"Maaf, Kak, aku dan Dania tidak berhasil menemukan siapa pelaku teror itu, tapi kita menemukan gelang ini di pelataran masjid tadi." ucap Ryan sambil memberikan gelang yang dia temukan kepada Tristan.
Gelang dari emas putih dengan berlian yang tersemat di atasnya, gelang yang sangat mewah menurut Tristan, dia pun terus mengamati gelang itu hingga Tristan menemukan ukiran nama Maheswari di belakang gelang itu, kening Tristan berkerut merasa nama Maheswari itu tidaklah asing, tapi Tristan tidak tau siapa dia, apa benar dia pelaku teror ini, atau mungkin hanya kebetulan milik keluarga atau kerabat mereka yang terjatuh, tapi keluarga Tristan maupun Keyla tidak ada yang bernama Maheswari, lalu siapa dia?
"Kenapa, Tian?" tanya Dedy karena Tristan terdiam sambil mengamati gelang yang dia pegang.
"Apa keluarga kita ada yang bernama Maheswari, Yah?" tanya Tristan.
"Tidak ada," jawab Dedy dengan kening yang berkerut.
"Berarti gelang ini bukan milik keluarga kita," ucap Tristan. Tristan pun memberikan gelang itu kepada Ryan.
"Cari tau siapa pemilik gelang itu, temukan secepatnya sebelum ada kejadian yang tidak kita inginkan lagi, mulai sekarang perketat juga penjagaan di sini dan di rumah kak Naya!" perintah Tristan kepada Ryan.
"Apa di sini juga perlu penjagaan, Tian?" tanya Dedy.
"Iya Yah, aku tidak ingin mengambil resiko, pasti mereka mengincar salah satu dari kita, Ryan kamu cari bodyguard terbaik untuk mengawasi Mama dan Keyla, jangan sampai kejadian dulu terulang lagi, kali ini kita benar-benar tidak boleh lengah," jawab Tristan.
"Baik Kak, aku akan meminta Cakra untuk mencarinya sekarang juga," ucap Ryan.
"Nak Tian, apa tidak akan terjadi sesuatu kepada Keyla? Bunda takut sekali kalau mereka akan mencelakai Keyla," ucap Rania semakin khawatir.
"Iya Kak Tian, aku takut kak Keyla kenapa-napa!" ucap Dania menimpali.
"Tidak akan aku biarkan mereka menyakiti Keyla, kalian tidak perlu khawatir, aku akan selalu menjaga Keyla, kita berdo'a saja semoga semua tikus itu segera tertangkap, agar kita bisa hidup dengan tenang," jawab Tristan.
"Aamiin!" ucap semua orang.
"Ya sudah kalau begitu, Mama pulang dulu, kapan kalian akan ke rumah?" tanya Lidya.
"In sya Allah besok, Ma, nanti aku diskusi dulu sama Keyla, tadinya aku ingin tinggal di rumah yang baru beberapa hari lalu aku beli, tapi kalau keadaannya seperti ini aku takut akan membahayakan keselamatan Keyla," jawab Tristan.
"Mama, tidak akan mengijinkan kalian untuk tinggal di rumah baru, karena keadaannya masih tidak memungkinkan," ucap Lidya.
"Iya, Ma," ucap Tristan sambil mengangguk.
"Semuanya, saya pamit pulang dulu, kamu jaga Keyla baik-baik ya, Nak!" ucap Lidya, setelah berpamitan Lidya dan Ryan pun pergi.
"Ayah, Bunda, maaf saya kembali ke kamar lagi-!" sebelum Tristan melanjutkan perkataannya, mereka mendengar Keyla menjerit histeris dari kamarnya.
"AAAAAA!"
Tristan dan Dedy segera berlari menuju kamar Keyla, diikuti oleh Rania dan Dania.
"Ada apa?" tanya Tristan.
"Oh SHIT!" Tristan terkejut saat melihat ada ular di kamar Keyla, kali ini Tristan sudah kecolongan.
"Mas, tolong, aku takut!" teriak Keyla sambil mencengkeram erat selimutnya, dengan gemetar ketakutan, Tristan pun mendekati Keyla untuk mengusir ular itu pergi.
"Hati-hati Tian, itu ular berbisa, Key, kamu jangan banyak bergerak, Sayang," ucap Dedy lalu membuka jendela kamar Keyla agar ular itu bisa keluar.
