Bella, Clara dan Darla memapah dan mengantarkan Qia menuju gerbang sambil membawa tasnya karena badan Qia terlalu lemas melangkah masuk ke mobil sang bunda yang sudah menunggu di depan gerbang.
Sebenarnya bisa saja Diana langsung menjeput Qia sampai ke kelas tapi karna sahabat-sahabatnya Qia saat menelpon tadi ingin mengatarkan Qia sampai ke gerbang sekolah karna mereka ingin bertemu Diana sekalian keluar kelas.
Saat Diana yang masih berada dalam mobil melihat anak nya sudah muncul ia pun kelur mobil dan berlari melihat anaknya.
Diana kaget melihat keadaan anaknya. Rambut yang sedikit berantakan mata yang bengkak habis menangis tak lupa hidungnya ikut memerah lantaran karena menangis. Dia sedih melihat putri kesayangannha seperti itu dan ia langsung memeluknya erat.
Karna sudah bertemu sang bunda yang diinginkannya sedari tadi, Qia langsung membalas pelukan sang bunda dengan erat tak lupa ia menumpahkan air matanya.
"Hhiks..Bunda..."
Diana mengelus rambut Qia lembut dan menciuminya.
"Ya udah kita pulang ya sayang, Qia juga butuh istirahat nanti bunda buatin bubur," ucap Diana lembut.
Qia mengangguk setuju dan melangkah masuk ke mobil dituntun bundanya, Diana menutup pintu disebelah Qia.
"Makasih ya kalian udah antar Qia. Bunda gak tau nanti gimana jadinya kalau ayah Qia tau tentang ini, padahal baru semalam bunda bilang ke Qia kalau Ellard harus rajin-rajin sekolahnya buat masa depan yang jelas karna ayah nya Qia mau jodohin Qia dengan anak klien nya eh malah mereka berdua lagi ada problem," jelas Diana kepada sahabat-sahabatnya Qia yang langsung membuat mereka kaget.
"HAH!!" kaget mereka serentak karna tidak percaya dengan apa yang mereka dengarkan.
"Bunda serius? terus gimana kalo om Alex tau ini? Pasti makin jadi jodohin Qia, terus bakal jauhi mereka berdua " ucapan Darla yang malah membuat mereka makin takut terjadi.
"Iya bun, gimana jadi nya nanti? Bunda jangan bilang ke om alex ya plis takutnya kita juga yang kena imbasnya, kita gak mau pisah sama Qia bun..."
Mohon Darla kepada diana yang tak terasa air mata nya keluar.
Diana bingung dia juga tak tega melihat mereka berpisah karna mereka bersahabat sejak kecil dan Diana juga berteman baik dengan ibu mereka.
"Iya bunda gak bakal beri tahu kepada ayahnya Qia, tapi bunda mohon pada kalian jagain Qia ya kalo gak ada bunda terutama waktu disekolah."
Mereka langsung lega mendengarnya dan mengangguk setuju bahwa mereka setuju dengan apa yang diana ucapkan. Mereka pun langsung memeluk Diana.
"Makasih bunda!"
Serentak mereka sambil memeluk Diana.
"Iya sama-sama. Ya udah bunda pulang dulu ya, kasian Qia nungguin di mobil."
Mereka pun mengangguk dan menyalami Diana. Saat mobil ingin melaju mereka pun melambaikan tangan ke mobil Diana dan Qia.
Saat para sahabatnya Qia sudah mengantarkan Qia ke depan gerbang mereka pun melangkah pergi menuju ke kelas.
Karna masih istirahat dan sebentar lagi jam istirahat selesai para murid sudah mulai masuk ke kelas tak terkecuali Ellard dan para sahabatnya.
Bella yang melangkah paling depan tapi saat ingin melangkah ke bangku ia berpapasan dengan Ellard sedang duduk dibangkunya dan tatapan mereka bertemu membuat Bella kesal melihat wajah Ellard.
"Ngapain lo lihat-lihat! Muak banget gue lihat muka lo!" Setelah berucap Bella pun langsung membuang muka nya.
Darla dan Clara pun juga tidak ingin melihat Ellard karna sama muaknya.
