"Kurang ajar, siapa gadis itu, berani-beraninya dia mendekati Tristan, lihat saja, aku tidak akan membiarkan Tristan dimiliki oleh wanita mana pun selain aku," ucap seorang wanita dan dia kembali mengikuti mobil Tristan hingga mereka sampai Lascanos.
Kali ini dia merasa dapat kesempatan yang sangat bagus karena melihat gadis yang bersama Tristan turun dari mobil sebelum mereka masuk ke parkiran Lascanos, dia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia menginjak pedal gas sekencang mungkin, agar gadis itu celaka atau mungkin gadis itu mati, agar tidak ada lagi saingan dia untuk bisa mendapatkan Tristan.
Namun sayangnya rencana dia gagal, Tristan yang melihat asiknya itu segera keluar dari mobil dan berlari untuk menyelamatkan Keyla.
"Sial, harusnya kau mati sekarang juga!" ucapnya sambil memukul kemudi mobilnya dengan kencang, sebelum Tristan menyadari dan mengejarnya, dia segera pergi dari tempat itu, tapi bukan berarti dia menyerah, dia akan menyusun rencana agar tujuannya bisa tercapai.
Keyla masih diam mematung di hadapan Tristan, dia terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, kalau Tristan tidak menyelamatkannya mungkin saja dia sudah celaka.
"Kamu baik-baik saja? Apa ada yang luka? Ayo kita ke rumah sakit!" ucap Tristan panik karena Keyla masih diam, Tristan pun mencari siapa pengandara itu, tapi dia terlambat, orang itu sudah pergi. Lalu Tristan membawa Keyla kembali masuk ke dalam mobil, Tristan akan membawa Keyla ke rumahnya, dia tau Keyla masih sangat syok, Tristan pun segera menghubungi Ryan.
"Halo Ryan, kau di mana?" tanya Tristan di telpon.
"Aku baru saja sampai di kantor Kak, ada apa?" jawab Ryan di ujung sana.
"Tolong handle semua pekerjaanku, baru saja ada seseorang yang ingin mencelakai Keyla, aku akan membawa Keyla ke rumah, setelah semua pekerjaan selesai, kamu periksa semua CCTV di depan kantor, dan segera tangkap pelaku itu!" tanpa menunggu jawaban dari Ryan, Tristan langsung memutuskan sambungan teleponnya, lalu Tristan melihat Keyla masih tetap saja diam.
"Ini, kamu minum dulu!" ucap Tristan sambil memberikan air mineral kepada Keyla.
"Kamu jangan khawatir, aku akan segera menemukan siapa pelakunya, sekarang lebih baik kamu istirahat, tidak usah bekerja dulu, aku akan mengantarmu ke rumahku, karena aku tidak mungkin mengantarkan kamu pulang lagi, ayah dan bunda pasti akan sangat mencemaskan kamu." ucap Tristan, Keyla hanya mengangguk kan kepalanya perlahan.
Tristan segera memacu mobilnya menuju ke rumahnya lagi. Sesampainya di rumah, Lidya heran melihat Tristan pulang di jam kerja seperti ini, dia lebih terkejut lagi karena Tristan datang bersama Keyla.
Lidya cepat-cepat menghampiri mereka, tapi Tristan langsung memberikan isyarat kepada Lidya agar tidak memberikan pertanyaan apapun, Lidya tau pasti sudah terjadi sesuatu dengan calon menantunya. Lalu Lidya memeluk Keyla dan mengajaknya masuk ke rumahnya karena Keyla masih terlihat terkejut, Lidya pun meminta kepada Tristan untuk menghubungi Anaya agar dia bisa datang bersama dengan Nabila, siapa tau Nabila bisa menghibur Keyla.
"Ayo, Sayang, kamu istirahat dulu di kamar!" ajak Lidya lalu membawa Keyla ke kamar tamu, Lidya meminta kepada bi Narti asisten rumah tangganya untuk membuatkan Keyla minuman dan mengantarkannya ke kamar tamu.
Setelah itu, Lidya segera menemui Tristan, dia sangat ingin tau apa yang sudah terjadi sebenarnya, Tristan pun menceritakan semuanya kepada Lidya, Lidya bahkan sudah meneteskan air matanya, dia tidak sanggup membayangkan apa yang terjadi dengan calon menantunya, kalau Tristan terlambat untuk menyelamatkan Keyla.
