Della menatap sekitarnya, ternyata tidak ada yang memperhatikan meja makannya. Hal itu membuat Della tenang.
"Jadi gue sama Irvan tuh cuma pura-pura pacaran, ya saling menguntungkan juga sih sebenarnya pura-pura ini tuh," ujar Della.
"Bukannya cuma menguntungkan di Lo karena tadi bisa bikin Laura sebal?" Tanya Aurel.
"Ya nggak lah, Irvan juga sama untung. Dia bisa terbebas dari si kayra." Balas Della.
"Ohhh gue paham," ujar Naumi.
"Lo kapan bikin rencana pura-pura pacaran sama Irvan?" Tanya Bima.
"Kemaren Irvan ngakuin gue sebagai pancarnya ke Kyra. Nah hari ini gue yang ngakuin Irvan jadi pacar," ujar Della.
"Nggak di rencanakan?" Tanya Ibra.
"Iya." Balas Della.
Semuanya pun mengangguk.
Pembicaraan mereka terhenti ketika Irvan kembali ke mejanya, sambil membawakan Es Boba dan satu bungkus roti.
"Makan," ujar Irvan, kepada Della.
Della dengan bingung menatap Irvan, lalu Della mengambil Es Boba dan Roti yang ada di tangan Irvan sambil tersenyum.
"Makasih Ganteng," ujar Della, dengan genit.
"Hmm." Balas Irvan, dengan cuek.
"Lo kok tau sih gue suka banget sama Es Boba?" Tanya Della.
"Kebetulan." Balas Irvan.
Irvan berbohong, karena sebenarnya dia tadi menanyakan kepada Mamahnya Della apa kesukaan Della melalui pesan what's App.
"Padahal gue lagi nggak mau makan, ehh di kasih Es Boba sama Roti," ujar Della.
"Makan Dell," ujar Irvan.
"Iya, ini mau gue makan kok." Balas Della.
"Yakin nih cuma pacaran pura-pura?" Tanya Ibra, menggoda Della dan Irvan.
"Lo tau?" Tanya Irvan.
"Della udah cerita." Balas Ibra.
"Ohh," ujar Irvan.
"Pulang ini kalian ada acara nggak?" Tanya Naumi.
"Nggak ada." Balas Bima.
"Gue mau pergi ke rumah Tante gue." Balas Aurel.
"Nggak ada sih kayaknya." Balas Ibra.
"Gue pulang ini mau ke mall." Balas Della.
"Sama siapa?" Tanya Aurel.
"Sendiri." Balas Della.
"Lo berani emangnya sendirian?" Tanya Naumi.
"Ya nggak lah, udah tau gue nggak berani sendirian kalau ke mana-mana. Masi aja tanya," ujar Della.
"Jadi Lo sama siapa?" Tanya Aurel.
"Sama temen SMP gue." Balas Della.
"Cowok apa cewek Dell?" Tanya Ibra.
"Ihh kok Lo kepo sih," ujar Della.
"Yah masa nggak boleh," ujar Ibra, dengan raut muka sedih yang di buat-buat.
"Cowok." Balas Della.
***
Se pulang sekolah, Irvan menjaga Lily, keponakannya yang di titipkan di rumahnya tadi siang sampai nanti malam.
"Bang Irvan, Lily mau lihat YouTube," ujar Lily, sambil menarik handphone yang ada di tangan Irvan.
"Mau lihat apa?" Tanya Irvan.
"Super Jojo." Balas Lily, yang langsung di mengerti oleh Irvan.
Lily anak kecil berumur Lima tahun ini, memang sangat kerap meminjam handphone Irvan untuk menonton Super Jojo saat sedang berada di rumah Irvan.
"Sini," ujar Irvan, sambil mendudukkan Lily pahanya.
"Bang Irvan, wangi banget," ujar Lily sambil menyandarkan kepalanya di dada Irvan.
Irvan hanya tersenyum tipis, mendengar perkataan Lily barusan.
"Lily udah makan belom?" Tanya Irvan.
"Udah, tadi di suapin Tante Maya." Balas Lily.
Irvan hanya mengangguk mendengar balasan dari Lily.
Tling
Handphone Irvan berdering, tanda ada pesan masuk. Hal itu membuat Lily mendongak untuk menatap Irvan sambil mengangkat handphone untuk di kasihkan ke Irvan.
"Pinter banget," ujar Irvan, sambil mencubit pipi Lily pelan.
Setelah mengecek handphonenya, ternyata ada pesan masuk dari Ibra.
