Chereads / Seberkas Titik Cahaya / Chapter 5 - Senyumanmu

Chapter 5 - Senyumanmu

Syifa berjalan menuju ketempat kerjanya. Hari ini adalah hari pertamanya ia bekerja di sebuah cafe yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

Sesampai di cafe Syifa pun segera membantu yang lain membersihkan sebelum para tamu datang.

"Lo karyawan baru yah...?" ucap salah satu karyawan.

"Iya" jawab Syifa dengan simple.

"Oh iya, kenalin nama gue Friska" ucapnya sambil menyodorkan tangannya.

"Gue Syifa" ucap Syifa sambil menyalami Friska.

"Syifa...nama yang bagus" ucap Friska.

"Nama Friska juga bagus" balas Syifa.

"Heheheh.... Tapi ngomong ngomong ni yah, gue ngasi tau lo kalau karyawan yang kerja sore sampai malem itu cuman kita berdua" ucap Friska.

"Haaa.... Kok bisa.... Yang lain pada kemana....? " ucap Syifa.

"Mereka itu kerja dari pagi sampai sore... Nggak ada yang bisa kerja sore sampai malem kecuali kita berdua" ucap Friska.

"Berarti cafe buka lowongan lagi dong" ucap Syifa.

"Nggaklah.... Soalnya udah banyak karyawan" ucap Friska.

"Tapikan cuman kita berdua yang kerja malem" ucap Syifa.

Tak lama kemudian sang pemilik cafe datang bersama dengan seorang lelaki tampan.

"Kalian berdua datengnya tepat waktu.... Bagus bagus" ucap sang pemilik cafe.

"Bos.... Kan cuman kita berdua nih... Bos nggak mau buka lowongan lagi...?apalagi kita berduakan cewek gimana kalau ada pelanggan yang kurang ajar bos...? " ucap Friska dengan meyakinkan.

Syifa pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Kalau soal itu tenang aja, nih... Kenalin namanya Reza. Reza ini yang bakalan jadi barista. Dan untuk malam ini dia sudah mulai kerja bersama dengan kalian berdua" ucap pemilik cafe.

"Wisss..... Gue setuju banget bos. Apalagi kalau baristanya kayak gini makin semangat gue kerjanya bos" ucap Friska.

"Friska... Friska... Liat bening aja langsung melotot" ucap pemilik cafe.

"Iya dong bos.... Hehehe" ucap Friska.

"Ya udah kalian kenalan dulu, terus itu langsung kerja" ucap pemilik cafe.

"Siap bosss" ucap Friska dengan semangat.

"Gue Reza... Kalau kalian berdua...? " ucap Reza.

"Gue Friska dan ini namanya Syifa" ucap Friska sambil menunjuk Syifa.

"Karena kita udah kenalan, so langsung kerja aja" ucap Reza.

"Cuek amat" bisik Friska kepada Syifa.

"Huss.... Kerja kerja" ucap Syifa.

Mereka bertiga pun bekerja hingga jam 12 malam.

"Duhhh.... Akhirnya selesai juga" ucap Friska.

"Friska... Karena semuanya udah selesai gue duluan yah" ucap Syifa.

"Emang lo tinggal dimana...? " tanya Friska.

"Nggak terlalu jauh kok... Perumahan yang diujung sana gue tinggal ama sahabat gue" jawab Syifa sambil menunjuk.

"Ohhh.... Kita beda arah juga, kalau gue sih arah sana" ucap Friska.

"Ya udah gue duluan yah... Sampai jumpa besok malam" ucap Syifa sambil tersenyum manis kepada Friska dan pergi.

"Wahhh.... Tuh orang kalau senyum bikin meleleh, kalau cowok ngeliat senyumnya pasti langsung naksir ke Syifa. " ucap Friska sembari berjalan kaki menuju pulang ke rumahnya.

Saat itu pula Reza melihat mereka berdua berbicara dan tentu saja ia melihat senyuman manis Syifa.

