"Karena kita udah dapet kost.... Sekarang kita cari kerjaan" ucap Ulfa.
"Menurut lo kalau kita jualan kue gimana...?" tanya Syifa.
"Mmmmm..... Kalau kita jualan kue sih butuh dana Syif.. " jawab Ulfa.
"Iya juga sih" ucap Syifa.
Mereka terus berjalan hingga kedua langkah mereka terhenti.
"Wisss.... Lo minat nggak...? " tanya Ulfa.
"Mmmm.... Kita coba aja deh" ucap Syifa.
Mereka berdua memasuki cafe yang tengah membutuhkan karyawan dan tentu saja itu adalah sebuah kesempatan untuk mereka sebagai pekerja paruh waktu.
Namun sayangnya cafe tersebut hanya bisa menerima satu karyawan.
"Gimana nih...? " tanya Syifa.
"Gini aja... Mending lo aja yang kerja dulu... Ntar gue cari cari juga nanti kerja.... Tenang aja" jawab Ulfa.
"Ya udah deh... Makasih ya Ulfa" ucap Syifa sambil memeluk sahabatnya.
"Iya sama-sama" balas Ulfa.
Mereka berdua pun kembali kerumah mereka masing-masing dan mempersiapkan barang barang mereka karena esok mereka akan pindah ngekost.
"Kamu beneran mau ngekost" ucap bunda Syifa.
"Iya bun... Tenang aja" ucap Syifa.
"Kalau Syifa udah nyampe besok jangan lupa telfon bunda yah" ucap bundanya yang masih mengkhawatirkan putrinya itu.
"Iya bunda... Syifa pasti ngabarin bunda kok... Bunda percaya aja sama Syifa" ucap Syifa sembari menggenggam tangan bundanya.
Sang ibunda hanya menatap putrinya sambil tersenyum dan segera memeluknya.
"Duhhh.... Anak bunda bener bener udah dewasa" ucap bundanya sambil menepuk pundak putrinya.
"Iya dong bunda... Jadi bunda nggak usah khawatir yah" ucap Syifa.
Sang ibunda menganggukkan kepala dan menatap Syifa.
Keesokan harinya Syifa dan Ulfa pun membawa barangnya di perumahan barunya.
"Alhamdulillah akhirnya kita berdua serumah" ucap Ulfa.
"Iya alhamdulillah... Untungnya juga perumahannya udah bersih, jadi tinggal nyusun barang" ucap Syifa.
"Tapi Syif.... Kan gue nggak bisa masak nih... Jadiiiii" ucap Syifa sambil garuk kepala.
"Udah tenang aja... Soal masak biar Syifa aja, tapiiiii" ucap Syifa.
"Tapi apa...? " tanya Ulfa.
"Tapi lo yang nyuci piringnya " ucap Syifa sembari tertawa.
"Kalau soal itu sih gampang... Nyuci piring doang mah kecil" ucap Ulfa.
"Iya iya..... Oh iya hari ini kita masuk jam 10 kan..? " tanya Syifa
"Iya... Untung juga ini hari kita masuknya jam 10 jadinya bisa pindahin barang" ucap Ulfa.
Syifa pun hanya menganggukkan kepalanya.
"Gimana kalau kita makannya di luar aja dulu... Lagian sepulang dari kampus lo kan kerja" ucap Ulfa.
"Oh iya... Gue hampir lupa... Makasih udah di ingetin" ucap Syifa sambil tersenyum manis.
"Duh.. Syifa... Syifa" ucap Ulfa sambil geleng-geleng kepala.
Setelah mereka berdua selesai menyusun barang, kini mereka berdua berangkat ke kampus.
Di sepanjang jalan mereka berdua terus berbincang sambil tertawa. Hingga pada akhirnya Syifa tanpa sengaja menabrak Sarah.
"Ya ampun... Syifa minta maaf kak, Syifa bener bener nggak sengaja" ucap Syifa.
"Jalan itu pakai mata dong" ucap Sarah dengan nada marah.
"Perasaan mata dipakai buat ngeliat deh, terus kalau kaki baru dipakai jalan" ucap Ulfa.
"Lo berani ama gue" ucap Sarah sembari menunjuk Ulfa.
"Emang yang takut ama kak Sarah itu siapa.... Kita itu nggak ngelawan karena kita berdua ngehormatin kak Sarah, tapi kak Sarah sendiri yang ngebuat kita nggak bisa hormat sama kak Sarah" ucap Ulfa dengan emosi.
"Udah Fa, tenang... Kita bicarain ini dengan kepala dingin" ucap Syifa.
"Lo juga nggak usah sok bijak" cerutus Sarah sambil menunjuk ke arah Syifa dengan mata melotot.
"Kak Sarah gue minta maaf... Maaf dan maaf. Gue nggak mau punya masalah kakak" ucap Syifa.
"Emang minta maaf sih gampang... Tapi kaki gue sakit gara-gara lo" ucap Sarah.