"Segera temukan siapa pelakunya, Tian, Mama tidak mau terjadi hal seperti ini lagi, untuk sementara ini Keyla tidak boleh pergi ke kantor dulu, setidaknya sampai kalian menikah," ucap Lidya.
"Aku dan Ryan pasti menemukannya, Ma, aku akan membuat dia mendekam di penjara, aku coba bicara dengan Keyla masalah ini, semoga saja dia mengerti, lagi pula hari pernikahan tinggal beberapa hari saja, mama tolong temani Keyla dulu, aku akan memeriksa beberapa berkas, kalau terjadi sesuatu, Mama panggil saja aku!" ucap Tristan, lalu dia menuju ke ruang kerjanya, walaupun dia berada di rumah, dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja.
"Assalamu'alaikum!" Anaya dan Nabila tiba di rumah Lidya.
"Wa'alaikum salam, eh cucu Oma yang cantik udah datang!" sahut Lidya, dia langsung menggendong Nabila.
"Iya Oma, kata Umma di sini ada tante cantik, tapi Bila kok gak lihat, di mana tante cantiknya, Oma?" tanya Nabila, Anaya memang mengatakan kalau ada tante cantik di rumah omanya, Nabila sangat antusias ingin bertemu dan bermain dengan tante cantik itu, Lidya hanya tertawa mendengar celotehan lucu dari cucunya.
"Iya Sayang, tante cantiknya ada di kamar, sekarang Bila hibur ya tantenya biar gak sedih lagi," jawab Lidya.
"Oke, Oma!" Nabila pun turun dari gendongan neneknya dan berlari menuju kamar tamu.
"Bagaimana keadaannya Keyla, Ma?" tanya Naya.
"Alhamdulillah, Keyla baik-baik saja Nay, tapi sepertinya dia masih sangat terkejut," jawab Lidya.
"Apa Mama sudah menghubungi tante Rania?" tanya Anaya.
"Belum, lebih baik gak usah, Mama gak mau membuat orang tuanya Keyla khawatir!" jawab Lidya.
Di dalam kamar, Keyla sudah asik bermain dengan Nabila, setelah bermain Nabila terlihat mengantuk lalu Keyla menceritakan kisah Nabi Sulaiman kepada Nabila, Nabila sangat antusias mendengarkan cerita Keyla, hingga dia tertidur. Keyla pun mengecup kepala Nabila dengan sayang, Keyla sedikit bisa melupakan kejadian tadi pagi karena kehadiran Nabila, dia merasa tidak enak kalau hanya terus berada di kamar, ini sudah hampir jam makan siang, Keyla beranjak dari tempatnya lalu keluar kamar dan langsung menuju dapur, dia ingin memasak untuk makan siang.
Keyla takjub melihat dapur rumah Tristan yang luas, dengan peralatan yang lengkap dan semuanya adalah barang-barang import.
"Hmm ... keluarga sultan emang beda, panci aja harus barang import semua," batin Keyla berucap, lalu Keyla mencari-cari sesuatu yang bisa dia masak. Di sana juga ada bi Narti yang sedang merapikan piring dan perabotan lainnya, bi Narti sempat melarang Keyla untuk masak, karena merasa tidak enak membiarkan tamu memasak, tapi Keyla bersikeras ingin memasak, Keyla memang sangat suka memasak, bahkan masakannya sangat enak, saat kuliah dulu teman-temannya selalu suka makan masakan Keyla, apalagi Sesha dan Sherly,
Mengenang masa-masa itu Keyla jadi merindukan Sesha, semenjak hari itu dia tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Sesha, dia sangat merindukan sahabatnya, semoga saja Keyla bisa bertemu lagi dengan Sesha, Keyla selalu berdo'a di mana pun Sesha berada, dia selalu dalam lindungan Allah.
Keyla hanya memasak menu sederhana, karena kata bi Narti, semua orang di rumah ini menyukai masakan khas Indonesia, jadi Keyla hanya memasak sayur asem, bakwan udang, ikan goreng, tahu tempe goreng, tidak lupa juga Keyla membuat sambal, menu sederhana tapi mampu membangkitkan selera makan.
"Loh, Sayang, ini semua kamu yang masak?" tanya Lidya, dia datang ke dapur karena mencium wangi aroma masakan yang sangat menggugah selera.
Bersambung....