Chapter 14 - Abu-abu

"Oh kau benar" ketua kelompok itu langsung berjongkok menatap kedua mata Yue dengan bingung karena ia jelas juga melihat kedua mata Yue berwarna merah karena pengaruh tusuk rambut iblis itu, namun tidak ada aura iblis sama sekali.

"Kau mahluk kecil, katakan apa kau manusia atau iblis?" tanya ketua itu dengan serius dn terlihat berpengalaman, bahkan jika yang dihadapannya adalah iblis besar sekalipun ia tidak takut.

Ketua kelompok pembawa lentera dan Mo Yuzhi sama-sama menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Yue, apakah ia akan menjawab jika dirinya manusia agar selamat atau iblis dengan maksud lain.

"Siapa kau?, kau bahkan tidak berhak mengetahui namaku!" ucap Yue dengan lantang. Ia selalu membenci para pembawa lentera karena merekalah awal dari kesulitan Yue. Ia harus bertahan hidup diluar perlindungan dengan iblis dimana-mana, jika saja tidak ada Xiao Bai yang selalu menjadi lentera penuntun jalannya, Yue pasti tidak akan berada di tempat itu dan mengenal Mo Yuzhi.

Jawaban Yue yang tidak memilih salah satu, iblis atau manusia dengan jelas membuat ketua manusia itu kesal, namun tidak bagi Mo Yuzhi yang lagi-lagi dibuat terkejut dengan sikap Yue yang sulit ia tebak.

Entah kenapa, Mo Yuzhi sangat senang mendengar jawaban Yue. Mungkin karena dirinya sendiri juga membenci manusia dan iblis secara bersamaan, tapi ia tidak pernah akan mengakui itu jika dalam dirinya ia membenci dirinya yang seorang iblis. Karena dirinya iblis, ia tidak dapat memiliki Yu Xia, seorang manusia yang ia cintai.

Ketua pembawa lentera masih menatap Yue dengan kesal sambil diam-diam menebak apakah Yue adalah iblis yang sedang menyamar atau memang manusia yang dapat menggunakan banyak artefak yang tak lain adalah pencuri artefak yang sering dibicarakan di seluruh daratan.

"Baik, sepertinya kita menemukan kunci masalah dari lima daratan utama" gumam sang ketua. Ia lalu menggerakan dua jarinya untuk membentuk array di lantai lalu menancapkan artefak miliknya yang berupa pedang.

"Pengekang!" ucapnya setelah membaca mantra, dan Yue pun tidak dapat menggerakan bibirnya juga tubuhnya yang seperti mati rasa.

"Ketua apa yang kau lakukan?"

"Kurasa dia bukan iblis. Kita akan membawanya ke daratan setelah tugas utama selesai"

"Bu-bukan iblis?, kau yakin?"

"Iblis mana yang bisa masuk dalam pengekang ini?, ini hanya untuk tawanan manusia…" jelas ketua itu. Kelima orang lainnya mengangguk mengerti kecuali sip ria lembut yang masih memasang wajah takut dan khawatir.

"Ba-bagaimana jika dia hanya berpura-pura?. Bukankah iblis sering menjebak dan menipu?, bagaimana jika dia iblis yang sengaja disini untuk tugas menyusup masuk ke salah satu daratan?"

"Tidak mungkin. Aku sangat yakin jika dia manusia. Dan mungkin dia pencuri artefak itu"

"Pencuri artefak itu?!"

"Ya. Kita akan menyerahkannya ke penatua nanti. Sekarang ayo pergi sebelum malam tiba"

Sementara Yue hanya bisa mengikuti perginya para pembawa lentera tanpa bisa melawan sedikitpun, ia benar-benar tidak bisa bergerak kecuali bergerak dengan perintah yang sudah diberikan pemasang kekang. Kini Yue bagai anjing yang harus mematuhi tuannya pergi dengan rantai di lehernya.

Disisi lain Mo Yuzhi tetap mengikuti dari belakang. Mo Yuzhi sendiri tau kenapa para pembawa lentera itu sering bergerak siang hari karena jika malam hari akan terlalu banyak iblis yang berkeliaran, sedangkan siang hari hanya para penjaga iblis yang terus berpatroli dengan naga-naga terbangnya.

