Chereads / QIELLA / Chapter 22 - Jangan Mendekat

Chapter 22 - Jangan Mendekat

"STOPP!!!!"

Suara lantang Qia yang menghentikan aktifitas mereka berdua.

"Gallen udah jangan pukulin Ellard kasihan Ellard luka hhiks..hiks."

Qia yang merentangkan tangan menutupi badan Ellard karna berusaha melindungi Ellard.

"El? hidung kamu berdarah hhiks.. gimana ini? Darla, Bella, Clara ini gimana?? Hhiks..hiks nanti El mati."

Ellard tersenyum menatap Qia dengan wajah khawtir nya dengan sedikit menangis sangat menggemaskan apalagi dengan ucapan polos nya. Ellard yang ingin memeluk Qia terhenti akibat ada tangan yang menahannya.

"Stop jangan sentuh sahabat Que!! Dan jangan coba-coba mendekatinya lagi!" Tegas Bella dan membawa Qia keluar UKS.

"Camkan itu!" lanjut Gallen dan ikut meninggal kan UKS juga.

Ellard terdiam ditempat sambil menatap mereka pergi. Ia sedikit sakit hati melihat mereka yang pergi menjauh dan membenci dirinya.

Karna tinggal lima menit lagi masuk, Ellard pun melangkah ingin pergi tapi karna Ines memanggil, ia pun membalikan tubuhnya menghadap Ines dan menatapnya.

"Gue mau ke kelas. Lo sakit jadi disini aja."

Ines mengagguk sambil menatap Ellard pergi ke kelas sampai lelaki itu menghilang. Dan saat Ellard benar-benar hilang di hadapannya Qia pun tersenyum.

"Sangat menyenangkan walau gue harus nyakiti diri sendiri. Tapi gue sangat puas! Awal yang menyenangkan."

Ines sedikit mengangkat kaki yang sakit katanya dan menggerakannya.

"Tidak terlalu sakit hanya lecet saja tapi dibumbuhi dengan sedikit drama jadi sangat SEMPURNA!" Ucapnya bangga.

Ellard berjalan memasuki kelasnya. Hal pertama yang dilihatnya adalah Qia yang sedang mengobrol dengan Gallen seperti sangat bahagia sekali sampai tertawa. Ellard berjalan lesuh ke bangkunya ia juga tidak ingin berlama-lama melihat pemandangan yang menyakitkan hatinya tapi kalau tak dilihat ia takut Gallen kelewat batas.

"Qia nanti pulang sama Gallen mau?"

Qia yang sambil berpikir sambil tangannya menggaruk dagu dan mata nya melihat ke atas seperti sedang berpikir keras membuat Gallen gemas melihatnya.

"Hmm gimana ya gal? Qia ada janji sama mereka habis pulang nanti. Kita mau jajan banyak-banyak, kan Qia gak bisa nolak hehehe."

Jelas Qia sambil menunjuk sahabatnya sambil terkekeh dan sukses membuat Gallen tidak tahan menahan gemas, akhirnya Gallen menangkup pipi Qia sambil mengunyel-ngunyelnya.

"Hahaha lo gemesin banget banget sih."

"Ih Gallen sakit! Qia marah loh hmm."

Karna pipinya kesakitan, membuat Qia marah dengan menatap Gallen tajam dan bibir dipoutkan. Gallen yang melihat bukannya takut malah membuatnya tertawa melihat Qia yang sangat lucu dengan tingkahnya.

"Lo mau nakuti gue?hahaha...gue bukannya takut tapi malah makin gemas lihatnya."

Melihat Qia dan Gallen seperti itu membuat rahangnya Ellard mengeras ia juga sedang meremas kuat pulpen yang ia gengam sampai patah. Ingin sekali ia melayangkan pukulan tangannya dengan keras ke Gallen. Bisa-bisa nya ia bercanda tawa sampai menyentuh Qia.

Mungkin sekarang Ellard tidak bisa melampiaskannya tapi ia juga ingin melihat seberapa jauh yang sahabatnya lakukan.

Bella yang melihat Ellard menatap interaksi sahabatnya dengan Gallen membuat Bella punya suatu kejahilan.

"Wah - wah, Qia kalian cocok banget deh kalo jadi sepasang kekasih gue dukung. Dilihat juga kayaknya Gallen gak bakal nyakitin lo deh."

Ucapan Bella sukses membuat Ellard marah dan menatap tajam Bella. Karna merasa ditatap Bella balik menatap Ellard dengan sinis.

"Apa lo lihat-lihat! tersinggung ya? tapi itu kenyataan nya!"

