Mo Yuzhi berjalan mengikuti Yue di belakangnya sambil terus memperhatikan Yue yang penuh kejutan bagi Mo Yuzhi.
Sembari menunggu kejutan apa lagi yang akan Yue berikan padanya terutama ia menanti apa yang akan Yue lakukan terhadap kabut yang berada di dalam yang mungkin mengetahui tentang bagaimana Yue mengatasinya karena bagaimanapun Yue seperti terlihat sudah terbiasa menjalani kegiatan mencuri artefak itu.
Apalagi Yue mangatakan jika dirinya tengah menargetkan gua yang telah disegel oleh Mo Yuzhi ini yang berarti mungkin dirinya juga sudah mengetahui tentang kabut berbahaya didalam karena sudah memeriksanya terlebih dahulu.
Jalan dalam gua yang gelap serta udara tipis yang lembab di dalam gua tak menghalangi setiap Langkah yang Yue ambil apalagi Langkah Mo Yuzhi yang dirinys sendiri memang tidak masalah dengan keadaan itu karena bahkan para iblis memang sudah tinggal lama dalam kegelapan, semua manusia tau itu.
Pada awalnya iblis yang baru muncul melewati perbatasan memiliki masalah dengan cahaya matahari namun setelah beberapa ratus tahun mereka telah menjadi terbiasa walau mereka lebih berharap langit terus diliputi awan mendung yang gelap sehingga tidak ada cahaya yang masuk.
Disisi lain, Yue yang sudah memiliki banyak pengetahuan tentang iblis tentu mengetahui kemampuan iblis yang dapat melihat dalam gelap dari banyak pengamatan dan pengetahuan yang diberikan oleh Xiao Bai yang merupakan hewan iblis, sehingga ia juga telah terbiasa berjalan dalam gelap karena penglihatannya sudah ia latih sejak lama Bersama Xiao Bai.
"Sejak kapan Mo Yuzhi menemukan gua ini?" batin Yue yang masih bertanya-tanya dan tidak ingat jika dirinya sendirilah yang memberitahukan gua itu pada Mo Yuzhi saat dirinya mabuk.
Tak hanya itu, Yue juga mempertanyakan apa yang terjadi di penginapan tadi dan mahluk apa yang menyerang dirinya, bahkan Yue kini juga penasaran dan sedikit curiga dengan iblis di belakangnya yang telah menyelamatkannya dengan begitu cepat padahal mereka tidak mengenal satu sama lain, hingga Yue hanya dapat mengambil kesimpulan jika pria muda iblis tampan dibelakangnya itu sejak awal mungkin menyadari Yue yang menjual artefak dan ingin menguasai artefak-artefak yang akan dijual agar tidak diberikan kepada kolektor lain.
Setelah berjalan cukup dalam, Yue pun berhenti berjalan . tangannya ia gunakan untuk meraba sehingga sesuatu yang bercahaya nampak di telapak tangan Yue.
"Apa itu?" tanya Mo Yuzhi sedikit terkejut karena ia sebenarnya sudah merasakan aura aneh sebelum akhirnya sebuah artefak lain di dalam gua itu bersinar di tangan Yue.
"Ini artefak iblis, lihat. Warnanya gelap dan tulisan sihirnya berwarna merah tua" jelas Yue yang masih ingat dengan jelas jika artefak itu dirubah oleh Xiao Bai agar dirinya juga bisa menggunakannya.
"Artefak iblis?. Kau yang merubah ini?!" tanya Mo Yuzhi dengan penasaran dan sedikit menyembunyikan keterkejutannya karena semua iblis jelas tau jika hanya iblis tertentu yang dapat merubah artefak menjadi artefa iblis, dan Mo Yuzhi kini penasaran karena bahkan Yue adalah manusia yang tidak mungkin dapat merubah artefak itu.
Yue menggeleng pelan, "bukan aku tapi sahabatku. Dia yang juga memberikan tusuk rambut ini" ucap Yue dengan hati-hati.
Mo Yuzhi pun kembali bertanya-tanya tentang siapa sahabat Yue itu sebenarnya, dan bagaimana bisa mereka bersahabat, dan rasa cemburu pun sedikit hadir dalam hati Mo Yuzhi tanpa ia sadari karena ternyata ada iblis lain yang sudah lebih dulu dekat dengan Yue selain dirinya. Perasaannya kini sama saat dirinya diselingkuhi oleh Yu Xia.
