Della dan Irvan sedang berada di perjalanan menuju rumah Irvan, Sehabis makan tadi, Irvan memaksa Della untuk ke rumahnya. Dia tidak mau hanya berduaan di Rumah Della.
Di tengah perjalanan, Della melihat ada pasar malam. Hal itu membuat Della memaksa Irvan untuk mampir ke pasar malam tersebut.
Dengan terpaksa, Irvan memasuki pasar malam. Tentu saja Della sengat senang, dia jarang sekali ke pasar malam.
"Pengen beli hotang," ujar Della.
"Rame." Balas Irvan, yang Della tau maksudnya.
"Yaudah, mau cireng," ujar Della.
"Orangnya mau pulang." Balas Irvan, sambil menatap penjual cireng yang bersiap-siap untuk pulang.
"Ihh terus aku beli apa?" Tanya Della, dengan kesal.
"Gak usah." Balas Irvan, yang membuat Della makin kesal.
"Ngapain kesini kalau nggak mau jajan?" Tanya Della.
"Lihat-lihat." Balas Irvan, dengan santainya.
"Mau cilok," ujar Della.
"Yaudah sana beli." Balas Irvan.
"Lo nggak ada inisiatif buat ngebeliin?" Tanya Della.
"Nggak." Balas Irvan.
"Lo kan cowok, harusnya Lo ngebeli in si cewek." Protes Della.
"Lo bukan cewek gue, beli sendiri," ujar Irvan.
"Ngeselin Lo," ujar Della, sambil turun dari motor Irvan untuk membeli cilok.
Beberapa menit menunggu, akhirnya Della menghampiri dengan plastik berisi cilok yang ada di tangannya.
"Apa lagi?" Tanya Irvan.
"Es Boba." Balas Della.
"Naik," ujar Irvan.
"Iya, ini juga gue mau naik." Balas Della.
Setelah Della naik ke montor Irvan, Irvan langsung menjalankan motornya menuju stand Boba.
"Pegangin ciloknya, aku mau beli Boba dulu," ujar Della, sambil menyodorkan plastik cilok ke Irvan.
"Gak, gue aja." Balas Irvan, turun dari motor.
"Yaudah," ujar Della.
"Selain Boba, mau apa lagi?" Tanya Irvan.
"Cilok sama Boba udah cukup." Balas Della.
"Oke, bentar," ujar Irvan, sambil mendekati stand es Boba.
***
Sesampainya di rumah Irvan, Della di sambut hangat oleh Maya dan Andra. bahkan Bi indah, pembantu rumah Irvan. Sudah membuatkan Della dan Irvan minuman dan cemilan.
"Bi nggak usah repot-repot, Della sama Irvan udah beli Es Boba tadi," ujar Della, kepada Bi Indah yang meletakan minuman dan beberapa cemilan di atas meja.
"Nggak papa Non, siapa tau nanti haus lagi." Balas Bi Indah.
"Makasih ya Bi," ujar Irvan dan Della, hampir bersamaan.
"Iya sama-sama, yasudah Bi indah Tinggal dulu ya." Balas Bi Indah, sambil pergi meninggalkan Della dan Irvan.
"Tante sama Om kok ke kamar Van?" Tanya Della.
"Gue panggilin Mamah, buat nemenin Lo." Balas Irvan, sambil berdiri dari tempat duduknya.
Tadi sehabis menyambut Della dengan hangat, Maya dan Andra langsung ke kamar mereka sambil menyuruh Bi indah untuk membawakan minuman ke ruang tamu.
"Jangan Van, mungkin Tante Maya mau istirahat." Balas Della, sambil mencegah Irvan untuk pergi.
"Terus Lo sama siapa?" Tanya Irvan, dengan jutek.
"Sama Lo." Balas Della.
"Gue mau ke kamar," ujar Irvan.
"Dihh, kok gitu sih?" Tanya Della.
"Mau nge-game." Balas Irvan.
"Disini kan bisa," ujar Della.
"Nggak nyaman." Balas Irvan.
"Ihh masa gue sendirian di sini, nggak mau." Protes Della.
"Sambil makan tuh cilok," ujar Irvan. Sambil menatap plastik berisi cilok di atas meja.
"Bareng, gue beli buat Lo juga Van." Balas Della.
"Gue nggak pengen," ujar Irvan.
"Ya terus mau di buang? Nggak ngehagain gue banget." Gerutu Della, sambil cemberut.
"Gue makan nanti." Balas Irvan.
