Pagi ini, di dalam kelas. Della sangat heboh dengan kedatangan Aurel yang membawa kandang kucing.
"Sumpah ya gue makin sayang sama sahabat gue ini," ujar Della, sambil berbinar menatap kandang kucing yang Aurel letakan di atas mejanya.
"Gue emang pantas di sayang." Balas Aurel, dengan mengibaskan rambutnya.
"Gue tuh udah dari lama pengen punya kucing, eh tiba-tiba dapet kucing," ujar Della, dengan muka berseri-seri.
"Kucing Nemu aja bangga Lo." Cibir Ando, teman sekelas Della.
"BILANG SEKALI LAGI GUE GOROK LO." Teriak Della, yang tidak suka dengan cibiran Ando.
"Kucing Nemu aja bangga Lo," ujar Ando, sekali lagi yang membuat Della berkacak pinggang.
"Lo beneran minta di gorok ya," ujar Della, sambil melangkah menuju ke meja Ando.
"Aduhh udah keluar nih macannya," ujar Ibra.
Mendengar perkataan Ibra, Della langsung menghentikan langkahnya. "Apa Lo? Mau minta gue gorok juga?"
"Aduhh takuttt," ujar Ibra, dengan suara pura pura takut.
"Sumpah ya kenapa sih cowok-cowok kelas sini pada ngeselin." Protes Della, yang membuat Ibra, Bima, dan Ando tertawa.
"Ganggu waktu ketemu sama kucing gue aja." Gerutu Della, sambil membawa kandang kucing keluar dari kelasnya untuk ke belakang kelas.
Della terkejut melihat belakang kelasnya sudah tidak ada kucing yang kemaren. Hal itu membuat Della mencari di sekitar sana.
Karena tidak kunjung menemukannya, akhirnya Della pun kembali ke kelasnya dengan tak bersemangat.
"Dell, kenapa?" Tanya Naumi, saat melihat Della dengan lemas duduk di bangkunya.
"Della kenapa? kucing lo kabur ya?" Tanya Ando, berniat menggoda Della.
"Jangan-jangan Kucing siluman," ujar Ibra, yang membuat sekelas tertawa terkecuali Della, Naumi, Aurel dan Irvan tentunya.
"KALIAN SEMUA KENAPA SIH?" Tanya Della, dengan berteriak.
"Lagi ngetawain kucing Lo yang hilang lah." Balas Bima.
"Bener yang di katakan Bima," ujar Adit, teman Ando.
"Nggak lucu tau nggak, kalian tuh nggak tau ya gimana sedihnya gue kehilangan kucing yang baru di temuin kemaren. Padahal hari ini gue udah beliin makanan kucing di mall" ujar Della, sambil menatap galak murid laki-laki di kelasnya.
"Berlebihan banget sih Lo," ujar Laura.
"Gue nggak merasa berlebihan." Balas Della.
"Lebay tau nggak, Lo sebenernya lagi caper kan sama Irvan?" Tanya Laura.
"Loh ngapain gue caper ke Irvan?" Tanya Della.
"Ya kenapa nggak? Dia paling ganteng di kelas sini," ujar Laura.
"Tanpa gue caper, Irvan juga bakal jadi milik gue ya," ujar Della, yang membuat semuanya menatap Della terkejut. Begitupun dengan Irvan yang sedari tadi main game di bangkunya.
"Ohhh Lo suka sama Irvan?" Tanya Laura.
"Irvan yang suka gue." Balas Della, sambil menatap Irvan yang sedang menatapnya tajam.
Dengan jail, Della mengedipkan satu matanya untuk Irvan. Irvan dengan cepat langsung berdecih.
"Kepercayaan diri Lo tinggi juga ya," ujar Laura.
"Lo ada masalah apa sih sama gue? Perasaan gue nggak pernah nyenggol Lo deh," ujar Della.
"Lo nyenggol teman gue." Balas Laura.
"Hah?siapa?" Tanya Della.
"Kyra." Balas Laura.
"Yang nanya," ujar Della, sambil menjulurkan lidah ke arah Laura.
Laura membalasnya dengan tatapan jijik.
Aurel dan Naumi yang melihat itu pun, langsung tertawa terbahak-bahak.
"Van, Irvan." Panggil Della, yang tidak mendapat respon apa-apa dari Irvan.