"Jangan dibiarkan keluar, Yah, takut nanti membahayakan orang lain, kalau bisa masukkan saja ke dalam kotak dan lepaskan lagi ular itu ke alam bebas," ucap Rania.
Setelah berusaha dengan keras dan sangat berhati-hati, akhirnya ular itu berhasil di masukkan ke dalam kardus oleh Tristan, lalu dia menelpon seseorang untuk membawa pergi ular itu. Rania langsung menghampiri Keyla lalu memeluk Keyla dan mengecupi kening anaknya.
"Kamu tidak apa-apa, Nak?" tanya Rania, Keyla hanya menggelengkan kepalanya perlahan tapi dia masih gemetar ketakutan.
"Tolong ambilkan air minum untuk Keyla, Nak," pinta Dedy kepada Dania, Dania pun segera pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
"Bun, lebih baik kita keluar juga, biarkan Keyla istirahat, Tristan kamu tenangkan Keyla ya," ucap Dedy sambil menepuk bahu Tristan dan keluar dari kamar Keyla, sebelum keluar Rania kembali mengecup kening Keyla dengan sayang.
"Sudah, jangan takut lagi ada aku di sini," ucap Tristan lalu menarik Keyla ke dalam dekapannya.
"Aku boleh tanya sesuatu?" tanya Tristan. Keyla pun hanya menganggukkan kepalanya perlahan.
"Apa kamu punya musuh? Atau seseorang yang kemungkinan besar membenci kamu?" tanya Tristan, lagi-lagi Keyla hanya menggelengkan kepalanya karena, dia tidak pernah membenci siapa pun dan tidak pernah membuat masalah dengan siapa pun.
Tristan terdiam dan mencoba untuk percaya jika tidak mungkin gadis seperti Keyla mempunyai musuh, tapi dia jadi teringat siapa orang yang memberi Keyla buket bunga waktu itu.
"Lalu siapa orang yang waktu itu memberikan buket bunga?" pertanyaan Tristan membuat wajah Keyla menegang, apakah dia harus jujur tentang masa lalunya kepada Tristan. Keadaan menjadi hening, Keyla pun terdiam tidak menjawab pertanyaan Tristan.
"Baiklah aku mengerti, kalau kamu sudah siap untuk mengatakan semuanya, kamu bisa cerita sama aku!" ucap Tristan, Keyla tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, lalu Keyla semakin mendusel ke dalam pelukan Tristan. Nyaman, itulah yang Keyla rasakan saat ini.
"Kamu jangan coba-coba untuk memancing aku, aku sudah bertahan agar aku tidak melakukan apa-apa kepada kamu sekarang juga!" goda Tristan. Mendengar hal itu, Keyla cepat-cepat melepaskan pelukannya dari Tristan, sedangkan Tristan tertawa melihat wajah Keyla yang bersemu merah ketakutan.
"Hahaha ... kamu gemesin banget sih, sini gak usah takut, aku udah bilang, aku tidak akan melakukannya sekarang, saat kamu sudah siap baru aku akan memberikan nafkah batin untukmu," ucap Tristan dan kembali memeluk Keyla.
"Terima kasih, Mas, karena kamu udah mau mengerti aku dan bersabar untuk menunggu," ucap Keyla.
Tristan lalu mengangkat wajah Keyla, dia mengecup kening Keyla dengan lembut.
"Terima kasih juga karena kamu adalah wanita pertama yang bisa memantapkan hatiku untuk membuka lembaran baru, walaupun aku masih belum yakin kalau aku mencintaimu, tapi aku akan selalu berusaha untuk melindungimu dan membuatmu bahagia." ucapan Tristan membuat Keyla tersenyum.
Tidak dipungkiri jika saat ini Keyla merasa sangat bahagia mendengar ucapan Tristan, karena sejujurnya Keyla pun juga sudah mulai berusaha membuka hatinya untuk Tristan, tapi Keyla belum yakin kalau dia mencintai Tristan.
Pasangan suami istri itu saling pandang seakan mengungkapkan perasaan mereka lewat tatapan mata.
Maa sya Allah sungguh indahnya bercengkrama dengan kekasih halal, tidak merasa takut untuk melakukan apapun karena memang apa yang mereka lakukan termasuk ibadah yang akan menjadi ladang pahala dan tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam jurang maksiat.
Bersambung....