Ibra
Van, sini warmindo
deket rumah gue
Irvan
Ga
Ibra
Ada Della sama
temen-temennya juga
Irvan
Ga ke mall?
Ibra
Gue ngapain ke mall coba?
Gajelas Lo Van
Irvan
Della mksd gue
Ibra
Bentar gue tanyain
anaknya dulu
Irvan
Gak usah!
Ibra
Kok nggak usah?
Lo pengen tau kan?
Irvan
Ga
Ibra
Sini gercep
Irvan
Lagi jagain Lily
Ibra
Ponakan gemesin Lo itu Van?
Irvan
Iya
Ibra
Kok Lo nggak bilang bilang sih
Ehh Lily aja ke sini aja sekalian main
Sama kita
Irvan
Dia bentar lagi tidur
Ibra
Alah alasan Lo
"Bang Irvan," ujar Lily, membuat Irvan mengalihkan pandangannya ke Lily.
"Kenapa Ly?" Tanya Irvan.
"Handphone nya masih lama? Lily mau lanjut nonton jojo." Tanya Lily.
"Lily mau ikut Abang nggak?" Tanya Irvan.
"Kemana bang?" Tanya Lily.
"Ketemu temen Abang." Balas Irvan.
"Aaa mau ikut," ujar Lily.
"Abang siap-siap dulu," ujar Irvan.
"Oke Bang." Balas Lily.
Irvan mengambil Hoodie, kunci mobil, dan dompetnya. Setelah itu dia mengendong Lily untuk keluar kamarnya.
Di mobil, Irvan mendudukkan Lily di kursi sebelahnya. tidak lupa dia memasangkan sabuk pengaman untuk Lily.
Irvan menggunakan mobil karena mengajak Lily yang masih kecil.
Irvan dan Lily hanya berdua di rumah, hal itu membuat Irvan tidak izin terlebih dahulu untuk pergi kepada Mamahnya.
"Abang Lily mau beli ice cream ya," ujar Lily.
"Iya nanti mampir minimarket." Balas Irvan.
"Beli tiga ya," ujar Lily, sambil tersenyum memperlihatkan giginya.
"Nggak boleh." Balas Irvan.
"Ihh mau tiga," ujar Lily, sambil cemberut.
"Satu aja, nanti sama beli roti aja," ujar Irvan.
"Roti yang kaya di Doraemon," ujar Lily.
"Iya." Balas Irvan.
"Lima ya," ujar Lily.
"Iya." Balas Irvan.
"Kok Roti boleh lima, ice cream nggak boleh lebih dari satu." Gerutu Lily.
"Ice cream nggak bikin kenyang," ujar Irvan.
"Ohh gitu ya Bang." Balas Lily.
"Iya, ini sebentar lagi sampai mini market," ujar Irvan.
"Yeyyy mau beli ice cream sama roti kaya Doraemon," ujar Lily, dengan muka berseri-seri.
"Kamu mau ikut turun dek?" Tanya Irvan.
"Mau nunggu di mobil aja." Balas Lily, yang di anggugki oleh Irvan.
"Bang Irvan, boleh nambah nggak?" Tanya Lily.
"Mau nambah apa?" Tanya Irvan.
"Susu kotak dua." Balas Lily.
"Oke." Balas Irvan, yang membuat Lily makin senang.
"Lily sayang sama Bang Irvan," ujar Lily, yang membuat Irvan tersenyum.
"I know." Balas Irvan.
"Bang Irvan, Lily pengen jadi Adek Bang Irvan," ujar Lily.
"Kan udah." Balas Irvan.
"Jadi Adek kandung," ujar Lily.
"Lily udah Bang Irvan anggap seperti Adek sendiri," ujar Irvan.
"Beneran Bang?" Tanya Lily.
"Beneran." Balas Irvan, sambil mengacak rambut Lily.
"Ihh tangannya nakal," gerutu Lily.
Irvan yang mendengar gerutuan Lily langsung terkekeh, Irvan sangat gemas dengan keponakannya itu.
"Bang Irvan, kapan sampai di mini marketnya," ujar Lily.
"Bentar lagi, itu udah kelihatan dari sini." Balas Irvan.
"Nanti habis dari mini market, ke temennya Bang Irvan ya?" Tanya Lily.
"Iya, mau kan?" Tanya Irvan.
"Mau bangettt." Balas Lily, dengan antusias
"Pinter," ujar Irvan.
"Ihh Lily bukan pinter, tapi pinter banget." Protes Lily.
"Iya, Lily pinter banget," ujar Irvan, yang membuat Lily tersenyum senang.