Happy reading all<3
.
Wanita yang sudah kembali dari Rumah sakit itu segera pulang kerumahnya. Ingin rasanya ia memukul semua orang disekitarnya terutama yang menegur dan memanggil dirinya karna sangat berisik mengganggu pendengarannya saja.
Lalu ia segera masuk kamarnya dan mengunci.
"ARGHHHHH!!"
Wanita tersebut membanting semua barang-barangnya bahkan semua barang dimeja riasnya sudah berserakan dilantai semua.
Kamar yang awalnya sangat rapi tapi sekarang sangat berantakan. Semua barang berserakan dibawah lantai bahkan semua beling berhamburan karna wadah make-up dan skincarenya itu terbuat dari kaca jadi saat terbanting tentu akan pecah.
Gadis itu melihat cermin. Muncul diri nya yang sangat berantakan dan acak-acakan tapi ia malah bersmirk menatap dirinya.
"Qiana. Lo inti dari masalah ini! Gara-gara lo Ellard membenci gue! Awas lo Qiana tidak akan gue biarkan lo rebut Ellard gue!"
Ines langsung mengambil hpnya lalu menelpon seseorang.
Tut..tut
Telpon pun tersambung
"Halo?"
...
"Ya. Lo besok harus mulai!"
...
"Kalo sampe gagal? Gue bakal suruh papi pecat papa lo!"
...
"Ya."
Tut..tut...tut
Sambungan pun terputus.
Ines langsung tersenyum senang dan mengambil serpihan beling yang berhamburan di lantai dan digoreskan nya di tangan nya. Tak lupa ia menatap darah yang bercucuran tapi bukan nya dihentikan cucuran darah itu ia malah meniupnya saja.
"Tunggu pembalasan gue gadis kecil."
Malam pun tiba, seorang gadis sedang bergerak tak beraturan di kasur nya. Gadis yang cantik, manis dan yang pasti imut membuat orang gemas melihatnya terutama tingkah polos membuat dia kadang dijuluki bayi.
"Ih Darla Qia udah gede! Bukan bayi tau!"
Marahnya sambil menghentak-hentakan kakinya di kasur karna diejek saat sedang melakukan video call dengan sahabatnya.
"iya-iya, udah gede udah dewasa ya? Sangkin dewasanya banyak nyetok susu dikulkas hahaha terus juga ya guys masih inget gak kita pernah lihat dikamarnya ada banyak peralatan bayi hahaha," ucap Bella di seberang telpon sana.
Yang dikatain hanya membuang muka karna pipi nya merah nya.
"Iya Bel, jadi inget nih mana sampe sekarang masih gitu. Gue penasaran jodohnya Qia siapa nanti?"
Ucapan Clara membuat mereka diam sambil menatap datar Clara di gadget masing-masing.
"Kamu apaan Clara bahas jodoh. Qia pacaran aja udah gini apalagi udah tahap jodoh udah serius banget berarti. Orang masih kecil gini mana ngerti gituan Clara."
"Udah lah Dar, dia tuh kebanyakan baca novel love story mana Qia udah ikut-ikutan lagi."
Yang jadi bahan pembicaraan hanya menatap bengong, melihat mereka matanya hanya berkedip dengan mulut yang dipoutkan dan tangan kiri yang menggaruk-garuk rambutnya.
"Gila mau gue gigit rasanya mana persis banget kayak bocil yang ditanya gak tau apa-apa."
Karna kesal dan tidak mengerti juga arah pembicaraan mereka jadi Qia mematikan panggilan grub video call.
Qia membaringkan tubuhnya dengan posisi benar karna saat vc dengan sahabatnya dia selalu bergerak dengan posisi tak beraturan membuatnya sedikit pegal.
.
Di lain tempat seorang lelaki sedang meninju samsaknya tanpa sarung, ia sedang dibalkon kamarnya ia meluapkan semua amarahnya.
"Sialan! mati aja lo! Arghhh!!"
Disaat sedang meninju samsaknya ada ketukan dari pintu.