Saat mereka sudah duduk tiba-tiba Farrel memanggil Bella membuat mereka menatap Farrel.
"Bella lo kan duduk sendiri karna Qia pulang. Boleh ya gue duduk sama lo? Gue males aja disini. Gue gak ikut apa-apa dan tidak tau menau tentang ini."
Bella yang sedikit berpikir akhir nya mengangguk setuju dan berdehem.
"Hmm."
"Kenapa lo tiba - tiba ikut muak sama tuh cowok?" Tanya Bella yang memutar matanya malas.
"Hey bukan gue sendiri ya tapi Harry dan Gallen juga ya. Kita gak tau apa-apa yang dia lakuin. Lagian kalo mau main-main jangan sama Qia dong. Qia masih polos banget mana baik tulus gak cocok banget disakiti. Mending buat gue aja dijamin gak bakal gue sia-siain apalagi demi wanita yang modelan kayak cewek jablay gitu, NAJIS banget!!!" Ucap Farrel penuh penekanan seperti itu dan melirik tak suka ke arah Ellard.
"Enak aja lo! Kira barang apa Qia dilempar gitu. Lagian ya kalian itu satu genk pasti sifatnya sama aja sama main-mainin perasaan anak orang! Kita gak bakal biarin kalian deketi Qia lagi karna Qia mudah percaya dan masih polos jadi bisa aja dikibulin gara-gara kata manis."
Darla dan Clara yang mendengar pun setuju atas apa yang Bella katakan.
"Bener Bel kita harus jagain Qia biar gak dideketin lagi oleh para Bajingan! Atau perlu kita berempat pindah sekolah aja lagian muak lihatnya lama-lama nanti malah bikin Qia makin sedih."
Perkataan Clara membuat Ellard dan sahabatnya kaget tak terkecuali Harry yang sedang minum tersedak apalagi Gallen yang notabatenya sama seperti Ellard pun melotot mendengarnya.
Ellard pun berdiri dari duduk nya dan menghapiri meja ketiga sahabat Qia.
"Gue mohon ke kalian jangan pindah. Terserah kalian mau benci ke gue tapi gue mohon jangan pergi gue gak sanggup jauh dari Qia, kalian gak bakal tau apa yang gue alami."
PLAKK
Darla yang diam menyimak dari tadi akhir nya tak tahan dan menampar Ellard.
"BRENGSEK!! mau lo apa? Lo gak puas liat sahabat gue sedih gitu? Awas lo deket-deket Qia lagi! Kita gak bakal izinin! Beruntung lo, bunda gak mau bilang ke om Alex." Marah Darla.
Ellard yang ditampar Darla hanya diam saja karna ia tau dirinya salah jadi ia harus terima konsekuensi. Tapi bagaimana ia akan mengahadapi bundanya Qia pasti Ellard akan dibencinya memikirkan itu saja Elllard tidak sanggup bagaimana kalau ayah Qia yang tau tidak bakal direstui sampai kapanpun pasti.
"Darla, gue ngelakuin ini karna sesuatu Dar," jelas Ellard dan membuat Darla yang mendengarnya hanya membuang muka. Lalu Darla menatap Ellard.
"Iya kita tau lo lakuin ini semua karna lo mau nyakiti Qia kan! El lo kenapa harus milih Qia kenapa tidak wanita lain? Hiks Qia yang gak tau apa-apa tentang percintaan gini dan baru memulai pasti akan menjadi trauma El. Lo gak mikir lagi!" Ungkap Darla yang mengeluarkan unek-uneknya.
"Darla, plis percaya sama gue. Gue gak pernah tersebit sekalipun ingin menyakiti Qia apalagi buat dia trauma. Gue sayanh Qia!!!"
"CUKUP!!! GUE MUAK LIAT MUKA DAN DENGER OMONGAN LO!!! Teriak Darla.
Murka Darla dan mendorong Ellard sampai Ellard terduduk di bangkunya.
Disaat perdebatan mereka semua murid-murid kelas mereka bahkan tiga orang wanita yang melihat dari luar kelas yang tersenyum angkuh dan sangat bahagia.