"Senyum doang... Cihhh" ucapnya sembari pergi.

Keesokan paginya Syifa dan Ulfa sarapan bersama.

"Wow.... Masakan lo enak banget Syif" ucap Ulfa.

"Alhamdulillah kalau lo suka ama masakan gue" ucap Syifa.

Tiba-tiba ketukan pintu berbunyi.

"Biar gue yang bukain" ucap Ulfa.

Ulfa pun beranjak dan mulai membuka pintu. Saat membukanya ia tak melihat ada siapa pun. Ulfa hanya melihat setangkai bunga mawar dengan secarik kertas yang bertuliskan for Syifa.

"Oh my god..... Nih orang bener bener misterius banget" ucap Ulfa sembari berjalan masuk dan memberi bunga tersebut kepada Syifa.

"Nih buat lo" ucap Ulfa.

"Dari siapa....? " tanya Syifa.

"Gue juga nggak tau... Pas gue buka pintunya cuman ada bunga mawar itu doang, gue nggak ngeliat siapapun diluar" ucap Ulfa.

"Duhh.... Kok gue agak khawatir yah" ucap Syifa.

"Tenang aja... Mungkin itu dari penggemar rahasia lo" ucap Ulfa.

"Gimana kalau misalnya orang itu bakalan jahat ke Syifa" ucap Syifa.

"Ya ampun Syif... Positif thinking aja" ucap Ulfa.

"Semoga aja tuh orang adalah orang yang baik... " Ucap Syifa.

"Udah... Mending lo habisin sarapan lo, terus kita berangkat ke kampus.

Syifa pun menuruti perkataan Ulfa.

Setelah selesai sarapan mereka berdua pun berangkat ke kampus. Di tengah perjalanan mereka berdua tiba-tiba seseorang menabrak bahu Ulfa.

" aww.... Hati-hati dong kalau jalan"ucap Ulfa.

"Sorry, gue nggak sengaja" ucap Reza yang tak sengaja menabrak bahu Ulfa.

"Rezaa.... " ucap Syifa.

"Lo kenal sama dia...? " tanya Ulfa ke Syifa.

"Iya... Dia temen gue ditempat kerja" ucap Syifa.

"Sekali lagi sorry yah" ucap Reza dengan memasang muka datarnya.

"Kalau orang pengen minta maaf itu yang tulus... Bukan kayak gini.... Dingin amat jadi orang" ucap Ulfa.

"Ulfa udahhh.... " ucap Syifa sembari menarik Ulfa untuk pergi.

"Ngapain halangin Ulfa tadi" ucap Ulfa.

"Fa.... Dia itu temen gue di tempat kerja" ucap Syifa.

"Temen..... Tapai kok gue ngeliat dia nggak anggap lo temen... Bahkan gue ngeliat kalau dia itu nggak kenal ama lo" ucap Ulfa.

"Iya sih.... Cuman dia satu kerja ama gue...gimana misalnya kalau dia marah sama lo, terus dia ngelampiasin amarahnya ke gue gimana.... " ucap Syifa.

"Bener juga sih... Ya udah kali ini gue lepasin dia" ucap Ulfa.

Sesampai di kampus.

"Guys untuk mata kuliah ini pak yosep udah ngebagiin kita menjadi beberapa kelompok,jadi pak nggak bakalan masuk untuk mengajar soalnya ada urusan di luar negeri dan untuk masing-masing kelompok udah ada tugasnya juga" ucap salah satu mahasiswa yang satu kelas dengan Syifa dan Ulfa.

Nama mereka disebutkan satu persatu atas kelompoknya.

"Nah... Buat kelompok terakhir itu Ulfa,Windi, Lila dan Syifa" ucap mahasiswa tersebut.

"Nggak.... Gue nggak mau satu kelompok ama tuh orang" ucap Lila sambil menunjuk Syifa dan Ulfa.

"Kalau gitu lo nggak ada kelompok... Lagian kalau lo mau nolak jangan tanya gue, tanya pak yosep" ucap mahasiswa tersebut.

