Diana yang ingin menghentikan Alex dengan melepaskan tarikan tangan Alex langsung terhenti.
"Kamu jangan coba-coba membela Qia! Dia salah pantas buat dihukum dan sampai kamu membantu Qia aku bakal kasih yang lebih!"
Alex lalu melangkah tapi sebelumnya ia mendorong Diana tapi syukurlah Diana tidak sampai terjatuh.
Tangan Qia sangat sakit ketika ia ingin melepaskan tapi malah ditahan dan ditarik paksa Alex.
Alex membawa Qia ke atas melewati tangga. Qia menangis karna ia digeret paksa, sangat sakit sekali tangannya karna tarikan dari Alex dan berhenti di depan gudang atas lalu Alex membuka kunci pintu.
Alex langsung membuka kunci gudang dan memberi peringatan.
"Kamu malam ini tidur disini! Dan jangan sampai saya mendengar kamu menangis keras, saya akan tambah hukuman kamu Qia." Ucap
Lalu Alex mendorong paksa Qia dan membuat Qia terjatuh kelantai saat Qia terjatuh, kesempatan bagus agar Qia tidak kabur Alex pun langsung mengunci pintu dari luar.
Ceklek
Qia yang meringis sakit terduduk dilantai lantas lalu mendongak ke atas melihat pintu terkunci lalu ia berdiri dan memukul pintu.
Bruk bruk bruk
"Ayah buka! Qia takut ayah. hhiks ayah maafin Qia yah, jangan kurung Qia digudang! Buka!!! H-hiks hiks takut..." Teriaknya dari dalam namun perlahan memelan karena teringat peringatan Alex tadi.
Percuma teriak tapi nihil tidak ada yang mendengar suara Qia seperti nya Alex sudah pergi.
Tubuh Qia merosot kebawah percuma ia teriak-teriak ayahnya tidak akan membukakan pintu.
"Hhiks Qia takut yah bukain pintunya, disini gelap yah Qia takut hhiks hiks..." lirih kecil Qia ketakutan dengan tangan nya sakit perih karena ditarik paksa ditambah lagi badan nya masih sakit dan pegal saat tertidur di mobil Ellard. Lengkap sudah penderitaan Qia malam ini.
"Bunda takut disini gelap bun hiks..."
Karna terlalu lelah Qia pun berdiri dari duduknya ia mencari hpnya tapi sayang sekali tidak ada sinyal disini lalu Qia menghidupkan senter hpnya mencari tempat beristirahat.
Qia yang mencari tempat istirahat namun ia menemukan saklar lampu dan menghidupkannya.
Lampunya hidup walau remang-remang tapi tidak apa setidaknya tidak gelap gulita.
Saat lampu menyala Qia kaget ternyata ini bukan gudang asli tapi seperti kamar terdapat ranjang yang dilapisi kain dan plastik agar tidak kotor atau berdebu, ada lemari pakaian, meja rias , kamar mandi, lengkap seperti kamar wanita walau tidak sebagus dan semewah kamarnya dan orang tuanya.
Lalu Qia menemukan sebuah kotak dan membuka isinya.
Ada sebuah albun foto diatas sekali.
Qia membuka albun foto tersebut terdapat 5 orang disana ada fotonya sendiri kisaran umur 2 atau 3 tahun, ayah, bunda, seorang anak laki-laki berusia 7 atau 8 tahunan, dan satu lagi seorang wanita seumuran bundanya.
Qia bingung siapa anak laki-laki itu dan wanita itu siapa? Seperti tidak asing Qia kesal kenapa ia tidak bisa mengingatnya.
Tapi tunggu wanita tersebut seperti mantan pembantu sekaligus baby sisternya sepertinya iya. Batin Qia lalu ia memejamkan matanya menarik-narik rambutnya agar bisa mengingat tapi kenapa masih tidak bisa.
Qia menaruk kembali album foto ke tempat sebelumnya dan melangkah ke arah ranjang tersebut.
Lalu Qia membuka lapisan plastik dan kain yang terbalut di ranjang tersebut. Benar sekali tidak ada kotor sedikit pun disana. Ia berbaring disana dan menatap langit-langit dengan pikirannya melambung jauh ingin mengingat sesuatu tapi tidak bisa.
"H-hiks kenapa Qia gak bisa mikir sih! sakit banget kalo dipaksaain hiks."
Karna kelelahan, banyak berpikir, dan ditambah lagi badannya yang sakit, pegal dan nyeri akhirnya Qia tertidur.