"Jadi apa yang ingin mereka lakukan kali ini?" tanya Mo Yuzhi. Dirinya bahkan masih penasaran dengan pagoda di belakang pagoda Tian Gao, dan juga pedang batu bintang yang masih ia genggam bagai menggenggam tangan Yu Xia dengan erat sampai-sampai dirinya tidak menyadari jika pedang itu adalah artefak yang dapat melukai tangannya. Lebih tepatnya Mo Yuzhi tidak peduli dengan tangannya yang saat ini sudah terluka, seperih apapun tangannya itu tidak akan mempengaruhi hatinya yang masih memiliki Yu Xia didalamnya. Yu Xia yang ia izinkan untuk terus menggores hatinya.

Tidak dapat melakukan banyak hal selain mengikuti Langkah perginya kelompok pembawa lentera itu, Yue hanya berkutat pada isi kepalanya yang mulai membuat banyak rencana.

Sebelum itu, Yue lebih dulu mencoba mengingat apa yang terjadi padanya setelah memasuki pagoda sampai dirinya tidak sadarkan diri. Bahkan ia juga baru ingat jika ia tidak melihat Mo Yuzhi lagi.

"Kemana iblis itu?" batin Yue, sayangnya ia hanya bisa melihat kedepan sehingga ia tidak dapat melihat ke sisi lain dimana Mo Yuzhi mungkin saja bersembunyi karena sesungguhnya para iblis biasa tidak terlalu berani pada para pembawa lentera yang dapat menggunakan artefak.

Dan begitulah fikiran Yue tentang Mo Yuzhi yang tidak ia ketahui identitas aslinya. Ia berfikir jika Mo Yuzhi bersembunyi atau mungkin sudah pergi karena meliht pembawa lentera walau nyatanya Mo Yuzhi dengan santai mengikuti kelompok pembawa lentera itu di belakang hanya dengan berjarak sepuluh Langkah saja.

Tentu saja manusia mana yang berani melawan raja iblis?, bahkan para cultivator terdahulu yang memiliki tingkat tinggi pun telah menjadi abu di tagannya.

Daripada memikirkan kemana iblis yang Bersama dengannya tadi, Yue lebih memilih memfokuskan pendengaran telinganya untuk mendengar percakapan ketua kelompok yang berada di depan untuk memimpin jalan Bersama dengan seseorang yang diketahui sebagai wakilnya. Wakilnya adalah orang yang harus memiliki kemampuan satu tingkat dibawah ketua untuk membantunya menjalankan tugas.

Beberapa kalimat telah Yue dengar, salah satunya tentang dirinya yang mereka curigai jika dirinya adalah pencuri artefak. Yue yang mendengar itu tentu saja sedikit khawatir, namun kekhawatiran Yue teralihkan oleh pembicaraan lain tentang misi mereka yang ingin mengambil sebuah artefak suci untuk memperkuat pertahanan daratan.

Yuea sedikit melirikan matanya kea rah ikat pinggang pria lembut yang memiliki tinggi hampir sama dengan Yue. Pria lembut itu berdiri di samping kiri Yue. Sebuah plat batu giok berwarna biru cerah dengan lambang phoenik terukir disana sehingga Yue mengetahui darimana kelompok pembawa lentera ini.

"Sepertinya mereka dari daratan musim dingin… hah" Yue sedikit menghela nafas lega karena ia sedikit merasakan ketakutan jika mereka dari daratan musim semi tempatnya dulu pernah tinggal.

Yue sendiri tau jika daratan musim dingin dengan daratan musim semi tidak memiliki hubungan yang baik walau mereka masih harus tetap Bersatu sebagai lima daratan besar utama.

Setelah berjalan untuk beberapa saat, akhirnnya mereka tiba di jembatan gantung yang dilewati Yue dan Mo Yuzhi sebelumnya. Langkah mereka terhenti setelah melihat jembatan yang akan mereka lewati telah terputus. Tak hanya mereka, Yue juga dibuat terkejut dan ia hanya berfikir jika iblis yang bersamanya sebelumnya yang melakukan hal itu. Yue menebak jika Mo Yuzhi yang telah memutus jembatan agar mereka tidak dapat menyebrang dan menemukannya.

"Hm, iblis penakut?" fikir Yue yang membayangkan Mo Yuzhi kabur dengan wajah ketakutan sehingga ia memutus tali jembatan.

"Bagaimana bisa putus?"