"Ya udah... Pak yosep dimana sekarang" ucap Lila.

"Dipesawat... Kejar sono" ucap mahasiswa tersebut dan pergi dari ruangan.

"Ihhhh..... Dasarrr" ucap Lila.

Syifa dan Ulfa hanya saling menatap dan tersenyum.

Setelah mata kuliah selesai Syifa langsung berangkat ke tempat kerjanya.

"Duhhh.... Friska belum dateng nih" dalam batin Syifa.

"Ngapain bengong... Tuh meja mau di lap" ucap Reza.

Syifa pun segera membersihkan meja.

"Duhhh.... Gue nggak bisa berduaan ama dia....pasti gue bakal di omelin habis habisan" dalam batin Syifa.

Tak lama kemudian pelanggan pun datang dan tak lain adalah Farhan dan Riko.

"Syifaaaaa... Lo kerja disini...? " ucap Riko.

"Iya" ucap Syifa.

"Udah berapa hari kerja disini...? " ucap Farhan.

"Baru aja dua hari" jawab Syifa.

"Sampe jam berapa lo kerjanya...? " tanya Farhan.

"Jam 12 malem" jawab Syifa.

Farhan terdiam dan menatap Syifa.

"Mmmm... Mau pesen apa...? " ucap Syifa.

"Gue cappuccino aja" ucap Riko.

"Gue americano" ucap Farhan.

"Ok.. Kalian tunggu bentar yah dan silahkan duduk" ucap Syifa sambil tersenyum.

Dikejauhan Reza menatap mereka.

Syifa pun segera memberi secarik kertas pada Reza yang dimana ia tulis pesanan pelanggan.

"Gue mau mintol ama lo... ? " ucap Reza.

"Iya... Mau mintol apa..? " ucap Syifa.

"Jangan senyum kesiapa pun" ucap Reza.

"Apaaa.... Maksudnya" ucap Syifa dengan bingung.

"Intinya itu... Sekarang keluar gih urus pelanggan yang lain... Dan inget jangan senyum kesiapa pun" ucap Reza.

"Nih orang kenapa lagi nih... Makin hari makin aneh aja" ucap Syifa dalam batinnya.

Waktu terus berjalan kini pelanggan telah pergi dan Syifa bersama Reza tengah membersihkan cafe.

"Mmmm.... Reza... Gue mau nanya" ucap Syifa

"Nanti aja nanya sama gue... Sekarang kita harus bersihin ini semua" ucap Reza.

"Iya iya" ucap Syifa sembari kembali membersihkan cafe.

Setelah semuanya selesai dibersihkan kini Syifa pun beranjak keluar dari cafe, namun tiba-tiba Reza menahan Syifa keluar.

"Mmmm.... Kenapa...?" ucap Syifa.

"Gue anterin lo pulang" ucap Reza.

"Nggak usah" ucap Syifa.

"Lo liat orang yang dibawah pohon itu kan" ucap Reza.

Syifa pun melihat keluar dan benar ada dua orang pria yang sedang menatap ke arah cafe.

"Tuh orang dari tadi merhatiin kita di cafe...mungkin aja dia tau kalau lo bakal pulang sendiri... Makanya sekarang gue anterin lo dulu" ucap Reza.

"Ya udah deh" jawab Syifa.

Reza pun mengantar Syifa. Saat mereka sampai Syifa mengajukan satu pertanyaan kepada Reza.

"Gue mau nanya ke Reza...? " ucap Syifa.

"Apaan lagi sih... Udah cepetan" Jawab Reza.

"Tadi lo ngelarang gue senyum.... Kenapa..? " ucap Syifa.

Reza tak menjawab pertanyaan Syifa ia hanya tersenyum lalu pergi.

"Karena lo cantik dan manis saat senyum" ucap Reza dalam batinnya sambil mengendarai motornya dengan senyum senyum.

Sementara Syifa kebingungan sembari berjalan memasuki perumahannya.