"Syifa bakal tanggung jawab kok kak.... Syifa nanti ke apotek minta obat yang cocok ama kaki kakak yang sakit ini" ucap Syifa dengan serius.
"Tunggu aja.... Gue bakal bales semua ini" ucap Sarah.
"Maksud kak Sarah apa...? Kalau emang kak Sarah pengen kaki Syifa sakit silahkan...yang penting itu adil buat kak Sarah" ucap Syifa.
"Syifa.... Jangan" ucap Ulfa dengan khawatir.
"Kalau gitu sekarang majuin kaki lo" ucap Sarah.
Syifa pun memajukan kakinya, sedangkan Sarah sibuk mencari kayu untuk *memukul kaki Syifa.*
"Syifa lo serius.... Yang lo lakuin ini..... Oh my god" Ucap Ulfa.
"Nggak apa apa kok Fa.... Syifa nggak mau punya masalah ama senior" ucap Syifa.
"Syifaaaaa.... " ucap Ulfa sambil meneteskan air mata.
Sarah pun kini mendekati Syifa dengan sebuah batang kayu yang agak besar di tangannya.
"Siniin kaki lo" ucap Sarah.
"Ya Allah tolongin Syifa" dalam batin Syifa sembari menutup kedua matanya.
Sarah pun kini mengangkat tangannya dan bersiap untuk mengayunkan batang kayu tersebut. Tiba-tiba
"Sarahhhhh..... " teriak seseorang di kejauhan.
"Siapa sih.... Ganggu aja" ucap Sarah.
Seseorang tersebut mulai berlari dan mendekati mereka.
"Kak Farhan... Kakkkk..... " teriak Ulfa.
Farhan pun langsung saja mengambil batang kayu tersebut dari tangan Sarah dan kemudian melemparkan batang tersebut.
"Sarah lo mau ngapain haaaa..... Emang lo nggak tau kalau ini tuh kampus.... " ucapan Farhan dengan emosi.
"Syifa sendiri kok yang mau" ucap Sarah.
"Gue nggak peduli.... Sekarang gue mau kalian bertiga kembali ke kelas.... Sekaranggggg" ucap Farhan dengan penuh emosi bahkan kedua matanya memerah.
Mereka bertiga pun segera pergi.
"Kali ini kita selamat" ucap Ulfa.
Syifa hanya terdiam.
"Kali ini lo selamat karena kak Farhan Nolongin lo.... Gue nggak mau lo ngelakuin hal bodoh kayak tadi Syif... " ucap Ulfa.
Syifa hanya terdiam tanpa kata.
"Lo nggak apa apakan...? " tanya Ulfa.
"Fa.... Gue nggak tau harus ngelakuin apa supaya kak Sarah nggak marah sama gue lagi..? " ucap Syifa.
"Ya ampun Syifa.... Yang harus lo lakuin sekarang itu minta Terima kasih ama kak Farhan" ucap Ulfa.
"Haaa..... Tapi gue takut nantinya kak Sarah marah kalau Syifa deket ama kak Farhan" ucap Syifa.
"Lagian lo itu cuman minta Terima kasih... Nggak ngapa ngapain juga" ucap Ulfa.
"Mmmmm.... Iya dehhhh" ucap Syifa
Sementara Ulfa hanya geleng-geleng kepala.
Setelah perkuliahan selesai Syifa dan Ulfa pun kembali dengan cepat ke perumahan mereka berdua. Ulfa pun melihat bucket dengan kertas yang bertuliskan for Syifa.
"Syif... Nih bunga buat lo" ucap Ulfa
"Dari siapa....? " Ucap Syifa.
"Nggak tau..... Cieeee.... Dari penggemar rahasia lo kali" ucap Ulfa.
"Apaan sih" ucap Syifa.
"Bunga rahasia dari pengagum rahasia... Eeaakkk" ucap Ulfa sembari menggoda Syifa.
Syifa hanya menatap bunga tersebut dan menyimpannya.
"Udahhh.... Mending lo siap siap buat berangkat kerja" ucap Ulfa.
"Iya iya" ucap Syifa.
"Nanti sepulang dari kerja bungkusin americano yah" ucap Ulfa.
"Lo mau begadang...? " tanya Syifa.
"Iya.... Gue ada sesuatu yang harus gue kerjain" jawab Ulfa.
"Emang apa yang lo kerjain...? " tanya Syifa lagi.
"Duhhh... Kepo banget sih ni anak" ucap Ulfa.
"Lo nggak bakalan buat sesuatu yang ngerugiin diri lo sendiri kan" ucap Syifa yang khawatir.
"Apaan sih.... Gue pengen ngerjain tugas dari pak yosep... Lagian tugas lo kan udah selesai" ucap Ulfa.
"Ohhh... Kirain apa.. " ucap Syifa.
"Makanya sekarang mending lo kerja cari duit, terus gue sementara disini ngerjain tugas sembari nungguin lo pulang. Ok" ucap Ulfa.
"Iya iya.... Siap bu boss" ucap Syifa sambil tersenyum.