Happy Reading All<3
.
Matahari mulai menampak kan dirinya dan semua orang sudah bersiap memulai rutinitas masing-masing.
Seorang anak lelaki sudah berkutat dengan laptop nya atau bahkan dia tidak tidur sama sekali karna terlihat jelas lingkar hitam di bawah matanya.
"HOAM"
Anak lelaki itu menguap terus sangat mengantuk tapi selalu ditahan nya karna ingin menyelesai kan pembuatan aplikasi nya.
Dengan segala usaha nya dan akhir nya selesai juga. Ia yakin ini akan sukses besar dilihat dari peminatan orang-orang.
"YAY! SELESAI HUUUUU!!"
Teriak nya senang dan saat itu juga mama nya datang.
PLAKK
Sangat pagi tapi dia sudah mendapat tamparan yang sangat pedas di pipinya.
Anak itu lalu melihat sang pelaku sambil memegang pipi nya.
"Ma..." lirihnya saat tau yang sedang menampar nya adalah mama nya sendiri.
"DASAR ANAK SIALAN! PAGI-PAGI TERIAK! GANGGU TIDUR AJA!! KAMU KIRA INI HUTAN HAH??"
Marah nya pada sang anak. Tangan nya juga ikut mendorong dan menendang-nendang anak itu saat terjatuh di lantai.
"Maaf..Ma..sakit..." lirih nya kesakitan.
Wanita itu berjongkok dan mencengkram pipi anak itu.
"Harusnya kamu sadar diri tingggal dirumah ini. Bukan banyak tingkah!!"
Setelah berucap wanita itupun melepaskan kasar tangan nya dan langsung pergi.
"Aku gak banyak tingkah ma. Aku malah seneng kalian begitu menyayangiku sampai kalian selalu marah terus," ucapnya yang memegangi bahu yang sakit karna habis ditendang.
***
Keadaan kelas hening tidak ada keributan. Semua murid kelas sedang mengerjakan tugas yang diberi oleh guru yang sedang mengajar.
Tapi terganggu saat ada siswi yang memanggil guru tersebut karena ia ingin meminta izin ke toilet. Semua orang langsung menatap nya termasuk guru itu yang langsung mengizinkan nya.
"Qia serius mau sendirian?" Tanya sahabatnya serius tapi malah dijawab anggukan.
"Gapapa kok. Qia cuma pipis doang gak lama."
"Tapi Qia perasaan aku gak enak, takut kamu kenapa - ken--" Ucapan Darla terhenti karna Qia memotongnya.
"Usttt...Darla gak boleh gitu, Qia baik-baik aja kok. Nanti Qia cepetan balik oke," ucapan nya dijawab anggukan oleh mereka tapi entah kenapa rasanya tidak enak.
Qia lalu berdiri dari kursi nya dan saat dia menoleh, ia tak sengaja menatap Ellard yang menatapnya, mungkin sedari tadi Ellard menatap nya. Ellard tersenyum saat Qia menatap nya balik dan Qia langsung melangkah pergi.
Qia melangkah menuju toilet dan saat di pintu ia terkejut ada orang yang sedang mencuci wajah di wastafel kamar mandi sambil bercermin.
Qia tak menghiraukan wanita itu dia langsung masuk wc.
Wanita itu tersenyum dan mengambil hp nya di saku lalu mengetik sesuatu.
Beberapa saat Qia selesai dengan kegiatannya itu, dia lalu keluar wc dan menuju wastafel untuk mencuci tangan sambil menunduk tapi saat selesai ia menatap ke depan.
Qia melihat di pantulan cermin ada tiga orang wanita sudah dibelakangnya, mereka keluar dari wc lain dengan keadaan tersenyum miring dan membawa kain dan tali di tangan. Membuat Qia bergidik ngeri melihatnya.
Wanita pertama yang dilihat Qia adalah Luna dan saat Qia masuk ke wc Luna mengabari sahabatnya bahwa Qia sendirian ke toilet. Mereka pun langsung ke toilet ingin menjalankan pembalasan kepada Qia padahal Qia tidak pernah mengganggu mereka.
Qia langsung membalik tubuhnya dan menatap mereka dengan tatapan bingung bercampur perasaan was-was terhadap mereka.
"Kalian mau ngapain?" Tanya pelan Qia.
"Gak mau ngapain. Kita cuma mau lo!"
Qia kaget lantaran tidak mengerti maksud mereka apa, dan membuat Qia ingin cepat pergi dari toilet ini tapi mereka menghadang Qia.
"Kalian jangan macam-macam!!!"
Tegas Qia membuat mereka tertawa.
Mereka mengepung Qia mengunci kamar mandi dalam. Qia hanya melangkah mundur tapi naas ada dinding dibelakangnya dan kesempatan bagi mereka memegangi tangan Qia agar tidak kabur. Mulut Qia dililitkan dengan balutan kain sehingga Qia tidak bisa mengeluarkan suaranya dan tangannya langsung diikat ke belakang.
Karna sedang kegiatan belajar mengajar suasana dekat toilet sangat sepi membuat mereka bertiga sangat lancar membawa Qia ke luar toilet menuju gudang yang disebelah toilet tersebut.
