Ketegangan udara di antara Mo Yuzhi dan mahluk itu pasti akan terasa begitu berat jika saja yang ada di depan Mo Yuzhi adalah seorang manusia yang memiliki ketakutan khusus pada para iblis, khususnya sang raja iblis yang kejam tentunya.
Mo Yuzhi tidak merespon apapun ucapan mahluk itu yang mengatakan jika Mo Yuzhi membenci manusia juga iblis secara bersamaan.
"Hm. Jadi, di matamu aku seperti itu?" ujar Mo Yuzhi.
Tak mendapat jawaban dari mahluk itu, Mo Yuzhi hanya kembali menarik simpul ujung bibirnya dengan tersenyum tipis lalu kembali bertanya, dan ia yakin mahluk itu pasti akan menjawab pertanyaannya kali ini.
"Menurutmu… apa perbedaan manusia dan iblis?. Jika manusia wajar, tapi apa alasanmu mengatakan jika aku harus membenci iblis juga?. Semua iblis adalah keluargaku, apa kau sedang mengatakan jika kami sama dengan para sampah itu?" tanya Mo Yuzhi dengan santai dan memasang wajah sejuk untuk dipandang.
"Kalian adalah mahluk terburuk dengan sifat yang jahat, sombong, keras kepala, serakah, arogan, memberikan penderitaan pada kami dan kehancuran…" jelas mahluk itu dengan lancer tanpa takut seperti sebuah mesin penjawab otomatis yang telah di atur untuk mejawab pertanyaan itu tanpa tanda koma.
Wajah Mo Yuzhi menjadi gelap namun ia tetap mempertahankan senyumannya. Tapi kedua sorort mata merahnya dengan jelas mengatakan jika ia sama sekali tidak setuju dengan pernyataan itu. Pernyataan yang selalu sama ia dengar dari mulut manusia yang merasa jika mereka lebih baik dan iblis adalah mahluk terburuk.
"Kalian manusia benar-benar merasa diri kalian mahluk suci ya, bahkan karena terlalu suci kalian menjadi bodoh… oh, mungkin polos lebih baik daripada menyebutnya bodoh ya?. Kalian sangat polos tidak pernah menyadari jika banyak keburukan di awali oleh kalian. Kalian tidak sadar kejahatan kalian yang memicu api menjadi besar…"
"Kalian adalah minyak yang dilupakan setelah api besar telah berkobar… benar. Kami api berbahaya, dan kalian adalah minyak yang tidak perlu disalahkan atas nyalahnya api" terus Mo Yuzhi.
"Kau tau bukan apa akibatnya jika minyak terus ditambahkan pada api yang tengah berkobar?" tanya Mo Yuzhi yang sama sekali tidak berharap mendapatkan jawaban.
"Dia akan terbakar dan berkobar lebih besar lagi, untuk membakar semuanya menjadi abu!" tekannya namun masih mempertahankan perkataannya yang lembut dan elegan.
Seketika kobaran api dan angin telah menyatu mengelilingi mahluk itu. Sebuah array merah besar muncul di bawah kaki mahluk itu. Setelah akhirnya Mo Yuzhi dapat sepenuhnya kembali mengendalikan situasi untuk menjebak mahluk itu, Mo Yuzhi kini akhirnya dapat melihat rupa mahluk dibalik jubahnya itu.
Mahluk itu tidak merespon sama sekali setelah kobaran api yang tinggi mengepungnya, dan angin menerpanya sampai dirinya harus menampakan rupa wajahnya. Sedangkan Mo Yuzhi sendiri pun kini sama, ia merespon hanya dengan terdiam mematung.
Kobaran api dan terjangan angin rupanya juga terjadi dalam diri Mo Yuzhi denga napa yang tengah ia lihat saat ini dengan tatapan tidak percaya. Sejak awal ia sudah merasakan ada hal yang aneh pada mahluk itu, dan kini semua tebakannya menjadi benar.
Sosok mahluk itu merupakan sosok roh yang mendiami batu bintang yang telah menjadi sebuah artefak suci. Sebuah pedang berwarna seperti salju itu kini melayang di udara bersamaan dengan sosok roh Wanita yang telah mendiaminya di samping pedang itu.
Sosok roh itu hanya tersenyum kecil pada Mo Yuzhi tanpa mengisyaratkan apapun karena ia tidak bahagia ataupun terharu melihat wajah Mo Yuzhi.
