"Tidak, bukan seperti apa pesta pernikahannya tapi aku perlu bukti bukan sekedar janji!" jawaban Keyla membuat Tristan mengerti jika Keyla pernah merasa sangat kecewa karena seseorang.
"Baiklah kalau itu yang kamu inginkan, aku akan membuktikan ucapanku," ucap Tristan.
"Semoga saja, buktikanlah," ucap Keyla.
"Oke, kita mulai dari pertemanan," ucap Tristan sambil mengulurkan tangannya. Keyla menatap kepada Tristan, lalu dia menerima uluran tangan Tristan.
"Deal, mulai sekarang kita berteman," ucap Tristan, Keyla hanya tersenyum lalu melepaskan tangannya dari Tristan.
Keadaan pun menjadi canggung di antara mereka, Keyla tidak mau berharap lebih kepada Tristan, biarkan Allah yang menentukan bagaimana jalan kehidupannya.
Tanpa Tristan dan Keyla sadari jika sejak tadi ada dua orang yang berjauhan sedang memperhatikan mereka, kedua orang itu sama-sama menghubungi seseorang, mungkin orang yang meminta mereka untuk memperhatikan Tristan dan Keyla
***
Pukul tujuh malam Keyla sudah diantar pulang oleh Tristan, sebelum Keyla turun dari mobil Tristan, dia memberikan sesuatu kepada Keyla.
"Apa ini?" tanya Keyla.
"Kamu lihat saja nanti, semoga kamu suka, anggap saja sebagai tanda permintaan maaf dariku." jawab Tristan sambil tersenyum.
Senyuman yang mampu membuat Keyla terpana, bahkan Keyla mengerjapkan matanya berkali-kali karena Keyla baru pertama kali melihat Tristan tersenyum.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa ada yang salah?" tanya Tristan terheran.
"Tidak apa-apa, terima kasih untuk hadiahnya, apa kau tidak ingin masuk dulu?" tanya Keyla.
"Sama-sama, tidak usah, besok saja aku datang lagi untuk menjemput kamu, sampaikan saja salamku untuk ayah dan bunda," jawab Tristan.
"Baiklah, In sya Allah akan aku sampaikan, aku masuk dulu, assalamu'alaikum!" ucap Keyla lalu turun dari mobil Tristan.
"Wa'alaikum salam!" sahut Tristan. Setelah Tristan pergi Keyla baru masuk ke rumahnya, dengan perasaan yang tidak menentu.
***
Pagi ini Lidya melihat ada sesuatu yang berbeda dengan Tristan, anaknya itu sejak tadi terus melihat ponselnya sambil tersenyum, entah apa yang sedang dilakukan oleh Tristan, Lidya dan Ryan pun saling pandang, mereka takut terjadi sesuatu dengan Tristan karena ini bukanlah hal yang biasa, Tristan yang sedang menjadi pusat perhatian masih saja senyum-senyum sendiri sambil memegang ponselnya, ternyata Tristan sedang melihat foto Keyla yang diam-diam dia ambil kemarin.
"Are you okay, Tian?" tanya Lidya.
"Hmm!" Tristan hanya bergumam menjawab pertanyaan ibunya, lalu Ryan melirik ponsel Tristan sekilas, dia benar-benar dibuat tercengang dengan apa yang Ryan lihat di sana.
Ya ampun, apa Ryan benar-benar tidak salah lihat? Kakaknya sedang memandangi foto calon kakak iparnya.
"Kamu kenapa, Ryan?" tanya Lidya.
"Gak apa-apa, Ma, aku kaget aja," jawab Ryan, lalu Lidya kembali melihat kepada Tristan.
"Kamu ngapain sih, dari tadi anteng banget liat hp?" tanya Lidya dengan kesal.
"Biasa, Ma, kalau orang lagi jatuh cinta kan begitu," ucap Ryan yang langsung mendapat tatapan tajam dari Tristan.
"Jatuh cinta sama siapa? Kamu jangan aneh-aneh ya Tian, sebentar lagi kamu mau nikah!" ucap Lidya, sedangkan Tristan masih tidak mempedulikan ucapan mamanya.
"Kakak lagi liat foto calon kakak ipar, Ma, makanya dari tadi dia senyum-senyum sendiri!" ucap Ryan berbisik kepada Lidya.
Senyuman Lidya pun berkembang seketika, dia senang bukan main mendengarnya, akhirnya Lidya bisa melihat anak lelakinya jatuh cinta kepada seorang wanita, Lidya berharap semoga anak-anaknya selalu hidup bahagia.
