"Itu kan kamu yang mulai, masih gak sadar diri, udah salah gak mau disalahin!" ucap Keyla semakin kesal.
"Baiklah kalau begitu, mari kita akhiri semuanya sekarang!" ucap Tristan.
Deg
Keyla terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Tristan.
"Maksudnya dia mundur dari perjodohan ini?" tanya Keyla di dalam hatinya sambil menatap Tristan dengan kening yang berkerut.
"Kau jangan salah paham, aku tidak akan membatalkan perjodohan ini!" ucapan Tristan membuat Keyla semakin tidak mengerti
"Lalu apa yang ingin kamu akhiri?" tanya Keyla.
"Pertama, aku hanya ingin tau kenapa kau tidak menyukai aku, kedua kenapa kau sangat tidak tertarik kepadaku, padahal banyak wanita yang ingin dekat denganku dan menjadi istriku," jawaban Tristan membuat Keyla tersenyum sinis.
"Cih ... kau terlalu percaya diri," ucap Keyla.
"Aku memang percaya diri, jelaskan kenapa kau bersikap seperti ini kepadaku?"tanya Tristan.
"Memangnya kenapa? Kau merasa terganggu?" tanya Keyla.
"Ya aku sangat terganggu, aku rasa tidak pernah melakukan apa pun kepadamu," jawab Tristan. Lagi-lagi Keyla hanya menatapnya dengan sinis.
"Baiklah kalau kau tidak pernah merasa melakukan apapun, berarti tidak ada lagi yang perlu kita bahas," ujar Keyla dengan nada dingin.
"Tidak bisa seperti itu, kau harus menjelaskan semuanya!" ucap Tristan.
"Aku tidak mau!" ucap Keyla.
"Jelaskan semuanya atau aku akan memelukmu di sini dan saat ini juga!" ancam Tristan.
"Haiish ... dasar lelaki, selalu ingin menang sendiri!" gerutu Keyla, Tristan hanya menaikkan sebelah alisnya, sebenarnya dia ingin tertawa melihat wajah kesal Keyla yang menurutnya sangat menggemaskan. Tapi, sekuat tenaga dia tahan semua itu.
"Tunggu apa lagi!" ucapan Tristan membuat Keyla berdecak semakin kesal.
"Oke, dengarkan baik-baik Tuan CEO yang sangat menyebalkan, pertama kamu sudah memakiku di jalan, padahal aku sudah meminta maaf, kedua saat acara lamaran kemarin kamu dengan mudahnya mengatakan kalau aku hanya ingin mengincar jabatan dan kekayaan darimu, ketiga saat kau menganggap aku seperti wanita murahan yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan apa yang aku inginkan, itu yang membuat aku tidak menyukaimu, apa semua lelaki kaya selalu menganggap wanita serendah itu!" ucap Keyla dengan sedikit emosi.
"Untuk yang kedua dan ketiga aku minta maaf, aku hanya ingin tau apakah kau sama seperti semua wanita yang pernah dijodohkan dan dekat denganku, tapi untuk yang pertama kapan aku memakimu? Bukankah kita pertama kali bertemu di rumah sakit saat kau menyelamatkan mama?" tanya Tristan, dia pun lupa kalau dia pernah bertemu dengan Keyla sebelumnya.
"Aku ini wanita yang waktu itu hampir kau tabrak di Bandung!" bentak Keyla dengan kesal.
"Di Bandung? Memangnya kapan kita bertemu di Bandung?" tanya Tristan dengan kening yang berkerut.
"Dua tahun yang lalu, kau memakiku seenaknya di pinggir jalan, kau ingat sekarang!" jawab Keyla lagi.
"Oh ... jadi gadis yang waktu itu adalah kamu?" tanya Tristan tanpa rasa bersalah.
"Ya, itu aku, aku tidak ingin bertemu lagi denganmu tapi kenapa bunda malah menjodohkan aku denganmu, memangnya kamu pikir aku seputus asa itu, sampai aku mau bunuh diri, aku masih punya iman walaupun tidak sekuat itu, dengar ya walaupun waktu itu pikiranku sedang kacau, aku tidak mungkin ngelakuin hal aneh yang dilarang oleh agama, rasanya saat itu aku ingin sekali melemparmu ke dalam jurang, apa kau tau hatiku saat itu sedang-!" maki Keyla semakin meninggikan suaranya.