"Yu… Xia…"
Setelah menyebutkan nama itu, sosok roh Yu Xia pun menghilang menyatu dengan pedang tanpa sempat memberikan kata-kata untuk Mo Yuzhi. Sedikit menyesal dengan jebakan yang ia buat sendiri, namun Mo Yuzhi masih tetap menyimpan perasaan benci yang sama-sama sulit ia hilangkan seolah perasaan cinta dan benci telah menyatu untuk ia berikan pada Yu Xia.
Untuk sesaat Mo Yuzhi terdiam menatap pedang yang telah tergelatak di tanah. Perputaran ingatannya tentang apa yang baru saja terjati sangat cepat seperti saat melihat bintang jatuh di langit, indah lalu menghilang.
Secara bersamaan ia juga mengingat Yue yang telah ia sadari jika Yue menghilang dari jangkauannya. Tak hanya itu, Mo Yuzhi juga dapat melihat kabut yang perlahan-lahan menghilang. Ia juga dapat merasakan jika kabut itu tidaklah berbahaya, bahkan ia tidak merasakan apapun lagi.
"Hm, trik ilusi nyata… " guman Mo Yuzhi. Ia telah menyadari hal lain juga tentang kabut yang rupanya mengandung sihir ilusi nyata yang memang berbahaya bagi iblis dan manusia. Menyadari ada pergerakan, ia lalu pergi ke balik pepohonan untuk memperhatikan para manusia yang ternyata tiba dengan artefak-artefak yang mereka bawa tepat setelah kabut menghilang sepenuhnya dan memperlihatkan satu buah pagoda lagi.
"Tentu saja tidak akan berbahaya jika manusia juga telah mengetahui ilusi ini. Bahkan mereka yang telah membatnya bukan?" gumam Mo Yuzhi dari balik pohon.
Mo Yuzhi pun bahkan baru menyadari jika ada pagoda lain di belakang pagoda Tian Gao yang ia masuki tadi. Para manusia yang merupakan para pembawa lentera itu memasuki pagoda tersembunyi dengan santai. Lantas ia pun juga ikut pergi melihat apa yang dilakukan manusia di dalam pagoda tersembunyi itu.
Sebuah teriakan langsung terdengar dari dalam setelah orang pertama melewati pintu pagoda. Ia terkejut setelah melihat ada seseorang di dalam pagoda yang tidak sadarkan diri. Ta hanya orang itu, namun Mo Yuzhi pun kini tidak perlu lagi mencari kemana Yue menghilang setelah melihat manusia bertubuh mungil itu kini tergeletak tak sadarkan diri.
Alih-alih mengambil Yue karena baginya Yue hanya miliknya, namun Mo Yuzhi adalah iblis yang menyukai kesenangan. Jadi ia membiarkan para manusia itu untuk melihat apa yang akan dilakukannya terhadap Yue.
"Si-siapa manusia kecil ini?!"
"Tunggu, jangan asal pegang. Lihat pakaiannya, itu adalah pakaian dari istana iblis"
"Oh, kau benar, tapi dia manusia…"
"Kau bodoh?!. Bukankah iblis dapat menyamar menjadi apapun?!"
Perdebatan kecil itupun hanya berlangsung sebentar karena mereka terlihat mengeluarkan masing-masing artefak yang mereka bawa lalu membuat lingkaran mengelilingi Yue. Sebuah array besar berwarna hijau muncul di bawah Yue yang masih tak sadarkan diri, sedangkan Mo Yuzhi masih memperhatikan apa yang akan mereka lakukan pada sesame manusia itu.
"Jadi seperti ini para pembawa lentera" gumam Mo Yuzhi yang sebenarnya baru pertama kali melihat langsung para pembawa lentera yang sering masuk dalam laporannya yang tidak terlalu ia pedulikan.
Jubah-jubah berwarna hitam membalut tubuh para pembawa lentera sedangkan pakaian dalam mereka tetap dibiarkan berwarna cerah seperti putih, hijau, atau biru yang dapat menyatu dengan warna alam. Mo Yuzhi juga langsung dapat kesimpulan jika mereka akan menggunakan jubah hitam mereka di malam hari dan akan melepaskan jubah jika di siang hari untuk penyamarannya.
"Apakah pemikiran manusia tidak pernah maju?" fikir Mo Yuzhi yang sangat mudah menebak pola fikir manusa sejak ia membenci para manusia.
Menurut Mo Yuzhi, manusia adalah mahluk yang memiliki pola fikir yang sederhana namun mereka kerap mempersulit pola fikir mereka sendiri demi mendapat penilaian jika mereka telah menjadi pintar dan hebat.
"Biar kutebak, setelah ini mereka pasti akan mengurungnya lalu membawanya pergi ke daratan mereka" gumam Mo Yuzhi yang sejatinya sangat menanti hal itu.