Ellard yang mendengar nya langsung membuang mukanya.

....

Tak terasa waktu pulang sekolah. Qia sangat tak sabar karna ia akan dibelikan jajan dan ya mainan juga.

"Ayok cepat kalian lama sekali jalan nya. Qia duluan aja kalo gitu ke parkiran."

Tapi baru ingin berlari tangan Qia ditahan Clara. Mereka akan menaiki mobil Bella karna Darla dan Clara malas mengemudi jadi diantar sopir sama seperti Qia tapi karna sudah dikabari jadi mereka tidak dijemput.

"Sabar Qia masa mau ninggalin kita gak sehati banget atau kamu gak ngaggap kita sahabat lagi."

Rajuk Clara berpura-pura yang membuat Qia keglabakan ingin menjawab apa.

"Eh enggak Clara, kita sahabatan kok FOREVER!"

Qia berusaha meyakinkan Clara dengan menekan kata terakhir. Membuat mereka tersenyum dan berpelukan, mereka senang melihat Qia tidak sedih lagi. Sahabat mana yang tega melihat salah satu ada yang bersedih pasti akan merasa sedih juga dan justru kebalikannya.

Keempat remaja wanita itu sampai di minimarket.

Qia yang tidak sabaran akhir nya berlari duluan masuk. Dan ya mata nya berbinar menatap jajanan dan eskrim karna sudah lama sekali ia tidak berbelanja karna Diana melarang Qia memakan makanan ringan paling hanya sesekali itupun tak lebih dari tiga jenis.

"Wah Qia bingung mau yang mana?kalau banyak-banyak nanti dimarah bunda."

Saat Qia ingin mengambil snack kentang favorit nya, tapi tidak bisa-bisa karna terlalu tinggi membuatnya kesal dan ingin menangis.

"Ih kenapa tinggi banget sih. Jahat banget yang letakinnya diatas," Lirihnya yang ingin menangis tapi ditahan.

Tapi karna tadi sedikit mengenai Qia. Ia pun semakin gencar melompat-lompat sampai suara lompatan terdengar jelas. Ia ingin memanggil sahabatnya tapi entah kemana mereka belum bertemu mungkin sibuk mencari jajan juga.

Saat Qia yang masih ingin melompat-lompat lagi untuk meraih snack itu, ia terkejut ada tangan yang mengangambil snack tersebut.

"Ya ampun dek jangan lompat-lompat nanti jatoh dimarah mama lo!"

Karna kaget dan kesal tak terima dengab ucapan lelaki itu karna Qia merasa ia sudah besar bukan anak kecil lagi. Ia langsung membalik kan tubuhnya menatap garang lelaki itu. Tapi bagi orang yang melihat nya bukan garang tapi imut sangat menggemaskan.

"Ih Qia udah gede ya. Bukan anak kecil!" Marah Qia.

Lelaki itu hanya tersenyum saat melihat dan mendengar Qia. Rasanya ia ingin membawa gadis di depannya ini pulang karna sangat menggemaskan dan ya ia sangat cantik.

Qia pun langsung mengambil snack yang dipegang lelaki itu.

"Qia gak mau marahin Om, karna Om udah baik ambilin Qia snack jadi makasih ya Om. Tapi ambilin satu lagi dong hihihi."

Lelaki itu pun nurut mengambilkan snack lagi untuk Qia tapi ia bengong berpikir setua itu dia sampai dipanggil om. Padahal ia masih kuliah mungkin karna memakai jas kantor. Ia juga berkerja dan mempunyai perusahaan sendiri.

"Om?"

Qia yang terkekeh mendengar nya.

"Qia bercanda kok, kan Qia juga bingung mau manggil apa karna Om kan pakai jas kantor bukan pake seragan sekolah kayak Qia. Lagian ya Om. Sekarang tuh banyak lo cewek manggil Om terus daddy gitu sama cowok yang udah kerja. Qia juga pernah baca sekilas ada ayah sama bayi gula waktu novelnya Clara terbuka tapi langsung dirampas Clara katanya gak boleh Qia baca, kan sedih jadinya."

Lelaki itu kaget mendengar perkataan Qia.

"Hey masih kecil udah ngomong gitu. Kamu pasti salah pergaulan apalagi baca novel yang genrenya gak cocok buat kamu yang masih kecil gini."

"Hihi Om cerewet ya. Ya udah Qia pergi dulu papay Om sampai ketemu lagi dan makasih ya udah bantuin Qia."

Lelaki itupun geleng-geleng dengan kelakuan Qia.

.

jangan lupa tinggalkan jejak sebagai bentuk apresiasi ya <3