....
Sinar mentari menerobos jendela dan mengenai wajah gadis mungil tersebut membuatnya terusik sedikit.
Cklek
Pintu terbuka nampaklah seorang wanita cantik, ya dia adalah Diana ia yang membuka pintu dan ingin memastikan putri kesayangannya aman.
Lalu ia melangkah menuju ranjang tapi sebelum melangkah ia mengamati kamar tersebut ia nampak berpikir dan beguman dalam hati tidak tau apa yang dipikirkannya hanya Diana dan tuhan yang tau.
Diana menepuk-nepuk pelan pipi Qia ingin membangunkannya.
"Sayang bangun, udah pagi loh betah banget kayaknya bobok disini," ucapnya membangunkan putrinya.
"Hmm bentar lagi bunda, Qia masih ngantuk bun," erangnya yang enggan membuka mata.
"Gak ada sebentar lagi. Ayah udah nungguin dibawah nanti makin marah lagi sama kamu mau?" Ucapnya berusaha menakuti Qia dan sukses membuat Qia langsung membuka mata dan terduduk.
Qia mengucek - ngucek matanya tapi Diana kaget melihat pergelangan tangan Qia yang merah.
"Sayang tangan kamu merah banget masih sakit?"
"Gak sakit lagi bunda, cuma masih perih sedikit bentar lagi sembuh. Ayok bunda kita kebawah nanti ayah marah lagi," ucapnya.
Setelah berucap Qia langsung mempoutkan bibirnya membuat Diana gemas melihatnya langsung mencium gemas pipi Qia.
"Masih pagi loh sayang udah buat gemas aja nih bayi bunda. Qia masuk kamar dulu sana ya, sekalian Qia mandi nanti langsung kebawah aja kalo udah selesai. Lagian bunda juga baru mau masak nih." Jelasnya kepada Qia.
Diana manggandeng tangan Qia keluar ruangan tersebut.
Setelah beberapa menit mandi akhir nya Qia turun kebawah menuju ruag makannya dan terlihat ayah dan bundanya sudah duduk menunggunya.
"Morning ayah," sapa ramah Qia lalu mencium pipi ayahnya dan dijawab deheman saja oleh Alex.
"Morning bunda," sapanya juga ke sang bunda tak lupa juga mencium pipi bundanya.
"Morning too baby," balas Diana yang melihat gadis mungilnya sudah cantik.
Hanya ada dentingan di meja makan tidak ada pembicaraan karna itulah peraturan nya saat makan tidak boleh berbicara sampai selesai.
"Ayah bunda Qia semalam nemu album foto loh," ucapnya seadanya.
Ucapan Qia sukses membuat Alex dan Diana kaget langsung menatap Qia.
"Disana juga ada foto kita terus ada anak laki-laki dan ada wanita tapi wanita itu mirip banget sama tante andrea. Qia juga kesel gak bisa mikir dan ingat siapa mereka kal.. "
Ucapan Qia terpotong lantaran suara kursi Alex ia tidak ingin mendengarnya.
Alex berdiri dari kursinya namun sebelum melangkah ia menatap Qia.
"Qia, kamu siap-siap ikut ayah dan bunda pergi."
"Iya ayah," ucapnya.
Alex pun melangkah pergi meninggal kan Diana dan Qia yang masih dimeja makan.
"Bunda kita mau kemana?" Ucap Qia menatap bunda nya bingung dengan wajah yang sangat menggemaskan dengan mata bulat mengerjap-ngerjap, wajah yang yang ke bingungan itu membuat Diana menciumin bayi gedenya.
"Sepertinya mau bertemu klien ayah, sana siap-siap dandan cantik ya sayang."
"Hihi bund geli. Iya-iya bunda cantik Qia ke kamar dulu nih."
Qia mencium bundanya dahulu dan langsung melangkah pergi ke kamar nya ingin bersiap-siap.
Diana meremenung masih memikir kan perkataan anak gadis nya.
"Maafin bunda ya sayang," Batin Diana
Dan air mata Diana langsung menetas mengenai meja makan karna Diana sedang menundukkan kepalanya.
Diana langsung berdiri melangkah menuju wastafel untuk mencuci wajahnya.
"Bi tolong bersihin ya meja makan dan lauk-lauk itu juga masih banyak sisahnya yang belum dimakan bibi bagiin aja ya," suruh Diana lembut kepada pembantunya.
Lalu Diana melangkah menyusul suami dan anaknya yang sedang bersiap- siap.