"Kau. Apa kau yang melakukan ini?!" tanya ketua itu yang langsung menjadikan Yue sasaran empuk untuk dituduh.

Yue hanya bisa menatap tajam tidak terima, ia selalu kesal dan benci pada manusia yang asal menuduh seperti itu tanpa bukti apapun. Melempar kesalahan dan menjadikan dirinya kambing hitam benar-benar sifat manusia yang tidak ada bedanya dengan iblis.

"Ketua, dia tidak memiliki senjata, bagaimana dia bisa memotongnya?"

"Sudah kubilang, mungkin ini jebakan dari para tentara iblis itu!" ucap sip ria lembut dengan kembali cemas.

"Diamlah!. Aku sudah menyegel pintu gua dengan artefak bulu phoenik es!. Tidak akan ada iblis yang masuk untuk menjebak!"

"Kalau begitu satu-satunya orang yang bisa melakukannya adalah pria kecil itu, dan aku yakin jika dia memang manusia" jelas wakil ketua kelompok pembawa lentera itu dengan serius menatap Yue seolah sedang melakukan pendeteksian.

"Itu benar. Sepertinya pria kecil ini memang mampu menggunakan artefak, jika tidak bagaimana dia bisa masuk kedalam gua?" lanjut si wakil dengan yakin.

"Lalu, bagaimana jika dia adalah manusia yang dijadikan umpan para iblis itu untuk memancing kita?!. Kita telah terjebak!. Lebih baik kita kembali ke pagoda dulu!" ucap si pria lembut itu lagi dengan takut-takut.

"Agh!. Kau benar-benar berisik!, jika bukan karena kemampuanmu aku pasti tidak akan menerimamu di kelompok ini, sial!" grutu sang ketua yang kesal dengan sip ria lembut.

Sementara keributan terus terjadi, Mo Yuzhi kini menjadi penonton dari atas pohon untuk melihat apa yang akan dilakukan manusia itu setelah jembatan yang menjadi satu-satunya penghubung keluar telah ia putus.

"Baiklah manusia-manusia bodoh. Apa yang akan kalian lakukan?" gumam Mo Yuzhi yang juga tak lepas dari memandang Yue. Bahkan pemikiran liar Mo Yuzhi yang melihat Yue terkekang seperti itu membuatnya memutuskan untuk membuat daftar apa saja yang bisa ia lakukan pada Yue nanti.

Daftar pertama yang baru saja ia buat adalah, satu. Untuk mengikat Yue di ranjang dan menyiksanya sampai puas.

Senyuman terukir di wajah Mo Yuzhi, ia tidak sabar ide menarik apa lagi yang akan datang memenuhi daftarnya.

"Hm, kuberi judul apa ya?. Daftar permainan untuk …" Mo Yuzhi seketika berhenti dan mengalihkan fikirannya tentang nama Yue yang ia kenal dengan nama Hua.

"Apakah nama Hua juga hanya nama samaran?" fikir Mo Yuzhi setelah mengingat-ingat jika Yue saat ini sedang menyamar dan hanya dirinya yang mengetahui identitas Yue, dan mungkin nama yang Yue gunkan juga pastilah sebuah samara.

"Kurasa aku harus menanyakan nama aslinya…" gumam Mo Yuzhi, ia memasukan kembali gulungan isi daftar permainan yang baru memiliki satu daftar itu.

Mo Yuzhi menghela nafas bosan, ia tidak tahan lagi dengan perdebatan manusia yang hanya memikirkan masalahnya bukan solusi, jadi ia mengambil Tindakan dengan muncul di hadapan mereka tiba-tiba dengan menyamar kembali.

Kali ini penyamarannya hanya sekedar menambahkan beberapa bekas luka dan bajunya yang ia sedikit berantakan dengan bekas sobekan pedang dimana-mana.

Mo Yuzhi segera pura-pura terkejut terlebih dahulu lalu bersujud meminta ampunan pada para pembawa lentera itu.

"Tolong!. Tolong jangan sakiti aku lagi!. Aku benar-benar tidak tahan dengan luka yang diberikan dari artefak kalian!" ucap Mo Yuzhi yang membuat para pembawa lentera itu berfikir jika iblis didepannya adalah iblis biasa yang telah berhadapan dengan pembawa lentera dari daratan lain.

"Tangkap dan segel dia. Kita bisa bertanya padanya"