Tok tok tok
"Tuan muda, makan dulu ya ini udah malam nanti sakit."
Suara dari luar pintu masih terdengar karna kamar Ellard di desain khusus dengan alat-alat canggih, salah satunya adalah alat yang dibuat untuk mengeluarkan suara dari luar pintu kamarnya sehingga terdengar dengan kamar kedap suara jadi tenang orang tidak akan mendengar Ellard berteriak tapi justru Ellard mendengar orang dari dalam.
Ellard pun melangkahkan kakinya masuk kamarnya dan menuju pintu kamar dan membukanya.
Ceklek
"Ya bi, nanti Ellard turun mama sama papa juga belum pulang jadi nanti aja bi malas turun makan sendirian."
"Eh jangan tuan muda. Bibi udah capek lo masakin mana masih anget. Bibi bawak ke atas aja mau ya?"
Ellard hanya mengangguk setuju ia juga tak tega melihat wanita paruh baya itu kecewa. Ia juga sudah dianggap keluarga disini karna dari Ellard kecil dia sudah ada disini.
.
Sedikit cahaya dari langit memasuki kamar yang gelap melalui jendela yang terbuka membuat suasana ruang ini menjadi redup.
Angin malam yang masuk ke kamar nya melalui jendela dengan gorden yang berkibar membuat anak lelaki yang tertidur dilantai dengan terduduk sambil memeluk lutut nya.
Anak itu mendongak menatap pantulan sedikit cahaya dari langit malam memperlihat kan wajah yang lelah.
Wajah yang lesu dengan mata yang bengkak dan hidung merah menandakan anak ini kelelahan habis menangis.
Melihat keadaan anak lelaki itu sangat menyedih kan. Mungkin bagi orang akan iba tapi tidak dengan orang tua nya melihat anak lelaki nya seperti itu malah membuat mereka jijik dan lebih marah lagi kepada nya.
Anak lelaki tersebut melangkah menuju jendela nya, saat ia berdiri di dekat jendela ia menatap ke langit terlihat bulan yang terang dengan bintang yang hanya sedikit malam ini dengan jarak yang sangat berjauhan.
"moon do you like me? because you are just like me. A L O N E!"
Lalu anak itu menatap keluar rumah dimana ia melihat sekeluarga yang sangat bahagia.
Berkumpul bersama keluarga dengan kasih sayang yang sangat hangat adalah hal yang sedari dulu ia inginkan.
Jangankan seperti itu memanggil dengan kata-kata sayang tidak pernah. Apalagi kalau sehari mereka tidak memaki dan menghinanya mungkin mereka kerasukan. Pikir anak lelaki itu.
***
Tak terasa pagi sudah datang semua orang mulai dengan kegiatan masing - masing. Diana dan Qia sedang berada didalam mobilnya mereka sedang menuju sekolah Qia.
"Bunda gak bisa jemput hari ini karna ada klien yang mau ngajakin meeting. Jadi kamu nanti di jemput sopir ya?"
"Semoga lancar bunda sayang. Gak usah dijemput bun biar Qia bareng Bella aja."
Qia berjalan menuju sekolahnya dengan ceria karna ia hari ini juga akan lanjut kelas dance usai pulang sekolah nanti.
Saat Qia sedang tersenyum membayang kan cepat pulang sekolah tapi tiba-tiba seperti ada seseorang lelaki di sampingnya. Ia pun menoleh melihat dari bawah sampai atas dan ssttt..
Qia kaget karna yang disampingnya adalah Ellard tapi Qia tidak menghiraukan keberadaan Ellard membuat Ellard kesal menatap nya.
Saat Qia ingin berlari tangan nya ditahan Ellard membuat Qia tidak bisa melangkah.
"Qia kita harus berbicara Qia!"
Qia diam langsung menghempas paksa tangan Ellard dari tangan nya membuat Ellard sedih melihat nya.
"Gak boleh!"
Lalu Qia berlari menjauhi Ellard menuju kelas nya.
.
jangan lupa tinggal kan jejak ya sebagai bentuk apresiasi nya^_^