"Apakah sahabatnya itu iblis?, perempuan atau laki-laki?, iblis mana yang dapat begitu dekat dengannya?, apakah iblis itu mengetahui jika dia itu manusia?!" batin Mo Yuzhi yang tak berhenti mendumal dalam hatinya yang diselimuti rasa kesal karena ia kira dirinya adalah satu-satunya iblis yang mengetahui tentang Yue yang baru ia kenal.
Mo Yuzhi menutupi kedua mata merahnya karena silau langsung menyambutnya begitu ia keluar dari gua yang gelap, cahaya matahari yang berada tepat menyinari kea rah wajahnya membuat ia memalingkan wajahnya untuk beberapa saat. Walau ia sudah terbiasa dengan sinar matahari namun tetap saja ia adalah iblis yang seharusnya hidup dalam gelap sehingga cahaya mathari itu cukup mengganggunya.
Berbeda dengan Yue yang justru merasa sedikit lega karena ia dapat melihat semuanya dengan jelas sekarang walau ia sendiri jugs lebih menyukai malam hari.
Di depan mereka berdua adalah sebuah hutan belantara dengan sebuah puncak bangunan seperti pagoda yang tertutup kabut tebal. Namun untuk mencapai pagoda itu mereka harus melewati jembatan gantung yang memiliki jurang yang tidak diketahui kedalamannya karena bahkan jurang tersebut juga diisi oleh kabut yang bagai sungai awan yang mengalir dengan tenang.
Mo Yuzhi menyerengitkan dahinya pada puncak pagoda yang tertutup banyak kabut disana, "jadi disana kabutnya ya, kukira ada di dalam gua" batinnya. Mo Yuzhi sendiri tidak terlalu terkejut karena bangunan-bangunan seperti pagoda, kuil dan lainnya yang menjadi tempat suci manusia kini letaknya banyak yang tersembunyi karena takut sisa-sisa tempat itu dihancurkan oleh iblis.
"Apakah itu pagoda penjaga?" ucap Mo Yuzhi mengikuti Yue yang akhirnya berhenti tepat di pinggir jurang sebelum ia melangkahkan kakinya ke atas jembatan.
"Oh, um benar. Itu pagoda penjaga para pembawa lentera" ucap Yue yang tidak memperhatikan Mo Yuzhi karena ia sibuk menatap jurang yang tidak ia ketahui dasarnya. Beberapa kali tegukan sudah Yue lakukan untuk menelan air liur di dalam mulutnya. Kedua mata Yue mendadak buram beberapa kali. Ia tidak menyangka jika jembatan ini melewati jurang yang begitu hening. Tapi meski digunakan untuk melewati atas sungai yang berisik akan alirannya sekalipun Yue tetap tidak dapat menghindari rasa takutnya terhadap ketinggian dan tempat gelap seperti jurang.
Benar. Yue takut dengan gelap dan di satu sisi ia juga menyukainya, namun kegelapan di dalam jurang dengan kegelapan di malam hari jelas memiliki suasana dan tempat yang berbeda jadi tidak dapat disamakan kedua kegelapan itu.
"Kita mau kesana?" tanya Mo Yuzhi lagi
"Y-ya, kita akan ke-kesana…" ucap Yue yang berusaha menepis rasa takutnya. Ia mengepalkan tangannya yang telah berkeringat dingin dengan sekuat tenaga dan membiarkan kakinya yang juga sudah bergetar melangkah ke atas jembatan gantung.
"Tunggu…" Mo Yuzhi berjalan hingga berada di samping Yue dan menggenggam tangannya.
Yue terkejut namun ia tak bisa berkata apapun setelah Mo Yuzhi menariknya untuk jalan Bersama di atas jembatan gantung itu.
"Kita jalan Bersama agar seimbang" jelas Mo Yuzhi yang dengan jelas dapat melihat ketakutan di wajah Yue, walaupun ia menyukai Yue tenga berwajah seperti itu namun ia dengan jelas mengatakan jika hanya dirinya yang boleh membuat wajah Yue seperti itu, ia tidak mengizinkan alam ataupun dewa langit sekalipun menakutinya. Hanya Mo Yuzhi satu-satunya yang boleh membuat Yue berwajah ketakutan.