Dari begitu banyak tebakan, Mo Yuzhi kali ini kembali mendapatkan banyak poin karena ia tidak pernah salah menebak perilaku manusia yang dimatanya seperti sebuah permaianan sederhana. Bahkan permainan rumitpun Mo Yuzhi hanya perlu menebak dasar polanya untuk mengetahui kunci kemenangannya.
Array yang dibuat para pembawa lentera itu benar-benar mengurung Yue untuk mereka tahan.
"Bagaimana?, sepertinya bukan iblis"
"Tidak. Kita belum tau pastinya. Lebih baik kitab awa untuk diserahkan kepada ketua daratan"
"Kau benar, kitab isa menelitinya jika dia memang iblis yang tak sengaja terkurung disini"
"Ya, pagoda ini benar-benar bekerja dengan baik untuk menjebak iblis"
"Tapi, bagaimana jika-"
"Kau penakut diam saja, sejak tadi tapi, tapi…" tukas seorang yang sepertinya pemimpin kelompok pembawa lentera itu. Ia tidak tahan dengan pria disampingnya yang memiliki garis wajah yang lembut. Sangat cocok dengan kepribadiannya yang penakut.
Pria lembut itu hanya terdiam menurut tidak berani membantah.
"Lalu bagaimana selanjutnya?, apakah kita perlu kembali dulu?"
"Kurasa…" pemimpin kelompok itu nampak terdiam untuk berfikir karena mereka juga harus melakukan tugas utama mereka.
"Bagaimana jika kita bagi dua kelompok?, yang satu tetap pergi, kelompok lain membawa pulang iblis kecil ini" ucap sang ketua.
Beberapa tatapan bingung terlihat karena jumlah mereka yang telah di tetapkan sejak awal tidak bisa dikurang untuk melakukan tugas, namun mereka juga tidak bisa melewatkan penemuan itu yang mungkin bisa menjadi kemajuan.
"Kita tidak bisa kembali. Kita juga tidak bisa mengurangi kelompok, resikonya terlalu besar"
"Itu benar ketua, kita harus mengorbankan salah satunya. Ini bukan lagi menembak burung jatuh dua"
"Tapi kau lihat?, dia bisa jadi penelitian untuk membebaskan umat manusia…"
"Kita bahkan belum tau apakah dia benar-benar iblis atau bukan"
"Ke-ketua aku punya usul" ucap pria lembut itu memberanikan angkat bicara.
"Bicaralah"
"Bagaimana jika kita memeriksanya?, apakah dia manusia atau iblis dengan begitu kita tidak akan salah mengambil Langkah dan bnyak membuang waktu"
"Hm, aku setuju dengannya. Ayo kita periksa saja"
"Itu berarti kita harus mengerahkan kekuatan sebelum waktunya, dan itu akan membuang-buang energi kita"
"Oh, ini juga benar. Lalu kita harus bagaimana?"
"Kita tidak bisa membuang waktu lagi, lebih baik bawa saja dia Bersama kita. Dia berada di dalam array kurungan iblis juga pasti tidak akan masalah"
"Hanya ini pilihannya. Baiklah siapa yang setuju?"
"lima orang mengangkat tangan mereka, dan dua orang tidak. Apa alasan kalian tidak setuju?, apa kalian masih memiliki pertimbangan lain yang lebih baik?"
"Apa kalian semua yakin dengan ini?, bagaimana jika dia hanya menjadi beban?, atau mungkin ini jebakan iblis untuk menangkap kita"
"Ya, tentang pencuri artefak itu kalian juga sudah mendengar rumornya bukan?"
"Lupakan tentang pencuri yang masih tidak jelas itu, focus saja pada tujuan kita sekarang bagaimana?'
Ketujuh pria itu pun terdiam tenggelam dalam fikiran mereka masing-masing sedangkan Yue masih belum sadar juga tenggelam dalam mimpinya Bersama dengan Xiao Bai, ia rasanya tidak ingin bangun dari mimpinya namun sayangnya ia harus terbangun karena aada banyak energi yang seolah membuatnya tak bisa bernafas.
Perlahan Yue membuka kedua matanya dan melihat jika dirinya dalam keadaan tak bisa bergerak sama sekali karena dirinya yang memakai artefak iblis tentu saja kurungan iblis itu menjadi aktif juga untuk Yue yang seorang manusia, kecuali Yue melepaskan tusuk rambutnya.
Yue tidak dapat bergerak namun otaknya tentu bergerak dengan cepat untuk berfikir apa yang telah terjadi padanya dan baru sadar jika ia dikelilingi para pembawa lentera.
"Ketua lihat dia bangun!"