Mereka mendudukan Qia di kursi lama.
"Gue udah peringati ke lo waktu pertama kali bertemu tapi lo gak mau dengerin. Brengsekk!!"
PLAKKKK
Marah Ines dengan sangat kesal melihat wajah Qia dan membuat nya menampar Qia.
Qia yang tidak mengerti kaget saat ditampar dengan keadaan tangan diikat dan mulut dibekap.
Ines lalu mencengkram kuat pipi Qia dan menatap nya tajam.
"Gue masih baik sama lo. Lo diam tentang ini dan jangan coba-coba cerita atau gue bakal buat orang terdekat lo dalam bahaya. Ngerti!
Qia hanya mengangguk setuju dengan mata yang menahan air matanya keluar.
"Kita bakal balik lagi waktu istirahat dan kalau orang nanya lo dari mana? Jawab aja UKS!!"
Qia geleng-geleng kepala dia sangat takut ditempat ini. Tempat yang sangat gelap dengan keadaan yang tak bisa apa-apa membuat dia menangis.
Qia..takut...disini sangat..gelap,,hikss. Batinnya yang ketakutan melihat tempat ini.
Qia menutup mata takut ada apa-apa di dalam gudang ini.
PRANGGG
sebuah foto terjatuh dilantai membuat wanita yang sedang membuka lemari kaget.
Diana melihat foto yang terjatuh. Disana ada empat orang. Entah kenapa Diana perasaan diana sangat gelisah setelah melihat foto itu.
"Kenapa bunda ingin memeluk kalian berdua? Kalian tidak apa-apa kan disana? Maafin bunda belum bisa jadi ibu yang baik untuk kalian hiks..hiks."
Tak terasa air mata Diana jatuh begitu saja entah kenapa ia sedih melihat foto anaknya ditambah lagi dengan keadaan keluarganya yang tak sebahagia orang pikirkan tapi pernah bahagia walau hanya dulu.
"Tinggal kenangan," Lirih nya.
Qia berusaha membuka ikatan tapi tidak bisa. Untung Ines dan teman nya tidak mengikat kaki nya tapi hanya menduduki Qia di kursi saja.
Qia mendekati pintu gudang dan membenturkan badan nya agar orang yang diluar mendengarnya.
Berkali-kali Qia membenturkan badannya ke pintu agar membuat suara dari dalam tapi nihil tidak ada. Sampai akhir nya Qia kembali duduk di kursi karna badan nya sangat sakit.
Hiks..takut, batinnya. Ia menangis sambil menundukan kepalanya, Tak ingin melihat sekitar karna takut.
Ceklek
Pintu terbuka membuat orang yang membuka kunci itu kaget saat tau orang yang didalamnya.
"QIA!!!"
Teriaknya lalu mendekati Qia dan membuka ikatan tangan dan bekapan mulut Qia.
Qia yang sangat takut langsung memeluk orang tersebut dengan erat dan menumpahkan tangisan nya.
"Hiks...hikss..El? Qia takutt disini gelap. Qia m-mau keluarr hikss...hiks." Tangis yang ketakutan.
Ellard yang melihat Qia ikut sedih, membuatnya membalas pelukan Qia dan mengelus lembut rambut Qia.
"Udah jangan takut Qia, Sekarang udah ada aku. Aku juga khawatir lihat kamu gak pulang-pulang dari toilet jadinya aku ikut ke toilet. Sekalian cari kamu tapi waktu mau masuk aku denger suara dari gudang dan aku kaget tiba-tiba kamu bisa disini."Jelas Ellard yang sangat khawatir.
"Hiks ayok keluar gelap disini takut..."
"Ah iya ayok."
Ellard langsung membawa Qia keluar gudang menuju UKS.
"Qia, kenapa bisa disana? Siapa yang ngelakuinnya?" Tanya Ellard sambil membantu Qia berbaring di brankar Uks.
Qia langsung mengalihkan pertanyaan Ellard takut dengan ancaman Ines.
"El ambilin minum ya sekalian suruh sahabat Qia kesini ya El. Kamu ke kelas aja." Ucapnya lembut membuat Ellard tak ingin membantah apalagi melihat keadaan Qia yang tidak baik. Membuat Ellard menurut saja.
Ellard ingin melangkah pergi tapi Qia manahan tangan nya.
"Kenapa?"
"El tolong janji sama Qia. Jangan pernah cerita kesiapa-siapa kejadian ini sama sahabat apalagi bunda."
"Tapi Qia ini--"
"Hiks hiks plis Ellard demi Qia," ucapnya dengan lirih membuat Ellard tak mampu menolaknya.
Ellard hanya pasrah dan menyetujui permintaan Qia.
Tapi gue gak bakal diam gitu aja apalagi ini menyakut orang yang gue sayangi, Qiana.
Siapapun yang ganggu orang terdekat gue dia gak bakal tenang. Batin Ellard yang sangat kesal.
.
Maaf kalau ada salah dalam penulisan kata kalian bisa tinggal kan komen di bagian salah.