Mengiyakan perkataan Mo Yuzhi tanpa berkata-kata, Yue hanya membiarkan tangan Mo Yuzhi yang lebih besar darinya menggenggam tangannya. Yue tidak tau harus tenang atau bertambah gelisah, tapi setidaknya ia dapat merasakan ketakutannya sedikit berkurang saat Mo Yuzhi berjalan disampingnya.
Angin beberapa kali berhembus menerpa mereka berdua dan jembatan yang kemudian tak lagi ramah dipijak. Mo Yuzhi tidak memiliki masalah sama sekali dengan angin itu ataupun jika dirinya jatuh sekalipun mungkin itu lebih baik baginya untuk berjalan dibawah jurang yang gelap dibawah sana daripada di atas jembatan yang dipenuhi cahaya.
Berbeda dengan Yue yang berpegangan erat dengan tali yang ada disana, bahkan matanya hanya ia fokuskan pada punggung Mo Yuzhi yang berjalan sedikit lebih cepat darinya karena Langkah kaki mereka yang jelas berbeda jika harus dibandingkan dengan Langkah kaki Mo Yuzhi yang lebih lebar karena tinggi tubuhnya.
Tanah yang dipenuhi oleh rumput di seberang jurang kini sudah diinjakan oleh mereka berdua setelah akhirnya dapat melewati jembatan dengan selamat.
Setelah berjalan beberapa Langkah, Yue mulai berjalan dengan menyentuh pepohonan karena kakinya yang masih terasa bergetar serta lemas dan tentu saja ia tidak mungkin menunjukan kelemahan seperti itu di depan iblis.
Pemandangan hutan yang agak gelap karena sinar matahari yang tidak dapat menembus lebatnya pepohonan kini mulai membuat mata Yue harus bekerja lebih keras lagi, bahkan disaat semua yang ia lihat semakin memudar Ketika ia mulai mendekati daerah yang memiliki kabut tebal didalamnya.
Melihat Yue yang sepertinya berjalan begitu saja, Mo Yuzhi pun menyimpulkan jika Yue sebenarnya tidak mengetahui tentang kabut itu.
Sebelum Yue melangkahkan kakinya memasuki kabut, Mo Yuzhi menggunakan kekuatannya untuk membangun pembatas sehingga Yue tidak dapat memasukinya dan Mo Yuzhi pun menunggu reaksi Yue.
Bingung denga napa yang terjadi, Yue mencoba beberapa kali dan ia tetap tidak dapat melangkahkan kakinya karena seperti ada pembatas tak kasat mata di depannya, "apa ini?. Aku tidak dapat masuk…" batin Yue yang sedikit khawatir mengingat gua tempat masuk tadi sudah memiliki segel raja iblis, jadi Yue berfikir kemungkinan jika Mo Yuzhi telah melakukan sesuatu pada tempat ini sehingga manusia tidak dapat memasukinya, padahal dirinya beberapa minggu lalu bisa memasuki tempat itu untuk memeriksa.
Mo Yuzhi pun berjalan mendekati Yue, "ada apa?. kau tidak melanjutkan perjalanan?" tanya Mo Yuzhi dengan penasaran.
"Itu, sepertinya kitab isa menunggu sebentar sampai malam tiba"
"Kenapa?, bukankah kita harus pergi ke pagoda itu?" tanya Mo Yuzhi lagi, "oh sepertinya kabut ini agak aneh?" gumam Mo Yuzhi dan mencoba melangkahkan kakinya memasuki kabut dan tanpa disangka Yue telah menahan Mo Yuzhi agar tidak memasuki kabut setelah dirinya ingat jika kabut disana berbahaya untuk iblis.
"Tunggu!"
"Ada apa?"
"Jangan… kabut itu, aku baru ingat. Kabut ini berbahaya untuk iblis. Berbahaya untuk kita!" ucap Yue.
Setelah mendengar pernyataan itu, rasa penasaran Mo Yuzhi pun telah sedikit terjawab, "berbahaya untuk kita?, bagaimana kau tau?" tanya Mo Yuzhi yang masih penasaran dengan hal lainnya karena Yue hanya mengatakan jika kabut itu berbahaya untuk iblis dan tidak menyebutkan manusia di dalamnya seperti yang dilaporkan prajuritnya saat mengambil sampel kabut yang belum sempat ia periksa.