"Qia anak klien ayah ada yang laki-laki mending kamu sama dia aja dari pada sama pacar kamu belum tau bibit bebet bobotnya."
"Tapi yah, Qia mau nya sama Ellard gak mau sama yang lain." Ucapnya tak terima.
"Terserah! Awas sampai Ellard gak jelas masa depannya ayah bakal jodohkan kamu!!" Tegas Alex lalu melangkah pergi ke kamarnya meninggalkan Diana dan Qiana yang masih di ruangan depan.
Qia langsung berlari berhamburan memeluk erat sang bunda dan tentu dibalas oleh Diana sambil mengelus rambut anak nya.
"Bunda, Qia maunya sama Ellard. Gak mau dijodohin bun mau hhiks..."
Lirih gadis tersebut membuat sang bunda sedih melihat nya.
"Bilang sama Ellard rajin-rajin sekolahnya, buat masa depan yang jelas sebelum ayah jodohin Qia." Diana yang berusaha menenangkan putrinya.
Qia mendongak menatap sang bunda dari bawah dengan air mata menetes di pipi, tak lupa hidung yang merah ditambah bibir yang dipoutkannya membuat Qia sangat menggemaskan persis seperti bayi yang menangis. Diana yang gemas pun menciumi pipi chubby putrinya membuat Qia kegelian dibuatnya.
"Bunda, ampun hihi geli bunda. Iya nanti Qia bilang ke Ellard. Udah bun ampun hihihi," ucap Qia yang kegelian karna ulah kegemesan sang bunda.
Diana pun menghentikan kegiatannya itu karna tak tega melihat putri kesayangannya tak sanggup kegelian.
"Sana masuk kamar. Kamu masih kecil gak boleh tidur larut-larut. Besok sekolah." Tegas Diana membuat Qiana mengangguk setuju lalu mencium puncuk kepala putrinya.
"Good night bunda."
"Good baby and sweet dream."
Lalu mereka melangkah ke kamar masing-masing untuk melanjutkan istirahat.
...
Di lain tempat segerombolan lelaki remaja masih berkumpul melepas penat otak karna sekolah kata mereka tapi untuk lelaki satu itu karna ingin melupakan masalahnya.
Tidak tau yang akan terjadi esok di sekolah mungkin akan mendiami atau mengacuhkan lagi gadis nya.
"Sudah Ellard jangan galau mulu karena satu cewek. Lo bisa cari seribu wanita lain," ucap Farrel tanpa dosa.
Ucapan yang Farrel lontarkan membuat Ellard menatap tajam mata nya dan ingin mengahajar Farrel.
"JAGA UCAPAN LO!"
Karna sangat kesal Ellard pun ingin mengajar Farrel tapi dengan cepat Harry yang disamping mereka menahan tangan Ellard.
Farrel yang kaget karna bisa-bisanya sahabat yang dari kecil sudah bersama ingin menghajarnya, hanya gara-gara gadis kecil yang baru Ellard temui.
"Apa-apaan kalian berdua bisa begini? Kita udah lama bersama jangan seperti musuh! Aku tak ingin kita ada yang bubar!!"
Harry yang mengatakan itu dengan jelas dan memerintah dan langsung pergi setelah Ellard pergi duluan melanjukan motor besarnya pulang.
Sepanjang jalan Ellard hanya memandang lurus kedepan dengan kecepatan maksimal sampai saat ada seseorang dari samping berlari.
Bughh
"Awww..."
Ellard kaget lantaran dia menabrak seseorang, ia pun turun dari mobilnya.
Saat Ellard melihat ia mengangkat alisnya sebelah. Hmm terdapat seorang wanita yang memegangi kakinya yang kesakitan.
"Maaf saya tidak melihat anda. Saya akan tangggung jawab untuk semua ini." jelas Ellard yang merasa bersalah.
"Dasar kau pria gila! Bisa-bisanya tidak melihat seseorang. Bagaimana jika kaki gue tidak bisa berjalan lagi! Sialan lo-" ucapannya terhenti setelah melihat pelaku.
Saat wanita itu mendongak ke atas ia tidak melanjutkan ucapannya karna kaget siapa pria yang menabrak nya.
"E–ellard!" Kagetnya.
