Syifa pun menganggukkan kepalanya.

"Oh my god Syifa.... Lo keren banget" ucap Ulfa sambil bertepuk tangan.

"Keren apanya.... Lo nggak ngeliat kak Sarah marah" ucap Syifa.

"Iya juga sih.... Ihhh serem" ucap Ulfa.

"Gue harus gimana dong Fa.... Gue nggak mau buat masalah" ucap Syifa sambil memohon kepada sahabatnya.

"Gini aja Syif.... Mending lo jangan ngaku sama kak Sarah kalau lo itu kenal ama kak Farhan.... Lagian ini juga demi kebaikan lo" ucap Ulfa.

Syifa hanya menganggukkan kepalanya.

Sepulang dari kampus Syifa pun duduk di halte sambil termenung. Tak lama kemudian ia di kagetkan dengan bunyi klakson mobil.

"Pipppppppp..... Bengong aja... Entar kesambet" ucap Farhan.

"Duh... Kenapa mesti dia lagi sih.... Pokoknya gue nggak boleh bicara ama tuh orang" dalam batin Syifa.

"Heeee..... Mau gue anterin nggak...? " teriak Farhan.

Tiba-tiba bus pun datang, Syifa pun segera berlari menaiki bus. Namun Farhan mengikutinya dari arah belakang.

Sedangkan di sisi lain.

"Hari ini bagusnya minum Coffee kali yah" ucap Ulfa.

Sesampai di cafe.Ulfa bertemu dengan Riko.

"Duh... Ketemu senior lagi... Mending gue pura-pura nggak ngeliat dia aja deh" ucap Ulfa sembari mencari tempat duduk.

"Ehhh.... Heiii.... Lo junior yang satu kelas ama gue kan" ucap Riko.

"Mmmmm... Iya kak" jawab Ulfa.

"Lo cuman sendiri yah.... Temen lo mana...? " Ucap Riko.

"Ohhh.... Dia lagi nggak kepengen minum kopi kak jadi gue datengnya sendiri doang" Ucap Ulfa.

"Ya udah kalau gitu mending lo gabung ama gue aja minum kopi" udah Riko.

"Nggak kak makasih" jawab Ulfa.

"Udah... Nggak usah malu malu" balas Riko.

"Gue nggak malu kok kak... Beneran deh" jawab Ulfa.

"Nih cewek langsung nolak aja nih aja kan gue.... Pertama kalinya gue ngajak cewek minum kopi tapi di tolak... Wah salut nih" dalam batin Riko.

"Kenapa kak.... Kok bengong..? " ucap Ulfa.

"Mmm... Nggak.... Gimana kalau gue temenin minum kopi" ucap Riko.

"Haaaa..... Nggak usah kak... " jawab Ulfa.

Tak lama pun tiba-tiba Sarah muncul.

"Ada apaan nih...? " ucap Sarah sambil menatap sinis Ulfa.

"Duhhh gawat" dalam batin Ulfa.

"Oh ini... Gue ngajak Ulfa minum kopi bareng... Tapi dia nolak" Ucap Riko.

"Ya udah... Justru bagus kalau dia nolak" Ucap Sarah.

"Ihhhh.... Pengen banget gue ngejambak rambut nih senior arogan" dalam batin Ulfa.

"Lagian gue juga enek ngeliat muka dia" ucap Sarah.

Ulfa pun terdiam tanpa kata. Ia hanya takut jika melawan nanti Syifa akan ikut disalahkan.

"Mmmm... Kalau gitu aku duluan yah kak" ucap Ulfa sambil bergegas pergi dari Cafe.

"Bagus deh kalau dia pergi" ucap Sarah.

"Lo tuh udah keterlaluan deh Sar.... Lo sepertinya butuh perawatan" ucap Riko dan kemudian pergi dari cafe.

Riko mengejar Ulfa.

"Ulfa tunggu.... " teriak Riko dari belakang Ulfa.

"Kenapa lagi tuh orang" bisik Ulfa.

"Fa... Gue ikut lo yah... " ucap Riko.

"Haa..... emang kak Riko mau kemana sih...? " tanya Ulfa.

"Terserah.... Yang penting gue ikut lo.... Gue nggak mau ngumpul ama si Sarah" ucap Riko sembari naik ke mobil Ulfa.

"Haaa..... Gimana sih kak... Gue nggak ngerti maksud kak Riko" ucap Ulfa.

"Udah jalan aja.... Terserah mau kemana... Yang penting gue nggak mau ada di tempat ini dulu" ucap Riko.

"Ya udah deh kak" ucap Ulfa dengan wajah yang pasrah.

Sementara itu Farhan masih mengikuti Syifa, hingga akhirnya bus terhenti. Syifa pun turun dan berjalan menuju ke sebuah toko buku. Farhan yang melihatnya pun segera ikut masuk ke toko buku tersebut.

"Pasti Ulfa lagi minum kopi tuh... Hmmmm" ucap Syifa.

Saat Syifa henda mengambil buku tiba-tiba Farhan muncul sembari mengambil buku yang hendak ingin diambil Syifa.

"Syifa... " ucap Riko sembari memberi senyuman.

Syifa hanya diam sambil menatap Riko.

"Kenapa....? Geu ganteng yah.... Udah biasa" ucap Riko.

Syifa kembali diam tanpa berkata apapun.

"Syifa... Lo marah yah sama gue...? " tanya Riko.

"Kak Riko... Kak Riko ngikutin Syifa yah...? " tanya Syifa balik.

"Nggg... Nggakkk" jawab Riko.

"Kak.... Jangan terlalu Sibuk menebar cinta hingga lupa mencintai diri sendiri. Cintailah dirimu dahulu agar bisa memberikan cinta yang high quality untuk orang lain" ucap Syifa sembari pergi menjauh.

Mendengar hal itu, Riko hanya semakin terpana dengan sosok Syifa.