"WAAIIT!!!" pekik Tristan menghentikan ocehan Keyla.
"Kenapa, huh?" tanya Keyla dengan sengit.
"Hey Nona, kenapa kamu curhat ke sana sini, aku tidak tau kalau itu kamu, kejadiannya pun sudah hampir dua tahun yang lalu, wajar saja kalau aku lupa, tapi hebatnya wanita tidak melupakan setiap kejadian walaupun hal itu terjadi satu abad yang lalu," ucap Tristan tak kalah sengitnya.
"Hey Tuan CEO yang sombong, terserah aku lah mau curhat kek, mau marah-marah kek, kan mulut aku, makanya kalo mau marah-marah tuh lihat dulu sikonnya!" ucap Keyla.
"Oke stop, fix di sini aku yang salah, pembahasan selesai!" ucap Tristan mengakhiri perdebatan mereka karena dia sudah merasa sangat kesal, jangan sampai emosinya semakin meledak.
"Dari tadi kek, kenapa harus bikin orang emosi dulu!" ucap Keyla.
"Iya, sekarang aku minta maaf, karena aku sudah berpikiran buruk kepada kamu, karena apa yang aku katakan kepadamu, itulah yang selalu aku takutkan, makanya sampai saat ini aku belum menikah dan belum pernah memiliki hubungan serius dengan wanita, aku takut masa lalu mama dan papa akan terulang lagi," ucap Tristan, Keyla pun melirik kepada pria yang ada di hadapannya, apakah kali ini dia tidak salah dengar, Tristan si pria angkuh meminta maaf kepadanya?
"Kenapa kau menatapku seperti itu? apa ada yang salah?" tanya Tristan dengan kening yang berkerut.
"Tidak ada!" jawab Keyla.
"Karena kemarin aku masih belum yakin dengan semua yang terjadi, apa kau benar-benar menerima perjodohan ini?" tanya Tristan.
"Kenapa harus tanya hal itu lagi sih!" jawab Keyla.
"Aku hanya memastikan, jangan sampai kamu menyesal nanti," ucap Tristan.
"Bukan kah kau yang akan menyesal?" tanya Keyla.
"Tidak, karena aku yakin kali ini pilihan mama adalah yang terbaik, kita mulai semuanya dari awal, walaupun kita menikah karena dijodohkan dan tidak saling mencintai, mari kita belajar untuk memahami satu sama lain, dan maaf aku belum bisa memberikanmu pesta pernikahan yang layak, suatu saat nanti kamu akan tau apa alasannya," ucap Tristan dengan mantap.
Keyla terdiam mendengar ucapan Tristan, saat ini perasaannya sedang tidak menentu. Keyla benar-benar dilema, apa Keyla harus memulainya dengan Tristan, tapi Keyla takut kalau dia akan kecewa lagi, Keyla pun tidak bisa mundur dari perjodohan ini karena orang tuanya sudah sangat berharap Keyla akan menikah dengan Tristan, Keyla masih diam tenggelam dalam pikirannya sendiri, sedangkan Tristan semakin lekat memandang wajah Keyla.
Tristan yakin jika ada ketakutan dan keraguan di dalam hati Keyla, itu semua terlihat dari raut wajah Keyla yang datar menatapnya.
"Kenapa? Apa kau ragu?" tanya Tristan memecah keheningan di antara mereka. Terdengar suara helaan nafas panjang Keyla.
"Katakanlah apa yang membuatmu ragu," ucap Tristan.
"Entah lah, mungkin karena aku takut untuk kecewa lagi," ucap Keyla.
"Apa kau ingin mengubah rencana pesta pernikahan kita?" tanya Tristan.
"Tidak, bukan seperti apa pesta pernikahannya tapi aku perlu bukti bukan sekedar janji!" jawaban Keyla membuat Tristan mengerti jika Keyla pernah merasa sangat kecewa karena seseorang.
Apakah orang yang mengirim bunga kepada Keyla tadi? Hubungan apa yang terjadi di antara mereka sampai menyisakan luka yang teramat dalam di hati Keyla? Itulah pertanyaan yang sedang berkeliaran di dalam pikiran Tristan.
Bersambung....