Gadis itu yang makin menjadi setelah melihat pelaku ia seperti sangat kesakitan memegangi kakinya, tapi pada kenyataan nya ia hanya berakting. Pikirnya Rezeki tidak boleh ditolak dan kesempatan tidak datang dua kali.
Ellard yang begitu kaget karna wanita yang ditabraknya adalah wanita yang sangat diajauhinya karna wanita sangat nekat dan terobsesi seperti menyakiti orang polos dan lugu jika keinginannya tidak terpenuhi.
"Ines?" Ucap Ellard yang awalnya memegangi tangan seseorang itu karena khawatir lalu menghempaskan paksa.
"Lo kenapa bisa disini?" Kesal Ellard prustasi melihat Ines.
"Lo jangan lupa Ellard janji lo! Tanggung jawab sama kaki gue! Dan sekarang gue cuma minta lo antar dan jemput kemana gue mau pergi," ucapnya se'enaknya saja.
"Gue bakal tanggung jawab tapi tidak dengan yang ini!"
"Ellard gue gak butuh tanggung jawab pake uang! Gue udah punya tapi gue cuma minta lo antar dan jemput gue sampai nih kaki SEMBUH!!" Ucapnya lagi dengan penekan diakhirnya.
Ellard yang mendengarnya kesal dan ingin marah tapi dia tutup dengan menampilkan wajah datar dan dingin nya, tapi tidak dengan tangan yang mengepal keras.
Ellard tak ingin ambil pusing hanya berdehum menyetujui Ines. "Hmm"
"Ellard, gue mau pulang anterin ya,"ucap nya yang ingin berdiri melangkah namun tak bisa karna kaki masih sangat sakit ditambah sedikit drama.
Ellard pun mengangguk saja, mengantar wanita menyebalkan ini tapi saat motor berjalan tangan wanita ini malah memeluknya erat membuat Ellard makin kesal dibuatnya.
"Ines! tangan lo yang sopan sedikit! Atau gue buat sakit juga tangan lo!!"
Kesal Ellard tapi bukannya sadar diri atau takut ia malah mengeratkannya dan hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Ellard, jangan nanti gue jatuh bisa makin sakit kasian lo makin nambah harinya " ucapan Ines membuat Ellard bungkam karna ia tidak mau wanita ini makin menggila.
tibalah mereka di depan rumah besar tapi tidak sebesar rumah Qia dan Ellard. Ines meminta nomor hp Ellard untuk menghubunginya selagi ia membutuhkan tanggung jawab nya Ellard.
Saat motor Ellard melaju pergi meninggalkan perkarangan rumah nya, lalu Ines bersmirk. Entah tidak tau apa yang dipikirkan Ines hanya ia yang tau.
Lalu Ines memasuki rumah dibantu oleh para pembantunya.
....
Pagi yang indah menyambut untuk memulai hari yang indah.
Langkah kecil gadis tersebut tak sabaran saat memasuki area sekolah karna ia tidak sabar bertemu para sahabatnya apalagi sang kekasihnya.
Padahal baru sehari tidak berjumpa tapi rasanya sangat tidak sabaran.
Senyum indah dan sapaan ramah kepada semua penduduk sekolahnya tapi terhenti saat ia melihat seseorang yang ia sangat rindukan di depan sana keluar dari mobil bersama seorang wanita dan sangat perhatian menuntun wanita itu berjalan. Sukses membuat Qia berpikir yang tidak-tidak.
Qia melangkah ke arah kelas dan langsung menuju ke meja Ellard karna Ellard baru saja duduk.
"El? Kamu kenapa bisa bareng sama wanita itu?" Tanya Qia penasaran dengan raut muka kebingungan.
"Gue cuma nebengi dia doang gak lebih! Apalagi sampai ketawa-ketawa dan pergi sama cewek lain." Ucap Ellard yang masih saja kesal dengan kejadian Qia kemarin.
Qia kaget dengan apa yang Ellard ucapkan ternyata ia masih marah dengan kejadian kemarin.
"El soal kemarin? Qia minta maaf. Beneran Qia lagi males main hp jadi lupa ngabarin kamu."
"Hmmm"
Penjelasan Qia dan perminta maaf'an hanya dibalas deheman saja oleh Ellard.