"Ma, aku berangkat dulu!" ucap Tristan.
"Ini masih pagi, Kak, bukannya hari ini tidak ada jadwal meeting pagi?" tanya Ryan karena Tristan berangkat lebih awal dari biasanya.
"Aku sudah janji untuk menjemput Keyla," jawab Tristan, lagi-lagi Lidya dan Ryan dibuat terkejut dengan perubahan sikap Tristan, kali ini Lidya bena-benar tidak salah memilih wanita, Keyla sudah bisa merubah sikap Tristan yang selalu acuh dan dingin hanya dalam beberapa hari.
"Ya sudah kamu hati-hati di jalan, jaga calon mantu Mama dengan baik!" ucap Lidya, Tristan pun beranjak dari tempatnya lalu mencium punggung tangan ibunya tak lupa juga dia mengecup pipi ibunya, setelah itu Tristan pergi untuk menjemput Keyla.
Saat mobil Tristan keluar dari rumahnya, ada mobil lain yang mengikuti Tristan, tapi dia tidak menyadari itu.
***
Di rumahnya, Keyla masih sarapan bersama dengan keluarganya, sambil mendengarkan nasihat panjang ayahnya untuk Dania, tapi Dania hanya mengangguk kan kepalanya sambil menikmati makanan, entah dia mendengarkan atau tidak, pasalnya setiap hari hanya itu saja yang dikatakan oleh ayahnya, Dania sampai hapal setiap kalimat yang diucapkan oleh Dedy kalau sedang sepeti ini, di tengah perbincangan mereka terdengar suara pintu diketuk dari luar.
"Biar aku aja yang buka!" ucap Dania, dia pun segera beranjak dari tempat duduknya.
"Alasan, bilang aja kalau mau kabur dari kultumnya Ayah!" ledek Keyla.
"Enggak, siapa yang kabur, kan emang ada tamu di luar," ucap Dania, dia langsung pergi sebelum mendengar lagi kultum dari sang ayah. Keyla dan Rania tertawa melihat tingkah Dania seperti itu.
"Eh Kakak Ipar, silahkan masuk, Kak!" samar-samar terdengar suara Dania mempersilahkan seseorang untuk masuk.
"Siapa, Nak?" tanya Rania.
"Kakak Ipar, Bun!" jawab Dania, ternyata Tristan benar-benar datang untuk menjemput Keyla, Tristan pun langsung menyalami kedua calon mertuanya.
"Oh Nak Tian, kebetulan sekali, ayo sarapan dulu!" ajak Rania.
"Tidak usah Bun, aku udah sarapan di rumah, aku hanya ingin menjemput Keyla," ucap Tristan dengan sopan.
"Boleh nebeng gak, Kak?" tanya Dania dengan senyum dibuat semanis mungkin, karena hari ini dia tidak mau diantar oleh Dedy.
"Gak boleh, kamu Ayah yang antar, sekalian Ayah mau tau siapa lelaki yang sudah berani mengantar kamu pulang kemarin!" ucap Dedy dengan tegas.
Kemarin Dania memang tidak sengaja pulang dengan Farid teman kampusnya, itu pun karena Farid merasa kasihan kepada Dania, keadaan juga sudah hampir maghrib dan Dania belum mendapatkan taksi untuk pulang, jadi Farid berinisiatif untuk mengajak Dania pulang bersamanya, saat sampai rumah, Dedy melihat Farid membukakan pintu mobil untuk Dania, dan melihat Farid dengan tatapan tajam.
"Ish ... Ayah, aku udah bilang kemarin, kalau dia itu teman aku, dia cuma nganterin aku!" ucap Dania dengan bibir yang mengerucut, tapi Dedy sama sekali tidak menghiraukan ucapan putri bungsunya.
"Ya udah, lebih baik kalian segera berangkat," ucap Dedy, Keyla berpamitan kepada orang tuanya sambil tertawa melihat raut wajah Dania.
Tanpa disadari jika Tristan menyunggingkan senyumnya, ini pertama kalinya dia melihat Keyla tertawa. Tristan dan Keyla pun segera berangkat ke kantor. Selama perjalanan tidak ada satu pun dari mereka yang memulai pembicaraan hingga saat Tristan akan membelokkan mobilnya menuju parkiran bawah tanah, Keyla meminta untuk turun di seberang jalan, dia tidak mau menjadi bahan gosip oleh semua karyawan karena dia datang bersama dengan CEO mereka, Keyla tidak tau kalau ada seseorang yang ingin mencelakainya.
Bersambung....