"Jangan nge-game dulu!" Larang Della.
"Gausah nge larang-larang," ujar Irvan, dengan ketus.
"Yaudah sana, gue di sini sendiri gak papa kok." Balas Della, sambil menundukkan mukanya menahan tangisan.
"Ikut gue." Ujar Irvan, sambil mengambil plastik cilok dan Es Boba.
"Kemana?" Tanya Della, sedikit terkejut.
"Taman belakang." Balas Irvan.
"Lo nggak jadi nge game Van?" Tanya Della.
"Jadi, disana." Balas Irvan.
"Nyaman emangnya?" Tanya Della.
"Iya." Balas Irvan.
"Dimakan ya cilok nya," ujar Della, dengan suara memelan.
"Iya." Balas Irvan.
Sesampainya di taman belakang, Della ternganga melihat desain yang sangat simpel tetapi mewah.
Ada beberapa lampu taman di setiap sudut. Banyak bunga-bunga. Sepertinya Della sangat betah di sini lama-lama, karena memang sangat nyaman.
Della dan Irvan duduk di bangku yang tersedia di taman. Irvan sudah fokus dengan handphonenya, sedangkan Della, dia melepas karet yang mengikat plastik ciloknya.
"Nih makan ciloknya," ujar Della, sambil menyodorkan satu bungkus cilok.
"Nanti." Balas Irvan.
"Keburu dingin, gue suapin aja," ujar Della.
Irvan yang mendengar perkataan Della pun langsung menoyor kepala Della dengan pelan.
"Modus," ujar Irvan, yang di balas kekehan oleh Della.
"Gue siapin ya?" Tanya Della.
"Hmm." Balas Irvan.
"Boleh nih?" Tanya Della.
"Serah Lo." Balas Irvan.
Della pun memasukan potongan cilok ke dalam mulut Irvan, menggunakan tusukan yang di beri oleh pedagang cilok.
"Enak nggak?" Tanya Della.
"Lumayan." Balas Irvan.
"Hmm iya," ujar Della, sambil menyuapkan cilok ke mulutnya sendiri.
"Mau lagi nggak Irvan?" Tanya Della, yang membuat Irvan merasakan ada getaran aneh di hatinya ketika Della menawarinya dengan nada yang sangat halus, seperti seorang ibu yang sedang menawarkan makanan kepada anaknya.
"Kok diem aja sih?" Tanya Della.
"Hmm apa?" Tanya Irvan.
"Mau lagi nggak?" Tanya Della.
"Iya." Balas Irvan, yang membuat Della tersenyum senang.
"Makan yang banyak ya," ujar Della, sambil menyuapi Irvan cilok.
"Besok malam beli lagi," ujar Irvan.
"Bilang aja mau ngajak gue malming-an," ujar Della, sambil cengengesan.
"Gue beli sendiri." Balas Irvan.
"Ihh ikut," ujar Della.
"Oke, gue jemput jam delapan," ujar Irvan.
"Siap." Balas Della.
"Mau naik biang Lala ya nanti," ujar Della.
"Terserah Lo." Balas Irvan.
"Mau beli hottang," ujar Della.
"Iya." Balas Irvan.
"Mau beli es capcin juga," ujar Della.
"Iya." Balas Irvan.
"Awas ya nanti kalau nggak beli," ujar Della.
"Hmm." Balas Irvan.
"Irvan, pengen pulang," ujar Della.
"Bentar, lagi main." Balas Irvan.
"Ihh nanti keburu malam," ujar Della.
"Lo bisa sabar nggak sih," ujar Irvan, dengan nada membentak Della.
"Lo kok kasar sih, gue kan cuma bilang kalau nanti keburu malam," ujar Della, sambil memalingkan mukanya agar tidak menghadap ke Irvan.
"Hmm." Balas Irvan.
"Lo nggak ada niatan minta maaf?" Tanya Della.
"Gak." Balas Irvan.
"Dih, kok gitu?" Tanya Della.
"Biarin." Balas Irvan, dengan santai.
"Nyebelin tau nggak." Gerutu Della, sambil menghentak-hentakan kakinya ke tanah.
"Ayo pulang," ujar Irvan.
"Panggilan Om sama Tante, mau pamitan." Balas Della.
"Oke, Lo ke ruang tamu dulu aja," ujar Irvan.
"Jangan lama-lama ya," ujar Della, sambil melangkah menuju ruang tamu. Sedangkan Irvan, dia melangkah menuju kamar Orang tuanya.