Padahal Della niatnya ingin membuktikan bahwa Irvan adalah miliknya di depan Laura. Eh dengan menyebalkannya Irvan tidak merespon panggilannya. Hal itu membuat Laura menjadi tersenyum penuh kemenangan.
Della mendekat ke meja Irvan sambil memanggil Irvan dengan sebutan Sayang, hal itu membuat Bima dan Ibra melotot tak percaya. Sepertinya bukan hanya dua teman Irvan, semua murid yang ada di kelas pun tak percaya mendengar itu.
"Sayang, lagi bad mood ya?" Tanya Della, sesampainya di hadapan Irvan.
"Sana." Usir Irvan. Sambil mendorong tubuh Della untuk menjauh.
"Kok ngusir sih, padahal aku kesini nanyain baik-baik," ujar Della, sambil menunduk menahan tangisannya karena malu. Respon Irvan
Tidak seperti ekspektasinya.
Irvan mematikan game nya, dia menatap Della yang sedang menunduk.
"Lo hari ini berisik banget," ujar Irvan.
"Ya lihat sendiri kan tadi gue di omongin berlebihan sama Laura." Balas Della.
"Nggak usah di urusin," ujar Irvan.
"Nggak bisa lah, ngelunjak nanti." Balas Della.
"Sana balik ke meja Lo," ujar Irvan, sambil merapihkan rambut Della.
"Siap pacar," ujar Della, sambil tersenyum sumringah.
Tentu saja interaksi Della dan Irvan tadi tak luput dari pandangan murid kelasnya.
Della sempat melihat ke arah Laura, cewek itu menatap sebal Della.
"Baru aja kemaren masuk, udah ada couple baru aja," ujar Ibra.
"Siap-siap jadi tempat Bucin nih kelas," ujar Bima.
"Harusnya satu kelas makan gratis di kantin nggak sih?" Tanya Aurel, memberi kode agar Irvan dan Della mentraktir.
"Iya, harusnya kan gitu." Balas Naumi.
"Istirahat nanti kita makan gratis, mau di bayarin Della," ujar Bima.
"Okey nanti istirahat kalian pesen apa aja deh terserah, nanti gue yang bayar," ujar Della, yang membuat semuanya heboh. Terkecuali Laura dan Irvan yang hanya cuek di bangkunya.
"Dell, sejak kapan Irvan pacaran sama Lo?" Tanya Aurel, sedikit berbisik.
"Dari kemaren." Balas Della.
***
Istirahat kali ini, Della satu meja dengan Irvan dan teman-temannya. Sebenarnya Della tak enak harus berpura-pura menjadi pacar Irvan.
"Dell, Lo kok nggak makan nasi gorengnya?" Tanya Aurel.
"Dari tadi gue lihatin Lo bengong sambil ngacak-ngacak tuh nasgor deh," ujar Naumi.
"Lagi nggak nafsu makan." Balas Della.
"Loh kenapa? Lo baru kemaren pacaran sama Irvan kan?" Tanya Aurel.
"Nanti gue ceritain." Balas Della.
"Dell Lo mau makan bakso gue aja?" Tanya Bima.
"Nggak Bim, makasih." Balas Della.
Irvan beranjak dari tempat duduknya, hal itu membuat teman-temannya langsung menatap Irvan dengan bingung.
"Irvan kenapa sih?" Tanya Bima.
"Cemburu kali, lihat Lo nawarin bakso ke Della." Balas Ibra.
"Aduh gue lupa ya, sekarang Della ada pawangnya," ujar Bima.
"Gue tuh masih kaget lihat tadi Irvan megang-megang rambut Della, Kalian kapan jadiannya sih?" Tanya Ibra, sambil menatap Della.
"Kemaren." Balas Della.
"Perasaan gue sama Ibra nggak pernah lihat kalian Deket deh," ujar Bima.
"Iya lah, Kita kan cuma pura-pura," Balas Della, dengan suara pelan.
"HAH?MAKSUDNYA?" Tanya Aurel, dengan nada tinggi.
"Ihh jangan keras-keras, nanti pada denger," ujar Della.
"Maksud Lo apa sih?" Tanya Naumi.
"Pura-pura biar apa?" Tanya Bima.
"Jadi Lo cuma pura-pura?" Tanya Ibra.
"Iya, jangan sampe bocor ya." Balas Della.
"Iya, siapp." Balas mereka berempat.
"Oke gue bakal ceritain ke kalian, kenapa gue sama Irvan pura-pura pacaran," ujar Della.